Bab 4. Retak

"Tergantung situasi." Jawaban dari wanita di hadapannya.

"Situasi?" Rafa mengernyitkan keningnya, untuk pertama kalinya Aiyue membantah kata-katanya.

"Coba fikirkan baik-baik. Kamu akan menikah, aku sekretaris, asisten, sekaligus pelayan wanita yang belum menikah. Bagaimana jika istrimu akan membuat drama?" Ucap Aiyue mengatur suaranya, dibuat sehalus dan sesedih mungkin.

"Astaga! Suamiku tidak pulang malam ini! Katanya dia pergi ke Vietnam dengan sekretarisnya lagi. Mereka sedang berselingkuh, berbagi peluh, kemudian anak haram akan lahir. Aku akan menangkap pelakor berkedok sekretaris itu kemudian memenjarakannya..." Lanjut gadis itu menangis bagaikan istri tersakiti. Kemudian kembali memasang ekspresi wajah tersenyum."Paling tidak untuk melindungi warisan, dan agar kekhawatirannya tentang anak haram akan terlahir. Dia akan mengirim pembunuh bayaran untuk memotong tubuhku."

Rafa menelan ludahnya, tidak terfikirkan sampai sana. Karena pernikahan merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Kehadiran Aiyue seharusnya menguntungkan bagi istrinya nanti. Ada yang memasak, ada juga yang menyediakan pakaian, sekaligus ada yang membantunya di perusahaan.

Tapi apa benar wanita kalau sudah cemburu dapat berbuat demikian?

"Paling buruk, jika dia kabur membawa anak-anak kalian, setelah meminta bercerai. Karena itu, pernikahanku penting! Wanita yang sudah menikah, kecurigaan istrimu juga akan semakin rendah padaku." Akal licik gadis ini, ingin Rafa membuat pengecualian untuk dirinya.

"Tidak bisa! Pria tengil mana yang ingin merebut Aiyue yang sudah aku besarkan? Apa dia anak sultan? Anak taipan? Putra chaebol? Tidak boleh!" Tegas Rafa.

"Anak presiden boleh?" Aiyue mengernyitkan keningnya, mungkin ada putra presiden dari negara ini atau negara lain yang belum menikah.

"Tetap tidak! Karena itu sebelum menikah, aku akan membuat perjanjian hitam diatas putih dengan calon istriku nanti. Agar tidak cemburu padamu. Jadi tenang saja." Ucap Rafa memiliki akal yang lebih picik, mengacak-acak rambut Aiyue.

"Rakun!" Batin Aiyue tersenyum.

Sedangkan pemuda itu memakan roti bakar di hadapannya. Memikirkan Aiyue menikah saja sudah terasa begini menyakitkan. Apalagi melihatnya secara langsung.

"Omong-ngomong, tuan... bagimu aku ini apa? Sekretaris? Pelayan? Teman? Atau asisten?" tanya Aiyue mengepalkan tangannya. Menunggu jawaban yang akan keluar.

"Peliharaan, atau lebih tepatnya boneka porselin mahal, harta yang paling berharga bagiku, hanya milikku..." Jawab Rafa menyantap makanannya.

"Sudah aku duga." Aiyue tersenyum padanya. Ini sudah diperkirakan olehnya. Dirinya salah paham, mengira pemuda ini menyukainya. Rasa protektif, mungkin timbul akibat ketakutan benda yang dimilikinya akan dicuri.

"Lalu menurutmu apa?" Rafa kembali mengunyah roti di hadapannya.

"Kekasih..." Candaan Aiyue.

"Tidak ada kata seperti itu! Jangan bercanda! Wanita yang akan menjadi istriku harus lebih berkelas dan orang-orang akan kagum melihatnya." Rafa menyentil dahi wanita dihadapannya.

"Aku cuma bercanda! Aku tau! Aku yang paling mengerti dan paham tentangmu! Seharusnya kamu juga tau. Aku hanya bercanda! Ini menyakitkan!" Aiyue mengusap-usap dahinya sendiri.

"Aku tau! Tapi bercanda mu itu keterlaluan! Aku tidak mungkin menikahi peliharaanku sendiri." Ucap Rafa terkekeh.

Tapi memang begitu bukan? Hubungan yang entah apa ini tidak pernah ada perkembangan sama sekali. Hanya peliharaan yang mengikuti perintah majikannya.

