Beberapa Minggu kemudian, kondisi Kalea sudah mulai membaik dan diperbolehkan pulang. Sembari rutin meminum obat yang diberikan oleh dokter serta menjaga pola hidup yang sehat, maka hidup dengan satu ginjal kemungkinan akan baik-baik saja untuk beberapa tahun ke depan.
Kalea yang sudah lama tidak melihat rumah keluarga hangatnya itu merasa semangat ketika baru tiba di sana. Gadis itu memaksakan diri dengan keinginannya untuk pulang sendirian tanpa suaminya.
“Wah, sudah lama tidak jumpa-” potong Kalea terdiam di depan pintu rumahnya, nyeri perut tiba-tiba saja menyerangnya. Namun, begitulah efek akibat transplantasi organ, akan merasakan sakit di bagian letak operasinya.
Gadis itu melihat rumah yang sudah lama ia tidak jumpai berantakan dan penuh dengan cucian. Kalea pun tak bisa berdiam diri, ia segera membersihkan rumah lalu memasak untuk makan malam sebelum suaminya pulang. Tidak memikirkan diri sendiri, begitulah ketika seorang perempuan amat mencintai prianya.
Hingga malam hari, Kalea yang menahan kantuk di meja makan menunggu sang suami untuk pulang. Hingga lupa bahwa dirinya sama sekali belum ada asupan makanan dari sejak pulang dari rumah sakit.
“Sayang!” teriak Kalea mendengar pintu terbuka, dirinya terbangun dari tidurnya yang terjaga, dan benar saja Alex pulang.
“Sudah pulang, ya. Lapar, kan? Aku sudah siapkan makanan,” ucapnya tersenyum sembari mengambil jas milik Alex.
“Kamu kan baru pulang dari rumah sakit, sudah beres-beres? Harusnya fokus pada pemulihanmu dulu,” kata Alex menatapnya prihatin.
“Aku tidak apa-apa, aku lebih khawatir dengan ibu. Karena dia belum keluar dari rumah sakit,” balasnya dengan tatapan penuh makna.
Alex yang mendengar itu berusaha menenangkan Kalea dan agar tidak memikirkannya. Kini, dengan kondisi Kalea Alex hanya bisa memberikan perhatian dengan kata, “Aku akan merawatmu sampai ibu pulang nanti.” Namun, Kalea yang tiba-tiba saja teringat perkataan dokter bahwa selama masa pemulihan, gadis itu dilarang untuk berhubungan badan, “Bolehkah ditahan dulu keinginannya? Karena masih agak sakit,” ucapnya tersipu malu. Alex yang mengetahui itu mengerti dengan keadaan istrinya.
Kalea yang tersadar bahwa makanan yang dia hangatkan sudah sampai batas waktunya, kini segera mungkin mengangkatnya, lalu menyiapkan hidangan itu di atas meja. Alex yang pergi beranjak ke kamar untuk mengganti pakaiannya, kini pria itu merasa kasihan pada gadis yang ia nikahi. Entahlah apakah itu tanda cinta. Namun, dipastikan mau bagaimanapun dirinya harus melepaskan gadis itu dengan pelan-pelan. Karena ada Carlin yang memberinya seorang putri dari darah dagingnya sendiri.
***
*Swung*
*Swung*
Suara keras dari alat penyedot debu. Kalea yang seharian ini membersihkan rumah, hingga tak memikirkan kesehatannya sehabis pasca operasi.
“Argh!” kram perut pada bagian kanan tiba-tiba datang begitu saja. Kalea yang spontan memegang perutnya yang sakit, tak menyadari bahwa efek samping menjadi pendonor ginjal akan hidup dengan tubuh sesakit ini.
‘Akhir-akhir ini perutku sering sekali sakit, apa ini efek dari operasi, ya? Padahal sudah lewat sebulan,’ umpatnya kebingungan.
*Cekrek* suara pintu yang terbuka, ia mendapati Ibu mertua nya baru saja pulang.
“Ah, Ibu sudah pulang. Darimana saja?” tanya Kalea antusias. Sesaat, dia yang tak mendapati jawaban apapun dari Ibu mertua nya, sementara sang Ibu mertua yang tak menghiraukan menantu nya itu memasuki kamar hanya untuk menaruh barang belanja. Lalu, tak lama ia segera pergi keluar kembali dari rumah itu.
