Hai semua? Apa kabar? Semoga selalu baik sepanjang masa.
Jangan lupa like, komen dan vote sebanyak-banyaknya ya?
Terima kasih!
_Happy Reading_
***
Setibanya di Sakte Gunung Bunga Persik, Yin Wei segera menyuruh para prajurit yang mengawalnya untuk kembali ke istana dan menyampaikan pada keluarganya bahwa ia telah sampai dengan selamat.
Setelahnya, ia menatap bangunan besar yang ada didepan matanya. Ia tersenyum senang dan menghela nafas panjang setelah sadar bahwa ia akan banyak menjalani petualangan.
Ia mencari tempat kosong dan mengganti pakaian kerajaannya dengan pakaian yang lebih mirip dengan pakaian wanita. Ia juga menghapus make up tipis yang terpoles diwajahnya. Setelah itu itu ia kembali kedepan gerbang lalu memasuki Sakte Gunung Bunga Persik.
Ia mendaftarkan diri pada resepsionis untuk menjadi peserta besok hari. Selesai dengan pendaftaran, seorang pelayan mengantarnya ke sebuah ruangan.
Ia menempati ruangan khusus calon peserta yang akan mengikuti tahap seleksi besok. Kebetulan ia disuruh untuk tinggal satu kamar bersama seorang wanita yang tak lain calon peserta lainnya.
Ia melihat perempuan itu sedang melangkah kearahnya dengan tersenyum, ia membalas senyuman itu juga.
“Apa kamu salah satu peserta yang akan tinggal denganku ?” tanya remaja perempuan itu.
Ia hanya mengangguk menjawab pertanyaan remaja perempuan itu.
"Bolehkah kita berkenalan?" tanya remaja perempuan itu sambil mengulurkan tangannya kearah Yin Wei.
"Namaku Mye Yin!" jawab Jianying Wei menyambut uluran tangan remaja perempuan itu.
"Semoga bisa berteman baik saudar Yim, Namaku Xinxin." ucapnya tersenyum.
"Baiklah" jawab Yin Wei tersenyum intens.
Ia sengaja mengganti marga ayahnya dengan marga ibunya saja, karena ia merasa belum waktunya bagi orang-orang untuk mengenal lebih jauh tentang dirinya.
“Kamu bisa mandi terlebih dahulu sebelum beristirahat. Aku akan menyiapkan tempat tidurmu!” ucap Xinxin.
“Baiklah, aku akan mandi.” Ia mengangguk dan menerobos ke kamar mandi.
Keesokkan harinya, hari dimana para peserta disuruh melakukan beberapa tes sebagai syarat untuk menjadi anggota sakte.
Yin Wei dan Xinxin telah berbaris rapi dibagian belakang bersama para peserta lainnya yang berjumlah 200 orang.
“Selamat pagi semuanya. Saya akan memulai tesnya. Semoga kalian beruntung.” Ucap pria didepan sana yang merupakan salah satu tetua Sakte Gunung Bunga Persik.
“Baik tetua.” Ucap para peserta serentak.
Tes pertama adalah tes yang mana para peserta diwajibkan harus memilki bakat seni bela diri. Tes itu akan dilakukan melalui bola Kristal yang ada ditengah lapangan. Jika sang perta memegang bola Kristal itu maka otomatis bakatnya akan diketahui. Untuk berwarna biru itu artinya peserta memilki bakat dan jika tidak memilki warna maka otomatis akan langsung dikeluarkan saat itu juga.
Tes pertama berlangsung selama 2 jam dan telah berhasil mengeluarkan peserta sebanyak 35 orang. Itu artinya para peserta yang tersisa hanya sebanyak 165 orang.
Yin Wei tentu tidak khawatir dengan tes itu karena ia memang sudah tau seperti apa dirinya. Sedangkan Xinxin saat ini tersenyum senang bahwa dia memilki bakat dan lolos di tes pertama.
Tes kedua kembali dimulai setelah beristirahta 15 menit. Semua peserta diwajibkan menguasai salah satu alat bertarung, entah jenis pedang, gada, golok, panah serta yang lainnya.
Tes kedua ini cukup memakan waktu yang lama sebab para peserta akan diuji coba melawan salah satu anggota sakte yang masih junior.
Kebetulan sekali Yin Wei sedang melawan seorang perempuan yang sangat angkuh, diam-diam Yin Wei hanya menatap jijik kearah perempuan itu. Semua orang tengah melihat mereka yang masih saling menatap diarena pertandingan.
“Kau tidak akan bisa mengalahkanku!” ucap perempuan itu dengan angkuhnya.
“Lihat saja nanti!” jawab Yin Wei tenang.
