"Aku akan bebas dari si br*ngsek!" Teriaknya ingin rasanya mengatakan merdeka. Dirinya kini berada dalam kamar, telah membaca pesan dari kakaknya.
Kakak laki-laki yang membuat masalah enam tahun lalu. Melarikan diri setelah meninggalkan hutang, walaupun pada akhirnya kakaknya berjanji kembali.
Menghela napas kasar. Hanya satu yang ada di fikirannya. Apa setan itu akan mengijinkannya pergi?
Dirinya ingin hidup normal, memiliki teman, mempunyai karier yang bagus. Tapi tidak mungkin kan? Masa depannya sudah ditentukan. Dirinya akan menua, menjadi pelayan, sekretaris, sekaligus asisten Rafa. Semua yang mendekat hendak membawanya pergi, akan dihancurkan olehnya.
*
Memulai aktivitas pagi, seperti biasanya. Pemuda itu berolahraga dengan menaiki sepeda sedangkan Aiyue dibonceng olehnya. Meletakkan koran ke rumah yang ditentukan. Olahraga gratis, tanpa alat atau menggunakan listrik.
Pemuda itu tersenyum, dirinya berasal dari keluarga konglomerat, kenapa dapat sekikir ini? Entahlah. Jujur saja, dalam rekeningnya jumlah uang telah menumpuk.
Membawa air dari rumah, hingga ada kalanya Rafa meletakkan koran di depan sebuah rumah. Sebuah mobil berhenti di depan Aiyue yang tengah menunggu.
"Dek, boleh kenalan nggak?" tanya seorang pemuda dari dalam mobil.
"Tidak!" Jawaban Aiyue tanpa ekspresi.
"Kamu mau mati di tangan orang gila?" Batin Aiyue melirik ke arah Rafa yang mendekat.
"Pacarmu naik sepeda, aku naik mobil. Cuma modal tampang saja, apa kelebihannya? Begini, hanya kenalan saja, jangan pelit. Kalau cocok jalan, kalau tidak ya... sudah..." Pemuda itu bahkan mulai mengedipkan sebelah matanya.
"Kak, aku hanya memberi tahumu sekali. Orang yang sedang berjalan ke sini (Rafa) pemegang sabuk hitam taekwondo, memiliki lisensi penggunaan senjata api. Pria terakhir yang mendekatiku menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama seminggu." Ucap Aiyue dengan suara kecil.
Pemuda yang mengernyitkan keningnya, menatap ke arah Rafa. Pemuda yang tersenyum secerah mentari."Aiyue dia siapa?" tanyanya.
"Orang tanya alamat." Jawaban dari gadis berusia 23 tahun itu.
Rafa menghela napas kasar."Lain kali gunakan Google map, tidak peduli kamu tersasar ke jurang sekalipun."
Kalimat penuh penekanan, bagaikan tersenyum keji hendak menyingkirkannya.
"A...aku kehabisan kuota. Ta...tapi tidak apa-apa. Aku tanya orang lain saja." Pemuda yang gelagapan. Menginjak pedal gasnya segera kabur dari dua orang aneh yang baru ditemuinya. Gadis cantik yang selalu tersenyum, dan pria yang rupawan bagaikan akan menelannya hidup-hidup.
"Sudah habis! Ayo kita pulang!" Ucap Rafa, kembali mengendarai sepedanya.
Hari yang indah baginya. Strategi bisnis yang berhasil, dan Aiyue yang selalu tersenyum.
Tidak menyadari senyuman bagaikan boneka porselin itu pudar. Menatap ke arah rumah-rumah yang mereka lewati. Ada banyak keluarga disana, bahkan pasangan muda.
Bagaimana akhir hidupnya nanti? Sudah ditentukan. Tinggal di panti jompo dengan jumlah rekening puluhan juta dollar. Mungkin kala dirinya sudah tua, Rafa baru akan melepaskannya.
Saat itulah dirinya akan bertemu seorang kakek tua di panti jompo. Baru dapat menikah ketika telah menjadi nenek-nenek.
Menjalani kehidupan yang demikian, apa ini yang dicarinya? Tentu tidak. Dirinya ingin memiliki satu saja teman bicara.
"Aku bahagia!" teriak Rafa, melajukan sepedanya semakin kencang.
"Aku tidak..." Batin Aiyue tersenyum kala Rafa menoleh padanya.
"Aiyue! Ayo katakan kamu bahagia!" Teriak Rafa lagi.
"Aku bahagia!" Teriak Aiyue menurut.
"Kebahagiaan yang mana?" Itulah yang ada dalam benaknya.
Sedangkan Rafa hanya tertawa, mengira ini adalah kehidupan yang indah. Kehidupan yang benar-benar diinginkan dirinya dan Aiyue yang dididik dari kecil olehnya.