Muda-mudi yang tinggal bersama. Satunya mengikat dengan rantai tidak terlihat. Satunya lagi mengikuti perintah tanpa membantah.

Tapi bahkan boneka porselin juga akan retak dan hancur. Kala akar di hati itu tumbuh, kemudian membusuk. Akibat tercemar oleh perasaan tidak berbalas.

"Dia tidak mencintaiku. Apa yang aku fikirkan? Satu-satunya pria yang dekat denganku memang tidak pernah mencintaiku. Aku hanya boneka porselin baginya." Isi hati yang tidak diungkapkan wanita yang tengah tersenyum cerah.

*

"Jadwal hari ini, nanti siang kita akan mengikuti rapat dengan Bold company. Setelah itu bertemu dengan Mrs. Caroline. Menangani beberapa laporan dari proyek kerjasama pengadaan bahan mentah." Wanita yang melangkah mengimbangi langkah kaki majikannya. Membaca apa yang terlihat di layar tabnya, jadwal yang telah disusunnya sedemikian rupa.

"Majukan pertemuan dengan tuan Gerald. Nanti malam kita akan tidur di kantor." Perintah Rafanda tanpa menghentikan langkahnya.

"Ta...tapi...Aku harus membeli pakaian malam ini." Ucap wanita itu ragu.

"Membeli pakaian tidak penting. Jika dapat menghasilkan uang dalam waktu yang cepat, kamu dapat berbelanja dengan mudah." Kalimat yang keluar dari mulut Rafa, membuat dirinya terdiam sejenak. Kemudian menghela napas kasar, memilih untuk berkata jujur saja.

"Ini hari kematian ibuku, aku akan mendatangi makam kedua orang tuaku sore ini." Kalimat dari Aiyue tertunduk.

"Aku bilang...majukan pertemuan dengan tuan Gerald! Berhentilah mengunjungi daging yang sudah menyatu dengan tanah." Rafa kembali menegaskan.

"Iya, saya tidak akan pergi. Itu hal yang tidak berguna." Wajah yang tersenyum, tapi hati terasa sakit. Setiap tahun selalu seperti ini, Rafa berucap seolah-olah yang ada di kuburan itu, bukanlah orang tua Aiyue.

Wanita yang tertunduk mengepalkan tangannya. Kakak laki-lakinya, Hidan selalu menceritakan tentang kedua orang tua mereka. Memeluk dan mencium keningnya, tidak ingin sang adik bersedih.

Walaupun pada akhirnya jika diketahui oleh tuan muda pemilik rumah (Rafanda Airen), dirinya dan kakaknya akan dipisahkan. Tidak diijinkan bertemu berbulan-bulan.

Mungkin hanya sebulan sekali dirinya dapat berteman kakaknya yang hangat, dulu. Entah kenapa Rafa begitu membenci kala melihat Hidan, memeluk dirinya saat merindukan kedua orang tua mereka yang telah tiada.

"Orang gila! Kakak kandung yang memeluk adiknya dituduh melakukan tindakan pelecehan? Benar-benar gila!" Batinnya berusaha tersenyum, mengingat bagaimana Rafa selalu memperingatkan Hidan agar tidak memeluknya.

*

Mereka benar-benar bekerja lembur malam itu. Aiyue bangkit, menyelimuti Raka yang tertidur di sofa kantor perlahan.

Aiyue pergi meninggalkannya, tepat pada pukul 11 malam. Mengemudikan mobilnya menuju area pemakaman.

Bukan untuk melakukan ritual pesugihan, memelihara tuyul, menjadi adik angkat kuntilanak, atau meminang genderuwo. Tunggu dulu! Meminang genderuwo? Mungkin Rafa akan berkelahi terang-terangan melawan makhluk gaib.

Namun, seiring langkahnya, tujuannya terlihat. Angin berhembus menyapu rimbunnya tanaman bambu. Suara bambu bertubrukan terdengar.

Anak yang baik? Itulah dirinya ingin menjadi, kesempatan yang sejatinya tidak pernah diberikan padanya. Meletakkan buket bunga pada makam kedua orang tuanya.

Kunang-kunang terbang di area tempat tersebut. Wanita yang membelai makam ibunya."Ibu, terimakasih sudah bertaruh nyawa melahirkan ku. Aku dan kakak sudah dewasa, kami hidup dengan baik."

