Hari sudah malam Bina pun sudah berada dirumah, sedang makan malam bersama kedua orang tuanya dan kakak laki-lakinya.
" Gimana sayang tadi di kantor?" Tanya Mamanya.
" Baik kok Ma" Jawab Bina.
" Iya Ma, beberapa pekerjaan sudah Bina selesaikan" Kata Pak Bara papa Bina.
" Wah hebat" Ujar Mama.
" Hebat Adek kakak, Ceo wanita " Ucap Beni kakaknya Bina.
" Yah sudah selesaikan makannya, setelah itu istirahat" Kata Mama.
" Baik Ma" Kata mereka bareng.
Sampai Dikamar Bina mandi dan berganti pakaian, hari ini memang lelah hingga Bina cepat tertidur.
Di keluarga Ardan sedang berada dimeja makan, tepatnya sedang menyantap makan malam mereka, Ardan masuk rumah setelah mengucapkan salam dan mwnemui kedua orang tuanya.
" Sayang, udah makan? " Tanya Mamanya
" Sudah Ma, Ardan ke kamar dulu, Ma, Pa" pamit Ardan.
" Iya sayang" Kata Mama.
Ardan pergi ke kamar mandi, bersih-bersih dan terasa ngntuk ia memilih untuk tidur.
Saat hari telah pagi Ardan bangun dan mandi, lalu berniat pergi lebih awal.
"Ma, Pa, Ardan pergi dulu " Ucapnya Tanpa menunggu jawaban dari sang Mama, Ardan sudah pergi keluar rumah.
Sementara Dirumah Bina terlihat Bina turun dari kamarnya dan telah berdandan rapi.
" Kemana sayang sudah rapi? " Tanya Mamanya, Bina tidak menjawab, Bina berlalu pergi dengan taksi online nya.
" Kemana Bi, Ma" Kata Beni.
" Mama gak tau, susul geh " Titah Mama.
" Gak ah Ma, malas" Ucap Beni yang langsung duduk di kursi makan mengambil roti sebagai sarapan.
Bina turun dari mobil langsung berjalan kesebuah pemakaman, air mata yang sedari tadi ia tahan, kini tumpah juga.
dari seberang jalan terlihat seorang laki-laki yang memperhatikannya dari jauhan.
{ Mau kemana dia kok bawa bunga, arah makam kata Ardan dalam hati. }
Disebuah nisan Bina berhenti dan duduk menanggis didepan nisan itu dengan menabur bunga yang dibawanya.
" Kakak....., Bi sendiri Bi gak kuat, entah sampai kapan Bi bertahan, ini terlalu menyakitkan, harusnya Bi aja, kak bukan kakak, Bi gak kuat." Tangis Bina.
" Bi hanya bisa peluk, kakak seperti ini, Bi kangen kakak" Ucap Bina di pusara Zio.
Dari kejauhan laki-laki itu melihatnya, namun enggan untuk menemui dan segera pergi dari sana, sementara Bina tidak mengetahui kalau ada yang perhatikannya.
" Bi... pulang dulu ya kak, besok Bi kesini" Bina pergi dan menyeka air matanya.
Sesampainya di rumah ia langsung ke kamar, untuk bersih-bersih dan mandi, baru kemudian turun menemui kedua orang tuanya.
" Kamu kenapa Dek.., lagi kangen ya?" Tanya Beni, lalu Bina mengangukan kepala.
" Sini kakak peluk, biar sedikit mendingan" kata Beni lagi, Bina hanya nurut.
" Dek, kuliyah hari ini, gimana kakak yang antar, mau?, tapi jangan sedih lagi" Tawar Beni kembali.
" Iya kak, Bi mau" Ucap Bina.
" Sarapan dulu, baru pergi" Kata Mamanya.
" Baik Ma" Jawab Bina dan Beni barengan.
" Papa sudah pergi Ma?" Tanya Bina.
" Iya, tadi Papa cari kamu, Mama bilang kamu keluar" ucap Mama
" Oh..." singkat Bina.
{ Hem huntunglah dia kembali..., dengan kejadian beberapa tahun yang lalu _Beni.}
Bina mengalami trauma dan amat dingin, karena Bina kehilangan sahabat dan cowok yang dicintai, saat keduanya berjalan mengendarai motor, mereka kecelakaan dan yang selamat hanya Bina , sedangkan cowok itu meninggal ketika di rumah sakit.
Bina merasa hancur bahkan Bina sangat Terpukul.
Ketika itu, Bina hancur bahkan ia Depresi,
Pandangan kosong, hanya tangisan yang ia keluarkan saat itu, tapi saat ada kucing kesayangan Zio, yang sengaja di datangkan oleh adiknya, untuk hibur Bina nyatanya bisa buat Bina sadar dan berangsur membaik.
" Bi sudah siap kak yuk" Ajaknya.
" Ayo, Beni semangat mengantarkan Bina tak lain adeknya sendiri, kecelakaan itu membuatnya trauma dengan Motor, jadi Beni tidak membawanya pakai motor melainkan mobil.
Ardan sedari tadi memang berada dikampus, karena memang akan bertemu dengan dosen pembimbing skripsi, Selesai urusannya selesai dengan Dosennya Ardan keluar dan berada diparkiran. Dari kejauhan Ardan melihat seorang.
{Itu kak Beni bukan ah bodo amat dah} dalam hati meneruskan perjalanan.
" Ardan! " Teriak Beni saat melihat Ardan, Ardan menoleh, lalu melambaikan tangan dan mendekatinya.
" Kakak ada perlu apa disini? " Kata Ardan setelah bersalaman.
" Kakak habis antar adek kakak" Ucapnya.
" Sehat kak?" Tanya Ardan.
" Alhamdulilah, kamu gimana?" Yanya Beni.
" Sehat juga kak " Jawab datar.
" Jangaan datar-datar dong, entar susah lo dekati cewek." Jeplak Beni
" Biasa aja kak" Kata Ardan
" Kamu sama, dengan adek Kakak, dingin dan datar, Yah sudah kakak permisi dulu ya mau kekantor Papa" Pamit Beni.
" lya kak, hati-hati" ucap Ardan,Dengan senyuman datar.
Ardan kenal Beni sàat papanya mengajak Ardan, kekantor Beni yang tak lain kantor sang papa, mereka mulai akrab disana, tetapi Ardan tidak tau jika Bina adiknya, yang juga satu kampus dengannya.
Karena setiap pembicaraan mereka , Beni tidak menyebut namanya.
🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Rozh
💖🌹
2021-02-17
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
semangat dan sehat selalu ya💪
2020-12-25
1