(II) Bertemu Kembali

Setelah perkenalan itu, Jenggala mengajak ketiga dari mereka untuk ketempat yang jarang dilalui oleh orang sekitar

“tunggu, Lo tau kita bakal ketemu?” tanya Arva kepada Jenggala

Jenggala mengangguk, “iya, tapi gue gak dikasih tau kapan bakal ketemunya”

“ya tapi gak usah segala narik tangan gue kali” ujar Zinnia sarkas

“maaf soal tadi, gue cuman kaget pas liat tanaman pada mekar seakan nyambut kedatangan Lo” jelas Jenggala

“hm, ya buat gue itu hal biasa aja”

“Gal, coba Lo jelasin. Kenapa kita bisa punya gelang yang sama? Terus apa coba misi yang bakal kita lakuin?” tanya Airy yang sangat penasaran

Jenggala mencoba menjelaskan semua, “tapi kalo soal misi gue gak tau Ry”

Semua terdiam, memikirkan apa yang baru mereka dengar dari Jenggala.

“hidup gue kayak di dongeng aja deh” ujar Zinnia

“Lo punya kekuatan aja udah ngerasa kayak di dongeng kan?” tanya Arva

“iya sih” sahut Zinnia

“eh, gue baru sadar. Gelang kita itu tanda elemen yang kita miliki gak si? Liat deh punya lo Ry, kayak simbol hewan laut dan yang berarti air, dan Lo Va, kayak bentuk sayap gitu. Dan Lo Jeng-“ujaran Zinnia dipotong oleh Jenggala,

(milik Zinnia)

(milik Arva)

(milik Airy)

“Jeng?”

“Nama Lo Jenggala kan, ya berarti gue bebas panggil Lo Jeng atau gak Gala”

Airy dan Arva terlihat sedang menawan tawa mereka, sedangkan Jenggala hanya menghela nafas berat. Baru pertama kalinya dia di panggil Jeng oleh seseorang.

“Eh tanda Lo itu kok tengkorak Jeng?” lanjut Zinnia bertanya sekaligus panik, Airy dan Arva pun menoleh ke arah lengan milik Jenggala,

“Hm, kalian kalo di kubur di mana?” tanya Jenggala balik

"tanah!" seru Airy, Arva dan Zinnia serempak

"nah, kalo udah ditanah, lama lama kalian akan terurai dan jadi tengkorak" jelas Jenggala, sebenarnya ketiga dari mereka masih belum paham, namun sepertinya perbincangan harus selesai,

“woy! MOS udah mau dimulai!” teriak dari arah jauh

Jenggala mengenali suara itu, “ingat ya, jangan sampe ada yang tahu soal kita, paham?”

“paham” jawab Airy, Arva dan Zinnia bersamaan.

Dengan ketentuan dari sekolah, MOS diadakan selama tiga hari untuk mengenalkan kepada murid baru tentang sekolah yang akan mereka tempati.

“lo dapet kelas apa Ry?” tanya Zinnia

“sepuluh IPA dua” jawab Airy

“Kita beda kelas?” sekarang giliran Arva yang bertanya

“ya mau gimana lagi Va?” sejujurnya Airy sedih harus berpisah dengan Arva, karena sejak dari sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama mereka berdua selalu bersama. Tetapi, tidak mungkin juga jika Airy mengaku jika dia sedih, karena dari perempuan adalah gengsi adalah hal utama.

“tapi Lo satu kelas sama gue Va” ujar Zinnia ke Arva

“Iya, yaudah ayo ke kelas” ajak Arva kepada Zinnia, meninggalkan Airy yang masih berdiri di depan Mading.

Airy masih berdiri di posisi yang sama sampai Arva sudah tidak terlihat lagi, saat Airy menoleh tiba tiba matanya ber pas pas an dengan satu mata yang menggambarkan sebuah petir.

“Petir? Gue gak salah liat kan tadi?” tanya Airy kepada dirinya sendiri.

Lapangan dipenuhi dengan murid murid yang sedang menonton pertandingan basket antara kelas dua belas dan sebelas, kehebohan itu juga ditambah karena adanya Jenggala disana.

“Ternyata si Jeng itu cukup famous juga ya” ujar Zinnia sarkas

Sedangkan Airy masih terfikir akan mata petir yang tadi pagi dirinya lihat, Arva yang memang sudah terlahir kembar seperti merasakan kegelisahan dalam dirinya.

“lo kenapa Ry?”

