Pelajaran telah usai, bell tanda istirahat berbunyi, perut sudah berdemo.
" Bi, Fa, kantin yuk" Ajak Sofi.
" Ayo.." Jawab Asifa, Bina mengekor.
" Pesan apa ini?" Tanya Asifa.
" Bakso, Lu Bi? Tanya Sofi.
" Samain aja" Jawab Bina.
" Oke, bakso 3,es teh 3" Kata Sofi berlalu tempat duduk.
" Ni neng,pesanannya " Kata Kang Ujang
" Terima kasih kang" Kata Sofi.
" Lu kenapa Bi, mata lu bengkak?" Tanya Asifa yang kebetulan melihat arah matanya.
" Tidak apa, nanti pelajaran Bapak Iyon, gue izin" Ucap Bina.
" Lu jangan berlarut-larut, tenggelam disana Bi" Kata Sofi mengingatkan Bina.
Bina hanya liatin senyum datar yang banyak arti, selesai makan Bina pergi ke suatu tempat ia merasa bosan, dimana lagi kalau bukan diperpustakaan daerah, disana ia tumpahkan keluh kesahnya,dengan membaca, walau rindu itu tiba-tiba melanda hatinya, dan Bina akan lampiasan dengan tangisan.
Terlihat disana, ternyata ada Ardan, yang lagi asik baca buku, tapi Bina tak pedulikanya, siapapun disana.
{ kak, Bi gak tau, harus dengan cara apa, untuk tidak ingatmu itu, berat kak dalam hatinya } dalam sebuah tulisan, setelah Bina menuliskan kata-kata itu Bina langsung pergi.
Ardan sadar akan itu, Ardan penasaran dan membacanya.
{ Gadis itu dingin, tapi tulisan tangannya yang buat ku tenang }.Kemudian Ardan pergi, meninggalkan tulisan Bina.
" Maaf pak, apa wanita yang barusan, sering kemari?" Tanya Ardan.
" Oh mb' Bina, iya mas kadang ia seharian habiskan waktunya disini" Ucap petugas perpus itu.
" Oh gitu, makasih pak" Kata Ardan
" Iya mas sama-sama " Kata petugas perpus, Ardan pun permisi pergi.
Dreet...dreet...!!! ' bunyi ponsel
???
" Ard, bisa datang ke kantor, Ada yang harus di pelajari dan tanda tangani" kata Seseorang di kantor, dan kemudian menutup telponnya.
Ardan sampai kantor, Ardan meyiapkan urusan dikantor, setelah selesai menuju kampus karena ada jam kuliyah.
" Dari mana aja men ? " Tanya Roky.
" Ada urusan" Ucap Ardan.
" Sok sibuk nih lu, sampai lupa dengan sahabat lu men" Ucap Candra. Ardan cuek dengan ucapan para sahabatnya.
Tak lama dosen datang, dan pelajaran dimulai, selama dua jam kemudian pelajaran pun di akhiri.
🐻🐻🐻🐻🐻🐻
Dua minggu sudah, Ardan lagi-lagi melihat Bina sedang menangis, di pusara makam seorang laki-laki.
" Kamu menanggis? " Tanya Ardan yang telah berada dekat Bina.
" Ka..kak.. kok disini?" Tanya Bina terkejut.
" Tak sengaja aja, lihat kamu sedang ada disini" ucapnya, Bina hanya diam yang tak pedulikannya.
Ardan pergi meninggalkannya, berlalu ke kampus ,selesai urusan organisasi dan kuliyah, segera pergi meninggalkan kampus.
Sementara hari semakin sore, Bina masih ditempat yang sama, ia tertidur karena kelelahan menanggis, Ardan melewati pemakaman itu kembali, merasa penasaran dengan gadis itu, ternyata gadis itu masih berada disana.
" Apa gak tau apa hari sore, dan mendung, dan lagi akan turun Hujan" Gumamnya.
Sambil berjalan meninggalkan Bina disana, tapi rasanya berat meninggalkan gadis itu,
Lalu Ardan menelpon seorang suruhannya.
" Tolong ke permakaman, di jalan .Hw.., segera " Ucapnya.
" Baik Tuan " Suara telpon seberang sana, lima belas menit orang suruhan dari Ardan datang.
" Tolong awasi dia, kalau belum pulang kabari saya" Titah Ardan.
" Baik tuan" Kata mereka.
" Sejak kapan tuan, peratian dengan itu gadis? " Tanya salah satu dari mereka.
" Bukan urusan kalian" Ucapnya.
" Tugas kalian, tolong kerjakan saja"
" Baik tuan muda" jawab mereka.
Saat Ardan sedang sibuk, dengan kerjaannya, Ardan menerima telpon.
" Hujan Tuan muda, apa kita bawa aja gadis itu? " Tanya mereka.
" Jangan, biar saya saja, saya segera kesana" Kata Ardan.
