4. Ide Dodi [R]

Dua minggu berlalu, bayi Ganesha yang sudah bisa menghirup udara luar tanpa harus berada di dalam inkubator merupakan kabar baik untuk Adhisty. Akhirnya, dia bisa menimang bayi itu sepuasnya. Saat dia berkunjung beberapa hari yang lalu dan sedikit terkejut bayi kakaknya sudah diberi nama oleh Ghazi. Dokter anak yang menyampaikan hal itu kepadanya karena itu hari terakhir Ghazi datang menjenguk putranya. Adhisty merasa sedih bahwa bayi yang sudah kehilangan ibunya justru sekarang diabaikan oleh sang ayah.

Dia tahu memang tidak mudah kehilangan istri saat melahirkan penerus baginya, tetapi harusnya dia juga harus berjuang untuk putranya yang sangat membutuhkan kasih sayang dari ayahnya, orang tua satu-satunya.

Semua keluarga berkumpul kecuali Ghazi karena mereka mendapat kabar jika dokter anak telah memperbolehkan Ganesha untuk pulang. Berat badannya telah mencukupi dan semua tes kesehatan yang sudah dilakukan menandakan bahwa bayi itu sehat. Sebelum membawa pulang, mereka berdiskusi untuk sementara waktu di mana bayi itu tinggal.

Sebagai perwakilan dari pihak Ghazi, Hasyim meminta tolong kepada keluarga Adhisty untuk sementara waktu merawat bayi kecil itu. Sebenarnya dia tidak ingin menyerahkan, tetapi bagaimana lagi kondisi putranya yang seperti mayat hidup tidak mungkin bisa merawat cucunya. Jika istrinya yang merawat sendiri pasti akan kelelahan. Banyak ketakutan jika dia mempekerjakan babysitter di zaman sekarang.

“Halo, baby G, ini tante atau onti, terserah kamu deh mau panggil apa. Hihi, tante seneng kamu hadir di hidup tante.” Adhisty mengajak bayi itu berkomunikasi.

Hingga siang, Adhisty merawat bayi itu didampingi oleh perawat karena dia harus belajar cara merawat bayi sekecil itu. Karena dia merupakan anak terakhir sehingga tidak ada keterampilan dalam merawat anak apalagi bayi. Dia berusaha tegar demi putra kakaknya, yang saat ini kehilangan kedua orang tuanya. Meski sang ayah masih ada, tetapi kehadirannya tidak ada.

Dia kembali memandang Ganesha, yang jika diperhatikan, sangat mirip dengan Gayatri dari fitur wajah. Hanya matanya yang mirip dengan Ghazi.

oOo

Karena Hasyim tidak dapat menghubungi nomor Ghazi, sepulang kantor dia memutuskan untuk mampir ke rumah putranya. Usai memarkirkan mobilnya di halaman rumah, dia masuk ke dalam rumah yang tidak terkunci.

“Cerobohnya anak ini,” gerutu Hasyim.

Dia menuju ke ruang tengah dan terlihat pemandangan yang membuatnya geram. Di sana terlihat, Ghazi terkapar tidak sadar dengan dikelilingi botol-botol yang berserakan. Hasyim mengambil salah satu botol di sana dan melihat jenis minuman apa yang membuat putranya seperti ini.

“Wh*ski\, V*dka. Hah\, anak ini!” geramnya membuang botol itu. Lalu Hasyim membangunkan putranya.

Karena tidak juga bangun, Hasyim mengambil air dan disiramkan ke wajah putranya. Ghazi yang bingung mendapat perlakuan tersebut pun terbangun dengan mengerjapkan matanya untuk memperhatikan sekeliling.

“Apa yang sudah kamu lakukan, Ghazi!” teriak Hasyim karena putranya linglung.

“Oh, Ayah. Ada apa, Yah?” Ghazi yang baru melihat sosok ayahnya di hadapannya dengan jelas.

“Apa-apaan kamu! Inget anakmu, Zi!” bentak Hasyim lebih keras.

Namun, Ghazi yang tidak menunjukkan reaksi apa-apa membuat Hasyim semakin jengkel dengan putranya sendiri. Dia menampar putranya agar sadar dan segera bertindak sesuai yang seharusnya.

“A-yah,” lirih Ghazi memegang pipinya yang terasa panas. Dia menjadi sadar dari mabuknya setelah tamparan itu.

“Ayah ingin menyadarkan kamu agar kamu bisa bertahan paling tidak demi anakmu. Anakmu yang saat ini sedang sendirian, apakah kamu membiarkan dia kehilangan kedua orang tuanya? Sedangkan kamu sendiri masih hidup! Katakan pada ayah agar ayah bisa membuat keputusan untuk putramu!” tegur Hasyim yang habis kesabaran menghadapi putranya ini.