"Ayah, aku menyukai seseorang yang tidak menyukaiku. Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Aiyue pada batu nisan di hadapannya, kini beralih membelai batu nisan ayahnya.

Tidak menemukan jawaban apapun, dirinya menitikkan air matanya. Jujur saja dirinya tidak ingat sama sekali wajah ibu dan ayahnya, hanya mengenalnya melalui foto.

Ayah yang meninggal kala ibunya mengandung dan ibu yang meninggal saat melahirkannya. Dirinya merindukan mereka.

"A...aku merindukan kalian..." Gumamnya dalam tangisan. Hujan gerimis yang mulai turun membuat kunang-kunang di sekitar area pemakaman menghilang.

Tangan yang terulur memeluknya dari belakang. Tidak mempedulikan tubuhnya juga terkena derasnya air hujan."Jangan menangis, aku hanya ingin kamu selalu tersenyum. Karena itu aku tidak ingin kamu pergi ke tempat ini..." Kalimat hangat dari Rafanda Airen.

Pemuda yang hanya berpura-pura tertidur, mengikutinya hingga ke tempat ini. Aiyue menoleh padanya, dinginnya air hujan. Rasa duka Aiyue dan rasa bersalah dari Rafa menbuat segalanya berjalan secara alami.

Dua orang yang memejamkan matanya, menyatukan bibir mereka di tengah hujan yang mulai deras.

Ini bukan rasa cinta, karena dari awal hanya perasaan Aiyue yang bertepuk sebelah tangan. Menyukai satu-satunya pria yang ada di hidupnya.

Pria yang akan menikahi wanita lain, air matanya mengalir bercampur dengan air hujan.

Sedangkan pemuda itu, otaknya kelu sesaat. Ini adalah ciuman pertama mereka.

Deru napas yang tidak teratur. Satu kalimat yang akan membuat boneka porselin ini semakin retak.

"Maaf, aku tidak sengaja."

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

Rafaaaa... pen ta getok jg nih orang..

2024-06-26

0

Putri Nunggal

Putri Nunggal

🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ampun dah Koko kalau dah gokil bisa sampe terpingkal ngetawain si genderewo

2024-01-11

0

Putri Nunggal

Putri Nunggal

bilang aja gak reka boneka porselen nya di peluk sama laki laki lain walaupun kakaknya si boneka

