Tujuh belas tahun sudah berlalu sejak kelahiran mereka, tentu saja mereka tumbuh dengan kasih sayang yang penuh dan juga diajarkan tentang menghormati, menghargai dan juga menolong sesama.
Gadis cantik yang sedang bercermin seperti kesusahan saat memilih aksesoris yang akan dia pakai untuk rambutnya, “menurut mba, aku cocok pake yang kupu kupu ini atau yang kumbang?” tanyanya pada asisten rumah itu.
“Dua duanya bagus non”
Seperti kecewa dengan jawaban yang dia dapat, “ah mba mah gak asik deh, yaudah mba keluar dulu ya, bilang sama ayah dan bunda nanti aku turun buat sarapan,”
“Baik non”
Perempuan itu melihat kearah asistennya yang dirasa sudah turun ke bawah, dirinya tersenyum.
“Gue mau kepang deh, kali kali kan gue dikepang, pasti tambah cantik. Pake kekuatan gue aja kalo gitu”
Perempuan itu seperti membaca pikiran para tanaman dirumahnya, dengan melihatnya saja tanaman itu seperti menurut dan mulai mengepang rambutnya.
Perempuan itu kembali tersenyum, “terima kasih tanaman tanaman ku”
“Zinnia, turun.. sarapan!” seru suara dari arah bawah
Perempuan itu menghela nafas pelan, “pasti itu bunda, oke let’s go Nia! Ingat, hari ini adalah hari pertama Lo di SMA”
“kebiasaan deh kamu tuh, ini nanti kamu telat loh” omel bundanya
“Bunda ku sayang, kenapa sih kok hari ini kayak sensi gitu?” tanya Zinnia sembari membujuk bundanya
“Biasalah itu, tanaman bunga bunda kamu tiba tiba layu di depan” sahut sang ayah yang baru saja bergabung
“Layu?” tanya Zinnia lagi untuk memastikan.
“iya, kamu liat sendiri aja coba”
“Ini pasti karena gue nangis semalem deh” ucap Zinnia dalam hati
“sebentar ya Nia liat dulu” Zinnia segera menghampiri tanaman yang dimaksud dan tiba tiba hujan turun mendadak, karena itu baju Zinnia jadi basah kuyup.
“ih! Kok hujan si! Baju gue, e-“ untung saja Zinnia ingat, jika dia menangis maka akan membuat tanaman bunga semakin layu
Akhirnya selang dalam sepuluh menit hujan berhenti, Zinnia segera melihat tanaman bunga milik bundanya itu.
“iya ih beneran layu, tanaman aku udah gak papa. Kamu mekar lagi ya, kasihan bunda tau dia keliatannya sedih” ujar Zinnia lalu tersenyum dan seketika tanaman itu kembali mekar
“Nia? Kamu basah karena hujan pasti ya?” tanya bundanya khawatir
“Sut, liat deh tanaman bunda udah mekar lagi dong”
Bundanya yang melihat itu tentu senang dan sangat berterima kasih kepada putri kesayangannya itu.
“eh, ayo cepat ganti baju dulu nanti baru sarapan!” seru bundanya, Zinnia segera melaksanakan perintah itu.
“hujan?” ucap seorang laki laki dari jendela rumahnya
“Gala, kamu sarapan dulu yuk!” Seru Dewi yang melihat putranya sedari tadi melihat ke arah luar
“Mi, apa dia sedang menangis?” tanya Jenggala sembari tetap memperhatikan ke arah luar
Dewi menghela nafas pelan, “Gala, tidak semua air hujan yang turun karena dia sedang menangis, mungkin ini kiriman tuhan untuk kita”
Jenggala menoleh kearah Maminya, lalu tersenyum. Dia hampiri meja makan yang sudah dipenuhi dengan makanan itu.
“Gala sayang Mami” ujar Jenggala, lalu memeluk Maminya
“ada acara apa ini kok peluk peluk begini?” tanya Setno
“gak papa dong kan ini Maminya Gala” ledek Jenggala sengaja
“haduh, Papi menciptakan saingan sendiri ternyata” ujar Setno dan berpura pura murung
“Sut, Gala kamu ini seneng banget buat Papi kamu jadi Pundungan gitu” Dewi mencoba membela Setno, lalu menghampiri Setno yang sedang memanyunkan bibirnya itu, “yakin nih Papi mau diemin Mami, hm?”
“ya gak dong, eh iya Mi, kok hujan ya?”
“mungkin dia lagi nangis Pi” sahut Jenggala
“Gala, baru tadi mami bilang kalo gak selamanya hujan turun itu karena anak itu nangis, bisa jadi tuhan loh yang kirim hujan ini” tegur Dewi
“Iya mami, kan tadi Gala juga bilang nya mungkin”
“oh iya sepatu gue masih ada di teras” ujarnya sembari berlari menuju teras, dan tiba tiba hujan turun deras,
“syukur aja gue langsung buru buru, eh bentar kan ini cerah ya, kok hujan si?” lanjutnya dan kembali berlari menuju suatu ruangan
Dan saat sudah menemukan ruangan itu, benar saja dugaannya. “Ry, Lo kenapa si? Lo tau gak, sepatu gue hampir aja basah gara gara Lo”
“Ihh, rese banget sih Lo! Lo lebih milih sepatu dibanding saudara Lo yang lagi sedih ini” seru Airy yang semakin menjadi tangisnya
“oke oke, maaf ya. Sekarang cerita sama gue, Lo kenapa?” dia itu mencoba menenangkan Airy sembari bertanya dengan lembut
“Jefry putusin gue, Va... “ jawab Airy
Arva mencoba menahan tawanya, “kok bisa?”