*Brak!* suara pintu kamar yang terbanting dengan sangat keras membuat gadis itu terkejut, baru kali pertama Kalea mendapati sang Ibu mertua nya seperti itu. Saat pulang hingga pergi kembali Kalea hanya mendapati wajah masam pada Ibu mertua nya. Tak ada senyum sedikitpun padanya.
“Ibu akan pergi dulu,” ucap Melinda, ia menggunakan tas branded dan pakaian glamor juga perhiasan di tubuhnya. Tak seperti Kalea yang saat ini hanya memakai baju polos dan celemek kotor berwarna merah. Hiasan wajah saja tak ada, apalagi perhiasan.
Semakin hari semenjak kepulangannya dari rumah sakit, dan masa nya pemulihan bukan istirahat yang gadis itu dapatkan. Melainkan terus membersihkan rumah dan melayani suami serta ibu mertuanya. Hanya saja gadis polos itu seolah menganggap bahwa itu memang tugas dia.
‘Ibu juga terlihat sensitif hari ini, apa efek operasi juga, ya,’ umpatnya merasa sedih. Ia tak memikirkan hal aneh dan selalu berfikir positif pada mertuanya itu. Itulah sifat Kalea, ia berhati baik, polos, juga murah senyum, selalu memikirkan perasaan orang lain. Tapi, mudah untuk di manfaatkan orang lain.
‘Mumpung Ibu sedang keluar, sekalian deh aku bersihkan kamarnya,’ umpat Kalea.
Kalea yang berinisiatif untuk membersihkan kamar mertua nya itu, mendapati banyak sekali tas-tas belanja di atas meja.
‘Setelah pulang dari Rumah Sakit, ibu banyak berbelanja, ya.’
‘Kira-kira apa sih yang di beli?’
Kalea yang penasaran dengan isi belanja mertua nya, ia melihat nya tanpa rasa takut, karena baginya dia dan Ibu mertuanya sudah seperti anak dan Ibu kandung sendiri. Mertua nya sangat menyayanginya hingga pernah saling berbagi saat pertama kali menjadi menantu di rumah itu.
Lalu, ia mendapati di dalam sana ada banyak sekali perlengkapan bayi. Mulai dari baju bayi, sepatu bayi, bahkan mainan bayi. Kalea yang terkejut dengan apa yang ia lihat sangat merasa senang kala itu.
‘Kayaknya Ibu benar-benar ingin menimang cucu.’
Kalea yang tersenyum malu tak percaya bahwa Ibu mertuanya sangat peduli pada nya, sudah tak sabar ingin menimang cucu dari rahimnya itu. Pikirnya.
‘Baiklah, aku akan pura-pura tidak tahu, demi menunggu Ibu yang memberikan langsung,’ umpatnya dalam hati.
Hingga tiba malam hari. Saat Kalea sedang mencuci piring, tiba Suami dan Ibu mertua nya pulang bersama. Kalea yang senang namun kebingungan akan kepulangan mereka bersama tetap menyambutnya dengan senang hati.
“Eh, sayang sudah pulang. Oh, Ibu juga, kalian pulang bersama-sama?” tanya nya seraya tersenyum.
“Ibu dan Alex pasti sudah lapar, kan? Aku akan segera menyiap-” potong gadis itu.
“Kalea,” panggil Alex suami nya.
“Iya, ada apa suamiku?” tanya Kalea kebingungan, saat hendak akan menyiapkan makan malam tiba-tiba saja di hentikan oleh suaminya.
“Aku mau bercerai,” ungkap Alex dengan wajah datar.
Degg.
Seketika kata-kata yang keluar dari mulut suaminya bagaikan petir yang menyambar dan menusuk jantungnya.
“Aku mau bercerai, aku akan memberikan kompensasi yang cukup. Jadi, mari kita bercerai secara damai,” sambungnya.
“Ap-Apa yang kamu bicarakan? Aku tak mengerti, sayang.”
“Kenapa tiba-tiba begini?” tanya nya dengan wajah sedih.
“Kalea, aku punya wanita lain.”
“Aku ingin tinggal bersamanya dan membangun sebuah keluarga harmonis bersamanya. Makanya, aku ingin kita bercerai!” tegas jujur Alex.