“e-em gak papa” jawab Airy bohong

“gue itu kembaran Lo Ry, gue tau kalo Lo lagi bohong atau gak. Jawab gue, kenapa?” tanya Arva sekali lagi

Mata Airy menatap ke air yang sedang Jenggala hendak minum, tiba tiba Jenggala langsung berlari ke arah Airy, Arva dan Zinnia berada.

“apa yang mau Lo kasih tau?” tanya Jenggala

“heh! Lo bisa gak si jangan ngagetin” seru Zinnia

“Jangan di sini” ucap Airy, kemudian mereka menuju ke tempat yang lebih sepi

“tunggu, kok Lo tau Airy bakal kasih tau sesuatu?” tanya Zinnia penasaran

“lewat air yang tadi mau gue minum” jawab Jenggala

“Jadi, bisa dibilang telepati air?” tanya Arva bergantian

“Bisa dibilang begitu, Ry, cepet kasih tau kita kenapa?” sekarang mereka bertiga benar benar menunggu penjelasan dari Airy

“gue kayak tersangkut sama orang yang punya mata petir”

“mata petir?” ujar Arva,Zinnia dan Jenggala bersama

Airy mengangguk, “gue lihat tadi pagi pas di Mading, mata nya itu kayak bentuk petir gitu.”

“keren juga ya matanya bisa bentuk petir” ujar Zinnia

“keren Mulu pikiran Lo deh, ini itu bukan masalah kerennya Zia, tapi ini masalah dia itu temen atau musuh” jelas Arva

“wait, Lo panggil gue Zia? Cakep juga tuh”

“emang Lo biasa di panggil apa?” tanya Jenggala

“Nia, eh kok jadi bahas nama gue si. Gini deh kalo emang mau cari tau soal dia temen atau musuh si gampang lah, tinggal liat aja deh dia make gelang yang sama kayak kita atau gak. Yak gak si?”

“Tumben otak Lo encer” ujar Jenggala yang kini sarkas

Ingin sekali Zinnia membalasnya, tetapi itu akan percuma dan membuang buang waktu.

“Aneh banget si, padahal gue cuman tinggal liat dia pake gelang atau gak. Tapi gue deg deg an banget sial” gumam Airy dalam hati.

Orang yang dimaksud oleh Airy muncul, tatapan itu benar benar tajam. Wajahnya terlihat tegas, rambutnya hitam sekali. Hoodie yang dia pakai juga menambah auranya.

“D-dia gak pake gelang? Berarti dia musuh dong” gumam Airy dalam hati lagi

“lo kenapa?” tanyanya tiba tiba saat tepat dihadapan Airy, kini mata mereka berdua saling menatap

“e-eh gak, gak papa” Airy mencoba menghindar, kenapa dengan jantung yang tiba tiba sangat kencang berdetak ini.

“gue Tier, Lo?” lelaki itu menjulurkan telapak tangannya, Airy meneguk air yang ada tenggorokannya.

Airy mencoba untuk tetap biasa saja, “Airy”

“cantik”

“Ha?”

“nama Lo cantik”

Jujur saja kali ini wajah Airy berubah menjadi tomat, “wajah Lo merah”

“Ha?”

Tier hanya terkekeh dengan tingkah yang ditunjukkan oleh Airy, dari arah jendela ternyata Arva memperhatikan mereka berdua. Tentu saja Arva tidak sendiri, dia ditemani oleh Zinnia. Sedari tadi Zinnia memperhatikan wajah Arva yang jengkel.

“Cie, Lo cemburu ya kembaran lo udah punya pawang” ledek Zinnia

“Ngapain coba gue cemburu? Gak ada ya” ujar Arva mengelak

“Iya deh gak cemburu, tapi ya Va gue juga bisa Lo jadi pawang Lo” ucap Zinnia tiba tiba dengan senyum genitnya

“yang ada gawang kalo sama Lo mah” setelah mengucapkan itu Arva pergi

“ih, Arva Lo nyebelin!”

Sesampainya dirumah Jenggala segera mencari sang Mami yang entah berada dimana.

“Mi?!” teriaknya sembari tetap mencari

“Ada apa Gala? Kenapa teriak teriak si?” tanya Dewi

“Aku bertemu mereka Mi” kalimat itu membuat Dewi terkejut

“Kamu beneran, kamu gak lagi halu kan Gal?” Tanya Dwi mencoba memastikan lagi

“Bener kok, aku gak halu. Kalo mami gak percaya, besok aku bawa mereka ke sini deh” ujar Gala

“Iya Udah, mami percaya kok. Kamu sekarang ganti baju terus makan ya, Mami udah siapin”

“siap.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!