Tiba hari pernikahan. Kalea yang berjalan bersama Alexandra di tengah banyak para tamu sungguh sangat bahagia. Memakai gaun berwarna putih dan rambut yang disanggul bagaikan bak bidadari hari itu. Banyak yang memberikan ucapan selamat pada mereka, tak lupa Kakak Mita Mirzani ada disana terlihat pelik. Tak disangka hari bahagia itu akhirnya datang juga.
Ibu mertua yang duduk di kursi roda juga adik ipar yang bernama Friska berada di sampingnya, mereka bertepuk tangan seraya tersenyum ke arah Kalea. Akhirnya, acara sakral itu berjalan dengan lancar. Kalea membuka lembaran baru bersama pria yang ia cintai.
Kini Kalea dan Alex sudah berada di hotel untuk melakukan ritual halal sepasang suami istri.
Kedua insan yang sedang di mabuk cinta itu sedang bergumul di bawah selimut tebal. Cuaca dingin tak membuat mereka kedinginan yang tak memakai pakaian, karena hal yang keduanya lakukan dapat mengalahkan hangatnya mentari pagi. Peluh keringat membasahi tubuh menjadi saksi betapa dahsyat percintaan kedua insan itu.
Ternyata benar kalau surga dunia itu ada. Buktinya Kalea dan Alexandra merasakan kenikmatan yang luar biasa, ketika berhasil menyatukan diri mereka. Pada saat itulah kesucian yang selama ini gadis itu jaga diberikan pada suaminya.
“Terima kasih sudah mau memilih aku yang tidak punya apa-apa,” ucap Kalea sembari memeluk sang suami.
“Karena istriku adalah orang yang baik hati, terimakasih juga karena mau tinggal dengan Ibuku,” balasnya seraya mengecup kening istrinya.
Setelah menikah, Kalea tinggal bersama keluarga Alexandra. Mereka yang satu rumah awalnya baik-baik saja, ibu mertua selalu baik dan perhatian padanya. Begitu pula dengan Kalea, ia selalu mengurusi ibu mertuanya dikarenakan sedang sakit parah hingga sudah tidak bisa berdiri.
Gadis itu tak apa jika tinggal satu atap bersama keluarga Alexandra. Karena baginya, ibu Alex adalah ibunya juga. Dan Kalea sangat berterima kasih pada suaminya karena telah memberinya keluarga baru yang belum pernah ia rasakan.
Tapi…
Setelah beberapa bulan menikah, kondisi ibu mertuanya semakin parah hingga harus menginap di rumah sakit.
“Waktunya tidak banyak lagi,” ucap sang dokter pada Kalea dan Alex.
“Apa maksudnya, dok?” tanya Alex yang cemas.
“Tubuh pasien sudah sampai batasnya, mulai sekarang obat sudah tidak ada gunanya lagi.”
“Apa?! Apa tidak ada alternatif lain, dokter?” tanya Kalea merasa sedih.
Dokter yang selama ini menangani penyakit ibu Melinda memberitahukan bahwa sudah tidak ada cara lain untuk menolongnya, kecuali dengan donor ginjal. Tetapi, prosedurnya sulit dan mencari pendonornya juga tidak mudah.
Alex yang menangis dan air mata Kalea yang sudah tidak terbendung lagi jatuh. Gadis itu merasa kasihan pada suaminya, ia tak punya Ayah dan hanya memiliki seorang Ibu disisinya.
“Kematian pasti akan mendekat sejalan dengan usia..,” tangis pecah di ruang inap ibu Melinda bersama anaknya. Friska yang tak menerima ucapan sang ibu memarahinya.
“Ibu, kami pasti akan menemukan pendonornya. Mungkin anggota keluarga bisa jadi pendonor,” saran Kalea memegang tangan ibu mertuanya.
Friska yang mendengar itu seketika marah pada Kalea, ia menganggap bahwa pendonor akan memiliki bekas luka pada tubuhnya, sedangkan Friska sang adik iparnya belum menikah, maka dia tidak mau melakukan saran itu meskipun adalah ibu kandungnya sendiri.
Namun, bukan hanya Friska yang menolak, melainkan suaminya juga. Alasan Alex menolak adalah bahwa dirinya sudah melakukan tes darah kemarin, tetapi golongan darahnya berbeda dengan ibunya.
“Kalea, bukankah golongan darahmu O?” tanya sang ibu mertua dengan wajah datar.
“Apa? Oh iya benar, tapi…” jawab Kalea dengan ragu.
“Kalau benar O kecocokannya akan lebih besar!” tegas Alexandra meremas kedua pundak istrinya.
“Nak! Aku adalah ibumu juga, aku masih ingin melihat cucu dari kalian, aku ingin melihat kebahagiaan itu…!” keluh sang ibu mertua. Hingga akhirnya Friska dan Alex juga ibu mertua memohon pada Kalea saat itu. Semua meyakinkannya agar menjadi pendonor.
“Tapi ibu, bukankah itu permintaan yang berlebihan pada kakak ipar yang baru saja masuk ke keluarga kita?!” selang Friska pada sang ibu.
“Oh, itu tidak apa-apa, karena kita keluarga dan ibu juga adalah ibuku setelah menikah,” ungkap Kalea seraya tersenyum.
Kalea benar-benar gadis polos! Ia mengambil keputusan yang besar tanpa tahu resikonya, mengapa tidak mencari pendonor lain! Apakah mereka tidak memiliki uang?!
Ibu Melinda yang menanyakan kapan gadis itu akan melakukan pemeriksaan untuk menjadi pendonornya. Sesaat Kalea pun pergi dari kamar inap tanpa ditemani suaminya dan segera melakukan perjanjian pemeriksaan donor ginjal.