“Kalea! Setelah operasi kamu juga tidak pernah tidur dengan Alex lagi, kan? Padahal aku ingin sekali segera punya cucu,” sindir sang Ibu mertua.
“Ibu… Karena operasi itu, aku belum boleh langsung hamil,” ujar Kalea membela diri.
“Dengar, tuh! Jadi maksudmu ini salahku!? Kita jadi belum bisa memberikan Ibu cucu!” bentak Alex seakan menyalahkan Kalea.
“Bu-bukan begitu….” sanggah patah-patah gadis itu.
“Sudahlah!”
“Aku mau bercerai,” tekad Alex tak mau menarik ucapannya.
Kalea tak menyangka bahwa suaminya akan menceraikannya begitu saja, setelah apa yang sudah ia korbankan demi keluarga ini. Sakit memang rasanya, pria yang selama ini ia cintai dengan penuh ketulusan dan pengorbanan, ternyata lebih memilih bercerai dengan alasan memiliki wanita lain.
“Kenapa kamu menceraikanku… Aku tidak bisa. Aku tidak mau bercerai,” kekeuh Kalea, ia menangis di hadapan suami dan Ibu mertua nya itu. Namun, tetap saja tidak ada di antara mereka yang mengasihaninya. Tak ada yang membelanya, saat ini dia disudutkan dan disalahkan atas tak bisa memberikan keturunan untuk mereka.
“Bagaimana, bagaimana denganku… Aku sudah memberikan semuanya padamu, apa kau setega ini padaku?” tanya nya dengan tangis sesenggukan. Air mata yang membasahi pipi manisnya dibiarkan begitu saja oleh pria yang saat dulu mengejarnya.
“Toh selama ini aku sudah banyak memberimu, kebahagiaan, uang dan tempat tinggal. Jadi, pergilah, dan pegang ini sebagai kompensasinya, tidak perlu banyak tanya lagi, kan?” pungkas Alex sambil menyerahkan sebuah tas kecil berisikan uang.
“Jangan lupa, biaya rumah sakit mu juga mahal, dengan uang ini kamu bisa menyewa rumah, lalu pergilah cari uang untuk hidupmu!” tegas Alex, ia mendorong Kalea hingga keluar dari pintu rumahnya.
*BRAK!*
Kalea yang di dorong hingga terperosok di depan pintu, hanya bisa menangis dan memeluk tas kecil yang diberikan suaminya. Ia terduduk sangat lemah tak berdaya saat ini, tak ada yang dia miliki selain dirinya sendiri. Orang tua tak ada, kerabat pun tak ada, lalu dia menjadi sebatang kara.
Namun, apalah daya gadis polos berusia 20 tahun itu merelakan hidupnya selama hampir satu tahun di keluarga itu. Awalnya, ketika dia mendapati sosok pria yang penyayang, baik, hingga perhatian dan peduli padanya, siapa sangka Kalea yang polos dan tak memiliki kasih sayang dari siapapun luluh akan hal itu.
Gadis itu masih berdiam diri di depan rumah tersebut, berharap itu hanyalah kesalahpahaman. Tapi, sudah hampir 3 jam ia di sana, tak ada yang membukakan pintu untuknya. Lalu, Kalea benar-benar pergi meninggalkan rumah suaminya. Dengan wajah yang pilu, mata yang lesu, dan efek operasi yang sakitnya menggebu-gebu ia berjalan hingga tak tau arah.
Hanya berbekalkan pakaian yang ia pakai, kaki yang menyentuh tanah, dan udara dingin menyelimuti tubuhnya hingga menusuk tulang. Sungguh kasihan nasib malang gadis sebatang kara itu.
*
*
*
~Support terus cerita ini ya. Boleh dibantu like, komen, dan subscribe nya.
~Dilarang meloncat bab dan menumpuk bab, karena akan berpengaruh pada cerita author dan gagal gajian:(
~Semoga hari-hari kalian menyenangkan^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Wirda Lubis
si Alex sama ibu nya semoga dapat karma
2024-02-12
0
Ratu Kalinyamat
sedih bget ya. /Sob//Sob//Sob//Sob/
2023-12-22
0
Ma Em
yang sabar Kalea si Alex dan ibunya pasti akan mendapatkan balasan yang yang lebih menyedihkan dari kamu Kalea
2023-12-11
2