“Cihh, sangat sombong. Kau akan menyesal bocah!” ucapnya sinis.
“Terserah padamu!” jawab Yin Wei acuh.
“Mulai!” aba-aba pemandu tes.
Perempuan yang menggunakan dua bilah pedang itu maju dan menyerang Yin Wei dengan penuh percaya diri. Sedangkan Yin Wei dengan sebilah pedangnya hanya menahan serangan itu tanpa mengaliri tenaga.
Serangan pertama pun gagal, perempuan angkuh itu sedikit terkejut namun emosinya semakin meledak.
Wanita itu menggunakan jurus dasar Tarian Angin yang mana jurus itu adalah jurus ciri khas Sakte Gunung Bunga Persik.
Serangan kedua pun gagal. Perempuan itu semakin geram dan ingin sekali membunuh Yin Wei namun ia tidak akan melanggar peraturan, mungkin akan memberinya pelajaran dilain waktu.
Seorang pria tua bersurai putih dengan aura yang tenang sedang memerhatikan pertandingan itu dari atas bangunan. Bukan pertandingan itu yang ia fokuskan melainkan ia fokus kepada salah satu peserta yang ada disana. Kalian bisa menebak sesuaka hati.
Serangan perempuan itu selalu gagal dan tidak pernah mengenai Yin Wei meski hanya sehelai rambut. Yin Wei sudah tidak ingin bermain, ia memberikan serangan balasan kepada perempuan angkuh itu. Hanya beberapa teknik dasar jurus Badai Bencana.
Perempuan itu kalah telak. Ia sangat malu dan bersumpah akan membalas Yin Wei seribu kali lipat. Pria yang ada diatas bangunan tersenyum penuh makna.
Tes keduapun selesai dalam waktu 7 jam. Tes kedua ini berhasil mengeluarkan 65 peserta, dan kini hanya tersisa seratus peserta yang akan mengikuti tes penentuan.
Karena sudah sore, tes terakhir akan dilakukan besok hari. Semua peserta dibubarkan dan kembali ke tempat masing-masing.
“Cukup melelahkan.” Ucap Xinxin sambil menghempaskan badannya keatas kasur.
“Ini belum seberapa.” Sahut Yin Wei yang sedang bersandar dikursi sambil melipatkan kedua tangannya.
“Ya, kamu benar. Kedepannya mungkin akan lebih melelahkan lagi.” Jawab Xinxin.
“Hanya menjalani, itu akan berjalan sendirinya. Kita akan terbiasa.” Sahut Yin Wei masih dengan posisi sebelumnya.
“Hm. Aku harap begitu.” Ucap Xinxin, tak lama perempuan tu tertidur karena merasa lelah.
***
Di Istana Kerajaan Phoenix, Raja beserta istri dan putranya tengah berkumpul. Raja Liang Wei akan mengatakan hal serisu kepada mereka.
“Fang’er, Raja Kerajaan Elang memintaku untuk menikahkanmu dengan putrinya… ” belum selesai ia berbicara, telah terpotong oleh Fang Wei.
“Aku tidak mau. Aku masih belum ingin menikah.” Jawab Fang Wei menolak.
“Tapi nak, Raja Weiheng adalah teman baik ayah. Ayah tidak mau hubungan ayah menjadi tidak baik karena kau menolak untuk menikahi putrinya.” Jelas Raja Liang Wei.
“Tapi saat ini aku tidak ingin menikah ayah, tolong mengertilah.” Jawab Fang Wei bersikeras.
“Nak, coba dengarkan. Jika sewaktu-waktu mereka akan merasa terhina atau tidak terima dan mereka menyatakan perang pada kerajaan kita? Apa yang harus ayah lakukan? Ayah tidak mungkin mengorbankan banyak nyawa untuk melawan mereka.” Tegas sang ayah masih dengan nada lembut.
“Aku tidak mau. Berarti tidak.” Teriak Fang Wei, lalu berlalu pergi meninggalkan mereka.
“Biarkan dia berfikir terlebih dahulu suamiku, dia akan mengerti.” Ucap Ratu Mye Qionglin dengan lembut.
“Hmm. Baiklah.” Helaan nafas terdengar dari sang Raja.
“Ayah, ibu biarkan aku pergi membujuk kakak. ” Ucap Kun Wei.
Keduanya mengangguk, dan Kun Wei pun keluar dari kediaman Raja.
***
Baca terus dan nantikan episode selanjutnya >>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ndut
up
2022-10-18
0
Ismaeni
lanjuut thor, nyimak dulu aku
2021-05-21
0
maestuti dewi saraswati
masih nyimak thor
2021-05-20
0