“Maafkan aku, Yah. Aku masih bersedih atas kesedihan Ge,” sahut Ghazi.

“Tapi apa pantas kamu mabuk-mabukan sedangkan putramu di rumah sakit tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya!” hardik Hasyim terakhir. “Jika hingga akhir bulan kamu tidak bisa membuat dirimu menjadi lebih baik maka jangan harap kamu bisa menemui putramu!” Hasyim meninggalkan Ghazi sendirian di sana.

Sepeninggal Hasyim, Ghazi merenungi semua kata-kata yang diucapkan oleh ayahnya. Dia sadar dan kecewa terhadap diri sendirinya. Pasti jika Gayatri masih hidup, istrinya pasti juga akan ikut marah dan kecewa. Dia harus berubah, bukan demi siapa pun, tetapi demi putranya. Dia tidak ingin kehilangan putranya setelah dirinya kehilangan istrinya.

Dia memilih untuk membersihkan diri terlebih dulu dan siang itu memanggil jasa kebersihan untuk membersihkan seluruh rumahnya. Karena memang ketika bersama Gayatri dia tidak memiliki asisten rumah tangga. Itu semua permintaan sang istri saat kali pertama mereka pindah ke rumah ini. Semua botol alkohol yang sudah dibuang dan rumah yang sudah bersih membuat dirinya tersenyum.

“Maafkan aku, istriku,” ucapnya merasa bersalah.

oOo

Seminggu sudah Adhisty merawat Ganesha sendirian, orang tuanya terutama ibunya yang banyak berada di rumah hanya membantu sebisanya. Kantung mata semakin hitam, rambut acak-acakan, dan moodnya sangat buruk akibat kurangnya tidur selama merawat keponakannya. Seminggu itu pula tidak ada kabar dari orang tua Ghazi maupun kakak iparnya itu.

“Duh, ke mana semua orang! Sama sekali tidak bertanggung jawab.” Adhisty mengeluarkan uneg-unegnya terhadap semua orang. Karena sama sekali tidak ada yang membantunya.

Orang tuanya saja lebih memilih pergi dari rumah atau menjaga pun hanya ketika dia butuh ke kamar mandi atau makan.

Sementara keempat orang tua telah bertemu untuk berdiskusi bagaimana nasib selanjutnya baby Ganesha. Karena Hasyim menceritakan keadaan Ghazi yang masih memperbaiki diri agar layak merawat putranya sendiri.

“Jadi, bagaimana, Pak. Apakah kita merawat Ganesha secara bergantian? Dua minggu di sini dan dua minggu bersama kalian?” tanya Hasyim meminta pendapat.

“Apakah lebih baik tinggal di satu rumah hingga dia cukup umur untuk berpindah-pindah merawatnya?” balas Dodi.

“Iya ya, dia masih terlalu kecil untuk dipindah-pindah. Jika begitu, saya dan istri menyerahkan kepada keluarga Bapak karena saya dan istri masih bekerja dan kadang harus keluar kota. Juga tidak mungkin kami menitipkan kepada pembantu,” timpal Hasyim.

“Pak, saya mengusulkan bagaimana jika kita menikahkan saja Ghazi dan Adhisty agar Ganesha juga ada yang merawat dan Ghazi ada yang memperhatikan,” Dodi mendadak mengusulkan hal tersebut.

“Pak Dodi, kenapa mengusulkan hal yang sangat tabu seperti itu? Apalagi, Gayatri baru saja meninggal,” tanya Hasyim. Bukan tersinggung melainkan dia kasihan terhadap Adhisty yang masih di usia muda, tetapi dibebankan dengan tanggung jawab yang bukan miliknya.

“Daripada Ghazi menikahi perempuan lain yang belum tentu menyayangi putranya, Pak. Lagi pula, saya tidak ingin cucu saya dirawat orang lain.” Dodi semakin mencoba meyakinkan Hasyim agar setuju.

“Baik, saran Bapak akan saya terima, tetapi semua keputusan tergantung dari Ghazi dan Adhisty,” ucap Hasyim yang tidak menyetujui juga tidak menolak.

oOo

Di sisi lain, Adhisty yang sedang menidurkan sang keponakan dengan menggendong karena bayi gembul itu tidak mau ditidurkan. Satu jam kemudian, akhirnya Ganesha mau tidur dan direbahkan di atas ranjang. Dia pun ikut merebahkan dirinya sebelum menyatu bersama bantal. Gawainya yang berada di nakas bergetar dan menyala. Tertera di sana sebuah pesan dari seseorang.