2024-01-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Akan Menikah
2 Bab 2. Boneka
3 Bab 3. Rasa
4 Bab 4. Retak
5 Bab 5. Hal Yang Tidak Aku Ketahui
6 Bab 6. Rury Aito
7 Bab 7. Aku Menciumnya
8 Bab 8. Little Mermaid
9 Bab 9. Puzzle
10 Bab 10. Bukan Seleraku
11 Bab 11. Pedang Dan Perisai
12 Bab 12. Batasan
13 Bab 13. Rahasia
14 Bab 14. Hubungan Darah
15 Bab 15. Tidak Mencintai
16 Bab 16. Bantu Aku
17 Bab 17. Rahasia
18 Bab 18. Memastikan
19 Bab 19. Lost
20 Bab 20. Asisten Nona Muda
21 Bab 21. Perselingkuhan
22 Bab 22. Rafa Istrimu Digoda!
23 Bab 23. Tubuh
24 Bab 24. Kisah
25 Bab 25. Istri Yang Baik
26 Bab 26. Melarikan Diri
27 Bab 27. Kutukan
28 Bab 28. Cinta Yang Dibawa Hingga Ke Surga
29 Bab 29. Meninggalkan Logika
30 Bab 30. Salah Genre
31 Bab 31. Bianca
32 Bab 32. Tulus
33 Bab 33. Pengaruh
34 Bab 34. Meet
35 Bab 35. Berbakti
36 Bab 36. Cintai Dia
37 Bab 37. Over Dosis
38 Bab 38. Ayah Mertua, Lepaskan Istriku
39 Bab 39. Normal
40 Bab 40. Kita Kawin Lari
41 Bab 41. Terlalu Cemas
42 Bab 42. Sombong
43 Bab 43. Date
44 Bab 44. Jangan Ganggu Pacarku
45 Bab 45. Hamil
46 Bab 46. Romance
47 Bab 47. Romance Bagian 2
48 Bab 48. Romance Bagian 3
49 Bab 49. Bukan Pelakunya
50 Bab 50. Penyimpangan
51 Bab 51. Terlalu Banyak Bertanya
52 Bab 52. SOS
53 Bab 53. Gone
54 Bab 54. Nyaman
55 Bab 55. Paham
56 Bab 56. Tempat Yang Sesuai
57 Bab 57. Olahraga
58 Bab 58. Pencemburu
59 Bab 59. Bukan Aku
60 Bab 60. Rafa Punya Anak
61 Bab 61. Saran Dari Seorang Teman
62 Bab 62. Ingat Nasehat!
63 Bab 63. Perbandingan
64 Bab 64. Abang Sanggup
65 Bab 65. Predator
66 Bab 66. Lugu
67 Bab 67. Jadilah Keren
68 Bab 68. Mengapa Kami Disini
69 Bab 69. Seperti Temanku
70 Bab 70. Hiu Megalodone
71 Bab 71. Keputusan
72 Bab 72. Bicara Baik-Baik
73 Bab 73. Tidak Terbantahkan
74 Bab 74. Gelisah
75 Bab 75. Kapten
76 Bab 76. Lebih Mengerti
77 Side Story 1
78 Side Story 2
79 Side Story 3
80 Side Story 4
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Aku Akan Menikah
2
Bab 2. Boneka
3
Bab 3. Rasa
4
Bab 4. Retak
5
Bab 5. Hal Yang Tidak Aku Ketahui
6
Bab 6. Rury Aito
7
Bab 7. Aku Menciumnya
8
Bab 8. Little Mermaid
9
Bab 9. Puzzle
10
Bab 10. Bukan Seleraku
11
Bab 11. Pedang Dan Perisai
12
Bab 12. Batasan
13
Bab 13. Rahasia
14
Bab 14. Hubungan Darah
15
Bab 15. Tidak Mencintai
16
Bab 16. Bantu Aku
17
Bab 17. Rahasia
18
Bab 18. Memastikan
19
Bab 19. Lost
20
Bab 20. Asisten Nona Muda
21
Bab 21. Perselingkuhan
22
Bab 22. Rafa Istrimu Digoda!
23
Bab 23. Tubuh
24
Bab 24. Kisah
25
Bab 25. Istri Yang Baik
26
Bab 26. Melarikan Diri
27
Bab 27. Kutukan
28
Bab 28. Cinta Yang Dibawa Hingga Ke Surga
29
Bab 29. Meninggalkan Logika
30
Bab 30. Salah Genre
31
Bab 31. Bianca
32
Bab 32. Tulus
33
Bab 33. Pengaruh
34
Bab 34. Meet
35
Bab 35. Berbakti
36
Bab 36. Cintai Dia
37
Bab 37. Over Dosis
38
Bab 38. Ayah Mertua, Lepaskan Istriku
39
Bab 39. Normal
40
Bab 40. Kita Kawin Lari
41
Bab 41. Terlalu Cemas
42
Bab 42. Sombong
43
Bab 43. Date
44
Bab 44. Jangan Ganggu Pacarku
45
Bab 45. Hamil
46
Bab 46. Romance
47
Bab 47. Romance Bagian 2
48
Bab 48. Romance Bagian 3
49
Bab 49. Bukan Pelakunya
50
Bab 50. Penyimpangan
51
Bab 51. Terlalu Banyak Bertanya
52
Bab 52. SOS
53
Bab 53. Gone
54
Bab 54. Nyaman
55
Bab 55. Paham
56
Bab 56. Tempat Yang Sesuai
57
Bab 57. Olahraga
58
Bab 58. Pencemburu
59
Bab 59. Bukan Aku
60
Bab 60. Rafa Punya Anak
61
Bab 61. Saran Dari Seorang Teman
62
Bab 62. Ingat Nasehat!
63
Bab 63. Perbandingan
64
Bab 64. Abang Sanggup
65
Bab 65. Predator
66
Bab 66. Lugu
67
Bab 67. Jadilah Keren
68
Bab 68. Mengapa Kami Disini
69
Bab 69. Seperti Temanku
70
Bab 70. Hiu Megalodone
71
Bab 71. Keputusan
72
Bab 72. Bicara Baik-Baik
73
Bab 73. Tidak Terbantahkan
74
Bab 74. Gelisah
75
Bab 75. Kapten
76
Bab 76. Lebih Mengerti
77
Side Story 1
78
Side Story 2
79
Side Story 3
80
Side Story 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!