“Dia bilang kita itu udah beda sekolah, berarti beda perasaan” jelas Airy, kalimat itu membuat Arva ingin marah, namun tangannya langsung dicegah oleh Airy
“lo mau marah ya?”
“Iya tadinya, tapi udahlah Ry, ngapain si Lo tangisi Jeftak itu? Mending si Jefry Nicol ya, ganteng, lah dia botak begitu di tangisi” ujar Arva
“Eh iya ya ngapain juga gue nangisin dia? Va, tadi gue gak nangis Lo ya, gak nangis gue itu tadi, gak pokoknya” ujar Airy yang mencoba mengelak
“IYA GAK NANGIS, CUMAN BASAHI ASPAL DOANG!”
“Lo pernah nyangka gak si kalo kita bakal sekolah di sekolahan gede kek gini?” tanya Airy saat mereka tiba di sekolahan
Sekolah mereka memang terkenal dengan sekolah favorit, ada berbagai kalangan di sekolah itu. Seleksi pendaftarannya tentu tidak main main, hanya murid murid yang pintar dan cerdas yang dapat masuk kedalam sekolah itu. Berarti dengan kata lain, sekolah ini hanya untuk anak anak terpilih.
“Pernah, secara gue kan pinter” ujar Arva santai
Raut wajah Airy saat mendengar itu seketika berubah,“dih, iya deh siap si paling pintar”
“ck, udah ayo”
Saat beberapa langkah kaki mereka berjalan, tiba tiba cahaya muncul dari tangan mereka.
“Kenapa nih?” tanya Airy panik
“arah panahnya sebelah sana!” seru Arva lalu menarik tangan Airy untuk menuju tempat yang dimaksud.
“Gak biasanya gue deg deg an begini” gumam Jenggala dalam hati,
Sejak hujan tadi pagi, perasaan Jenggala memang seperti terkoneksi dengan sesuatu, namun dirinya tidak tahu apa yang mengganggunya itu.
“weh bro, kenapa gerangan si kawan? Dari tadi gue liat liat Lo bengong terus, nih ya mending Lo liat Adek kelas deh, gila cuy bening bening banget!” seru Aldo yang merupakan teman dekat Jenggala.
“eh iya Al, urusan OSIS buat MOS udah kan ya?” tanya Jenggala menghindari pertanyaan dari Aldo tadi
“Tenang aja Gal, semua udah beres” jawab Aldo
Jenggala membalas dengan anggukan, tiba tiba matanya terpusat pada satu perempuan berambut kepang. Jenggala juga menyadari setiap perempuan itu berjalan, tanaman bunga di halaman sekolah bermekaran indah seperti menyambut kehadirannya itu.
“Gue kebawah dulu ya Al”
“e-eh mau kemana?”
Jenggala berlari sekencang mungkin dan saat tepat dihadapannya seketika gelang bercahaya. Perempuan itu juga terjadi hal yang sama, Jenggala secara cepat menarik tangannya dan membawa ke tempat sepi agar tidak menjadi pusat perhatian
Dengan nafas terengah engah perempuan itu berseru, “heh! Lo gila ya, tangan gue sakit Lo tarik tarik tadi!”
“Maaf maaf, gue nanya sama Lo, Lo siapa? Kenapa Lo juga punya gelang ini?” beribu pertanyaan berputar dalam kepala Jenggala
“Loh, kok gak ada musibah apa apa?” tanya Airy bertanya yang baru saja datang bersama Arva
Jenggala menoleh ke arah Airy dan Arva, lagi lagi dirinya melihat gelang yang sama dengan dirinya pakai, “kalian?”
“Nih orang kayaknya stres deh, Lo berdua tau gak si, tangan gue di tarik tarik cuman karena mau tanya gelang gue doang” jelasnya
“gue gak stres, gue juga punya gelang yang sama kayak punya kalian bertiga!” seru Jenggala
Mereka bertiga yang dimaksud kemudian memperhatikan gelang yang mereka pakai masing masing, dan dalam satu kedipan mereka berada ditempat yang berbeda.
“Eh, dimana ini?” tanya Airy
Cahaya tujuh belas tahun itu kembali, tepat berada dihadapan mereka berempat.
“selamat datang anak anak” sapanya
“Kamu siapa?” tanya Arva
“aku hanya cahaya yang melindungi kalian, aku tidak akan menyangka kalian akan bertemu hari ini. Pasti banyak pertanyaan yang kalian ingin tanyakan, tapi hanya satu jawaban yang akan aku beri tahu kalian. Kalian adalah empat elemen yang terpilih, tujuan kalian untuk melindungi dan bukan menghakimi. Jagalah satu sama lain diantara kalian, jangan pernah berpisah. Karena kalian ditugaskan secara bersama. Aku rasa itu cukup, misi kalian akan dimulai dari hari ini”
Cahaya itu kemudian menghilang dan satu kedipan mata mereka telah kembali lagi.
“Maksud dari cahaya tadi apa si?” tanya Airy
“gue bakal jelasin, tapi kita perkenalkan diri kita, nama gue Jenggala”
“gue Airy dan ini kembaran gue Arva.”
“Gue Zinnia.”
...-Airy Dermawan & Arva Dermawan-...
...-Zinnia-...
...-Jenggala-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Nenie desu
sudah aq favoritkan. ceritanya bagus 👍👍
2024-05-29
0
Ai
Mampir, ya, Thor.
Dukung jg novelku /Smile/
2024-04-20
1
🔵꧁ঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
sudah mampir ya... thor, ceritanya menarik sekali /Good/ , visual karakternya bagus, sy juga suka pakai drakor buat visual Karakter 🤭😘
2024-04-04
2