Terpopuler

Comments

Khairul Azam

Khairul Azam

aneh banget jaga bayi aja kebingungan yg kasihan ya adisty

2024-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kematian dan Kelahiran
2 2. Berita Buruk bagi Adhisty
3 3. Kesakitan [R]
4 4. Ide Dodi [R]
5 5. Hukuman atas Kesalahan [R]
6 6. Menikah [R]
7 7. Malam Pertama? [R]
8 8. Foto Gayatri [R]
9 9. Tamparan [R]
10 10. Nasihat dari Adhisty [R]
11 11. Mencari Tahu [R]
12 12. Timbul Masalah [R]
13 13. Meminta Tolong [R]
14 14. Teror Foto Kembali [R]
15 15. Saksi yang Tersembunyi [R]
16 16. Pembuktian [R]
17 17. Pemecatan [R]
18 18. Siapa Dia? [R]
19 19. Meminta Maaf [R]
20 20. Penyelidikan [R]
21 21. Pemutusan [R]
22 22. Mendapat Hasil [R]
23 23. Ancaman [R]
24 24. Masa Lalu [R]
25 25. Kencan Buta [R]
26 26. Niat Jahat [R]
27 27. Ulang Tahun [R]
28 28. Kabar [R]
29 29. Teror [R]
30 30. Hasil CCTV [R]
31 31. Mulai Terkuak [R]
32 32. Informasi Baru?
33 33. Hubungan yang Berakhir [R]
34 34. Hamil? [R]
35 35. Kabar Baik [R]
36 36. Pembatalan [R]
37 37. GPS [R]
38 38. Javan Tiba [R]
39 39. Berita Buruk bagi Ghazi
40 40. Ke mana?
41 41. Penjelasan
42 42. Efek pada Ganesha
43 43. Menunggu Titik Merah
44 44. Upaya Penyelamatan
45 45. Keadaan Ghazi
46 46. Kondisi Adhisty
47 47. Kepulangan Adhisty
48 48. Arni Meninggal
49 49. Tuntutan
50 50. Siapa Dia?
51 51. Adhisty Ngidam
52 52. Dodi Kembali?
53 53. Penjelasan
54 54. Dodi Berkunjung
55 55. Hati yang Terluka
56 56. Kebohongan Sybil
57 57. Jebakan Betmen
58 58. Keputusan Rizal
59 59. Kecelakaan
60 60. Jenazah
61 61. Pemakaman
62 62. Undangan
63 63. Berkencan
64 64. Tangisan
65 65. Pernikahan
66 66. Istirahat
67 67. Operasi
68 68. Keluarga Kecil Ghazi
69 69. Ending
Episodes

Updated 69 Episodes

1
1. Kematian dan Kelahiran
2
2. Berita Buruk bagi Adhisty
3
3. Kesakitan [R]
4
4. Ide Dodi [R]
5
5. Hukuman atas Kesalahan [R]
6
6. Menikah [R]
7
7. Malam Pertama? [R]
8
8. Foto Gayatri [R]
9
9. Tamparan [R]
10
10. Nasihat dari Adhisty [R]
11
11. Mencari Tahu [R]
12
12. Timbul Masalah [R]
13
13. Meminta Tolong [R]
14
14. Teror Foto Kembali [R]
15
15. Saksi yang Tersembunyi [R]
16
16. Pembuktian [R]
17
17. Pemecatan [R]
18
18. Siapa Dia? [R]
19
19. Meminta Maaf [R]
20
20. Penyelidikan [R]
21
21. Pemutusan [R]
22
22. Mendapat Hasil [R]
23
23. Ancaman [R]
24
24. Masa Lalu [R]
25
25. Kencan Buta [R]
26
26. Niat Jahat [R]
27
27. Ulang Tahun [R]
28
28. Kabar [R]
29
29. Teror [R]
30
30. Hasil CCTV [R]
31
31. Mulai Terkuak [R]
32
32. Informasi Baru?
33
33. Hubungan yang Berakhir [R]
34
34. Hamil? [R]
35
35. Kabar Baik [R]
36
36. Pembatalan [R]
37
37. GPS [R]
38
38. Javan Tiba [R]
39
39. Berita Buruk bagi Ghazi
40
40. Ke mana?
41
41. Penjelasan
42
42. Efek pada Ganesha
43
43. Menunggu Titik Merah
44
44. Upaya Penyelamatan
45
45. Keadaan Ghazi
46
46. Kondisi Adhisty
47
47. Kepulangan Adhisty
48
48. Arni Meninggal
49
49. Tuntutan
50
50. Siapa Dia?
51
51. Adhisty Ngidam
52
52. Dodi Kembali?
53
53. Penjelasan
54
54. Dodi Berkunjung
55
55. Hati yang Terluka
56
56. Kebohongan Sybil
57
57. Jebakan Betmen
58
58. Keputusan Rizal
59
59. Kecelakaan
60
60. Jenazah
61
61. Pemakaman
62
62. Undangan
63
63. Berkencan
64
64. Tangisan
65
65. Pernikahan
66
66. Istirahat
67
67. Operasi
68
68. Keluarga Kecil Ghazi
69
69. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!