Ardan menutup leptopnya dan pergi melajukan mobilnya, sampai di pemakaman Bina sudah bangun dan Duduk ia masih menangisi nisan yang ada disana.
Ardan hanya melihatnya dari kejauhan berada di mobil mewahnya.
" Kak lihat la, hujan turun, seperti ini yang kakak suka, kakak paling suka hujan Deras begini, Bi temani ya" Gumam Bina, badannya mulai gemetar, karena kedinginan tapi ia tahan.
" Dek, pulang yok?" Bina terkejut tiba-tiba, ada suara dari belakang.
" Tidak kak, Bi mau temani dia kak, Dia paling suka, dengan hujan seperti ini" Ucapnya lirih.
" Dek.. , nanti kamu sakit" Beni mulai khawatir.
" kak Ben, Bi tidak mau pulang, tolong Bi kak, kak Ben jahat... tolong Bi kak" ucapannya lirih dan tak berdaya.
" Bi gak mau pulang, Bi mau disini" memohon.
" Bi sadar la dek, dia sudah tidak ada dia, sudah meninggal dek, tolong dek pulang ya" Beni membujuk dengan lembut.
" Kak Ben.., jangan paksa Bi, Bi masih mau disini, kakak buta ya, dia ada disini kak, Bi mohon kak" masih mengeras hati.
" Baik la nanti pulang ya dek, kakak khawatir dengan kamu dek" ucap Beni, Beni meninggalkan Bina, dipemakaman itu, air mata Beni mengalir, begitu aja melihat keadaan Bina , meninggalkan Bina sendiri disana, Hari semakin sore Bina sudah menggigil, kepalanya pun terasa berat.
" Kak.., kepala Bi berat.." tiba-tiba iya jatuh dan pingsan.
" Tuan..., gadis itu pingsan.
Ardan menutup leptopnya, dan buru-buru pergi menghampiri Bina, sesampainya di pemakaman, Bina dibawa sama Ardan ke mobil dengan menggendongnya, membuka jasnya untuk tutupi badannya agar tak kedinginan, Ardan ambil dompet Bina dan cari alamat rumahnya, " ketemu aku segera kesana." Gumamnya.
Ardan melajukan mobilnya dengan cepat, karena Bina sudah sangat kedinginan, sekitar 30 menit dari pemakaman, Ardan berhenti tepat depan pagar rumahnya dan memastikannya setelah mengeceknya Ardan membunyikan klason mobil agar dibuka, sesampai di depan pintu dan di temani oleh pekerja taman.
Tok..tok..!!
Setelah membuka pintu, mama Bina terkejut dan memintanya membawa masuk.
" Bi..., ya allah nak, kenapa dia nak?" tanya mamanya.
" Pingsan tante, tadi saya kebetulan lewat dipemakaman itu" jawab Ardan.
" Tolong bawa ke kamarnya nak, Bik.. tolong bantu saya, ganti baju Bina" Kata mamanya.
" Baik bu" Kata Bibi yang berada didapur.
" Terima kasih nak, sudah bawa Bina pulang" kata mama Bina.
Mama Sekar, mulai cerita kalau Bina seperti ini, karena ia sangat terpukul dengan kejadian, beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan, dan salah satu dari mereka tidak terselamatkan.r
" Maaf tante, buat tante sedih" Ucap Ardan menyesali.
" Tidak apa nak, sejak itu lah dia tertutup dan dingin sama semua orang" Ucap mama meneruskan ceritanya.
" Iya kita sudah bawa ke pisikolog, tapi masih gagal" ucap Beni yang menge tahui itu adalah Ardan.
" Kak Ben....? melihat seorang yang iya kenal.
" Iya Ard, terkejut ya, gue kakak nya Bina" Kata Beni.
" Terima kasih ya Ard, sudah bawa Bina pulang, tadi gue kepemakaman, tapi Bi sudah gak ada, gue kira dia pulang sendiri." Jelas Beni.
" Oya tan, kak.., Ardan pamit dulu, sudah gelap, permisi tante, kak" Pamit Ard dengan sopan. Terima kasih jamuannya. ucapnya lagi dengan senyum kakunya.
" Kita yang berterima kasih, sudah bawa Bi pulang, dan merepotkan nak Ardan" Ucap Mama.
" Sama tante permisi dulu" Ucap permisi. Setelah Ardan pulang, mama ke atas untuk melihat Bina.
" Astaga panasnya" Mama terkejut ketika memegang badan Bina.
" Ben tolong, panggilkan bibi bawakan air kompresan untuk Bi ! Teriak Mama.
" Iya ma" Kata Beni. Bina dikompres dan mama tidur disamping Bina.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Shautul Islah
penyusunan kata katanya masih banyak yg berantakan thhor, apa yg di omongin ga nyambung dengan lanjuttannya
2021-06-11
4
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍
2021-04-17
1
Rozh
💖
2021-02-17
1