*
Seperti biasanya, Aiyue sudah selesai membersikan dirinya terlebih dahulu. Memakai pakaian hendak menjadi sekretaris majikannya. Benar! Profesi rangkap. Hampir 24 jam hidupnya dihabiskan bersama Rafanda Airen.
Pemuda yang keluar hanya dengan sehelai handuk yang melilit di pinggangnya. Aiyue menghela napas kala menatap pemuda itu memilih boxer yang akan dipakainya dengan seksama.
"Bos gila!" Batinnya, yang sering melihat drama keren dimana seorang bos tampan dan kaya begitu cool. Bahkan tinggal di kediaman pribadi, membawa pacarnya ke villa, memanjakannya.
Tapi curut ini tidak berprilaku demikian. Tidak memiliki kekasih karena tidak ingin keluar uang sama sekali. Jika menikah pun segalanya harus diperhitungkan olehnya untung dan ruginya. Setidaknya status sosial dan kekayaan calon istrinya nanti setara dengan dirinya.
Dan sekarang pertunjukan dimulai. Handuk itu terlepas, lebih tepatnya dilepaskan di hadapan Aiyue.
"Bos! Aku ini anak perawan, tidak baik melihat 'itu' secara langsung." Batinnya dengan ekspresi wajah datar. Ini sudah biasa baginya. Rafa mengenakan boxer di hadapannya. Tentu saja ini benar-benar sudah biasa, mengingat pengalaman ini terjadi berulang-ulang sedari dirinya kecil.
Kalian fikir akan ada teriakan wanita seperti drama romance komedi? Tidak, Aiyue maju memakaikan kemeja pada sang pemuda berusia 30 tahun. Mengancingkan kemeja satu persatu.
Kala itulah hal yang tidak biasa terjadi. Pemuda itu melirik ke arah kancing kemeja sang gadis, menggigit bagian bawah bibirnya sendiri.
"Aku lakukan sendiri! Kamu keluar dan membuat sarapan saja." Perintah mutlak sang majikan. Tentu saja Aiyue tetap tersenyum, melangkah pergi, menuju area dapur.
Kala pintu tertutup maka semuanya terjadi.
"Rafanda Airen! Kamu binatang! Apa yang kamu fikirkan tentang Aiyue kecil yang kamu besarkan! Kenapa juga kamu berdiri tegak tapi bukan keadilan!" Racauannya kebingungan.
Tidak! Dirinya harus menjaga gengsi."Aiyue tidak melihat saat aku berdiri kan mengingat diri aku sudah memakai boxer saat penjahat kecil itu memasang kancing?"
Menghela napas kasar, pria dewasa berusia 30 tahun itu harus menetralkan dirinya. Karena ini dirinya ingin segera menikah, belakangan ini segalanya sering terjadi.
Imajinasi liarnya, tentang menjamah Aiyue. Aiyue baginya? Tentu saja bagaikan peliharaan mahal yang dibesarkan olehnya. Peliharaan yang hanya bahagia ketika dengannya, peliharaan yang hanya mengikuti keinginannya.
Karena itu dirinya harus segera menikah. Menemukan wanita dengan status dan kepentingan yang sesuai dengannya. Maka segala hal aneh yang terjadi saat ini akan berakhir. Dirinya tidak akan menerkam peliharaannya sendiri. Aiyue akan tetap bersama dengannya sebagai pendampingnya. Entah disebut apa, sekretaris, asisten, atau pelayan sekalipun. Aiyue akan melengkapinya.
"Aku harus ke kamar mandi lagi..." Gumam Rafa mengacak-acak rambutnya sendiri.
*
Wanita itu makan seperti biasanya. Menikmati roti bakar dan segelas susu seperti biasanya juga.
Rafa yang tengah membaca beberapa e-mail pada tab-nya mengernyitkan keningnya.
"Bagaimana jika Aiyue menikah?" Batinnya masih terfikirkan ucapan gadis ini saat perjamuan.
Membayangkan gadis yang dipilih dan dibesarkannya hidup bahagia, berjalan di altar sembari tersenyum dengan seorang pria tengil. Wajah Rafa terlihat suram pagi ini.
"Apa yang membuatmu tidak nyaman?" tanya Aiyue tersenyum.
"Berjanjilah tidak akan pernah menikah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Putri Nunggal
menikah aja dengan aiyue biar gak perlu pusing nyari yang lain
2024-01-11
0
Putri Nunggal
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 selamat bersolo ria ya bos
2024-01-11
0
Putri Nunggal
biasa juga mengandalkan bersolo di mix dengan nona Lux, nona giv,😂😂😂😂
2024-01-11
0