Ketika gadis polos itu pergi, wajah mereka berubah 180 derajat. Topik pembicaraan pun sudah mulai berbeda.
“Di mana kau menemukan anak polos itu? Hebat juga kakakku ini, haha,” tawa Friska meledek kakaknya.
“Hasil pemeriksaannya pasti cocok. Sebelum menikah dia sudah melakukan cek kesehatan, aku sendiri yang mengantarnya,” jawab Alex dengan wajah sinisnya.
“Kamu sudah cerita ini ke Carlin?” tanya ibu Melinda khawatir.
“Pastinya sudah.”
“Carlin sebentar lagi akan melahirkan, kan? Aku jadi bisa melihat cucuku,” tawa dan senyum wanita tua itu tersirat pada kulit wajahnya yang kendur.
“Saking ingin bertemu cucu, ibu sampai membelikan stroller! Lucu sekali, ya,” sela Friska.
Di sela pembicaraan Alex keluar untuk menerima telepon dari Carlin, pacarnya yang belum menjadi istri sah namun sedang hamil.
Alexandra yang khawatir dan menanyakan kondisi kehamilan Carlin kini sudah memasuki usia kandungan 9 bulan ternyata baik-baik saja.
“Bagaimana wanita yang akan mendonorkan ginjalnya ke ibu?” tanya Carlin.
“Jangan khawatir, aku akan ceraikan dia setelah operasi. Lalu segera menikah denganmu.”
Alexandra yang sedang bertelepon dengan pacarnya itu melihat Kalea dari kejauhan. Keduanya melambaikan tangan satu sama lain. Hingga Kalea semakin dekat dengannya, ia tergesa-gesa menutup telepon tersebut. Kalea yang terkejut karena tiba-tiba saja dipeluk oleh suaminya dan mengucapkan terima kasih padanya.
Kalea pun membalas ucapan terima kasih dari Alex karena sudah memberikannya kehidupan baru. Dengan menjadi pendonor ginjal untuk ibu mertuanya, Kalea pikir dia bisa mempertahankan keluarga itu dengan pengorbanannya.
***
Sesampainya mereka di rumah, hanya ada Kalea dan Alex. Sepasang suami istri itu sedang beristirahat di ruang tamu. Alexandra yang semakin tak sabar untuk menunggu hari dimana Kalea akan mendonorkan ginjalnya itu, kini pria itu meyakinkan Kalea agar tak takut untuk melakukan operasi.
“Tapi aku khawatir kau nanti jadi punya bekas operasi,” pelik Alex peduli pada Kalea, ia memegang pinggang sang istri lalu mengangkat ke dalam pangkuannya.
“Kalau begitu, mau kuperlihatkan dulu sebelum operasi?” tanya Kalea menggoda suaminya itu seraya mempermainkan rambutnya dengan berantakan.
Tak lama, obrolan itu membuat keduanya telah sampai pada ujung hasrat, kini pasangan suami istri itu saling bertukar saliva. Hingga membuat mereka melakukan ritual suami istri di sana. Ya, di atas sofa.
*
*
Keesokan harinya, Kalea menelepon teman dekatnya Mita Mirzani. Dia terkejut karena sudah tak ada kabar beberapa bulan ini setelah menikah, lalu tiba-tiba mengabari bahwa gadis itu akan melakukan operasi donor ginjal untuk ibu mertuanya. Memang tidak masuk akal.
“Coba pikirkan lagi, itukan bukan hal sepele! Efeknya juga tidak main-main, Kalea!” teriak Mita di telepon.
“Aku tahu, kakak. Tapi akan aku tetap kulakukan. Dia kan juga ibuku setelah menikah, kalau aku bisa ya harus kulakukan,” balas Kalea tertawa kecil.
Memang tidak habis pikir, benar-benar tidak bisa diprediksi gadis polos ini! Kalea kau akan tahu akibatnya setelah merasakannya.
“Hah? Aku benar-benar tidak paham kenapa harus kamu yang melakukannya?” tanya Mita balik merasa ada yang janggal, tetapi saat akan memberitahukan sesuatu yang ada di benak Mita, tiba-tiba saja panggilannya putus.
Benar saja, kedatangan Melinda sang ibu mertua yang sedang duduk di kursi roda dan Friska sang adik ipar yang habis mengantar ibunya untuk pemeriksaan donor ginjal itu yang membuat panggilannya terputus.
Kalea yang khawatir pada ibu mertuanya menanyakan bagaimana kabarnya. Namun, sang ibu mertua yang tak tahu diri itu meminta pada Kalea agar jadwal pendonoran ginjal segera dipercepat.
Tanpa disadari dirinya mengiyakan ucapan Melinda, di benaknya agar Kalea dan keluarga barunya bisa hidup untuk waktu yang lebih lama. Maka jadwal operasi dimajukan, menurut Kalea lebih cepat maka lebih baik. Lalu, mereka bisa berkumpul bersama di rumah lagi.
Tak lama, Alex datang dan merangkul pinggang Kalea, ia yang dikatai romantis oleh adik iparnya itu menjadi salah tingkah. Alex yang berada di sisi istrinya, membuat Kalea merasa tenang dan tidak merasa cemas akan perihal operasi donor ginjalnya.
*
*
*
~Support terus cerita ini ya. Boleh dibantu like, komen, dan subscribe nya.
~Dilarang meloncat bab dan menumpuk bab, karena akan berpengaruh pada cerita author dan gagal gajian:(
~Semoga hari-hari kalian menyenangkan^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Wirda Lubis
kalea pikir kan dulu ntar kamu sengsara
2024-02-12
0
Tangsan Tangsan
semangat Thor🔥🔥🔥
2023-12-03
1
Tangsan Tangsan
lanjut thorr kalo ga gw banting hp ni🤧
2023-12-01
1