Rutinitas Joanna Eden pagi ini masih seperti biasa, walau terasa sangat membosankan namun dia tetap harus berangkat ke Kampus karena ada jadwal kuliah pagi.
"Hoahem."
Rasa kantuk masih melanda jiwa, apalagi rasa malas dari diri Anna, saat membayangkan berjam-jam mendengar ceramah dosen dimata kuliahnya nanti.
"Hei gadis kosong, kamu hanya tayamum ya tadi, apa sumber air dirumah kita sudah mati?" Ledek Jordan dengan tatapan jengahnya saat melihat adik satu-satunya menuruni tangga dengan wajah lesu.
"Ckk, aku mandi ya Bang, sembarangan aja kalau ngomong, nah.. Cium ketek aku kalau nggak percaya! Bibir juga sudah merah meronah, tubuh sudah wangi mempesona begini kok masih dibilang belum mandi, coba tegakkan dulu kepala Abang." Anna langsung berkacak pinggang, saat wajah Abangnya sudah sangat mengesalkan hatinya.
"Cih, kenapa emangnya?" Namun keseharian Jordan memang selalu tidak bisa akur dengan Anna, dalam hal apapun.
"Biar nggak miring, kayak otak Abang!" Walau dia lemot dalam mata pelajaran, namun dalam hal membalas bullyan, jangan diragukan lagi.
"WOI, berani kamu sama orang tua ya!" Teriak Jordan yang seolah seperti orang kecolongan, karena Adiknya seolah memenangkan babak pertama dalam drama pagi ini.
"Dih, bangga banget yang udah tua tapi masih single!" Anna menjulurkan lidahnya sambil berlalu kearah meja makan, pagi ini jadwalnya Jordan yang memasak, karena dia mendapatkan shift malam nanti.
"Gue punya pacar tau nggak Loe!" Balas Jordan dengan senyum pamernya.
"Heleh, masih pacar doang udah sombong, bisa aja Abang jagain jodoh orang, yang seminggu menuju pernikahan aja bisa gagal, apalagi Abang yang hanya bermodalkan janji manis tanpa kepastian, tinggal nunggu ditikung aja Bang, karena yang setia akan kalah dengan yang selalu ada, werk!"
Pertikaian mereka masih berlanjut dimeja makan, padahal bau wangi dari bumbu mie instant itu sudah menyeruak dihidung.
"Ini bocah benar-benar keterlaluan, bukannya doain Abangnya yang bener malah sengaja nyumpahin, sini kamu Anna! biar kamu rasakan pitingan dari lengan kokoh Abangmu ini!" Jordan merasa gemas sendiri, akhirnya dia bangkit dan berjalan mendekati kursi milik Anna diseberang tempat duduknya.
"Ahaha, kabuuurrrr!"
Dan sebelum Jordan menangkapnya, Anna langsung berlari kearah pintu agar bisa kabur, melewatkan sarapan mie instant tidak maslaah pikirnya, karena dia bisa membelinya di Kantin Kampus pikirnya.
Grep!
Namun tanpa diduga, sebuah dada bidang yang dipenuhi rambut yang cukup tebal seolah menghalangi penglihatannya, karena saat ini wajah Anna sudah nyungsep ditubuh seorang pria gagah nan perkasa.
"Aduh, apa ini mimpi, kenapa nyaman sekali?" Dengan gilanya Anna malah memejamkan kedua matanya dan merapatkan kedua tangannya untuk merasakan pelukan hangat pagi ini.
"Ahahaha, dasar jomblo ngenes, buka dulu matamu itu bocah kosong!" Teriak Jordan saat melihat adiknya yang menggelikan dalam posisi seperti itu.
"Selamat pagi Anna, ini bukan mimpi, aku datang membawakan sarapan untukmu." Ucap Ghavin sambil mengusap kepala Anna yang masih menempel ditubuhnya.
"Hehe, uncle Ghavin?" Saat mendengar suaranya, Anna baru tersadar dan mulai meregangkan pelukan dari kedua tangannya.
"Ckk, aku nggak tua-tua amat Anna, kenapa kamu suka sekali memanggilku dengan sebutan Uncle?" Ghavin menyentil kening Anna dengan gemas, selalu saja ada tingkah menggemaskan jika dia sudah bertemu dengan Anna, walau itu hanya hal-hal kecil namun selalu membuat senyum dan tawa seorang Ghavin melebar.
"Biar lebih deket aja Uncle, siapa tahu bisa sedekat nadi ya kan?" Dan Anna memang paling pandai mengambil hati seseorang, apalagi dari lawan jenisnya.
"Eherm, ya udah boleh deh kalau gitu." Jawab Ghavin yang tiba-tiba tidak mempermasalahkan lagi hal itu.
"Aish, pagi-pagi udah main drama kalian, sini sarapannya biar aku makan, kalian bisa lanjut main sinetronnya!" Dan pihak penggangu sudah pasti Jordanlah orangnya, karena dia langsung merebut kantong kresek yang dibawa oleh Ghavin tadi.
"JANGAN! Uncle Ghavin membawanya untukku, bukan untukmu Bang, sana kamu makan mie instant buatan kamu aja!" Namun Anna tidak membiarkan hal itu terjadi, dia segera merebut kembali kantong kresek yang berisi makanan itu.
"Pelit amat kamu ini, dia bawa banyak woi!" Jerit Jordan yang akan berubah menjadi Singa jika sudah menghadapi adiknya itu.
"Jordan, kita perlu bicara sebentar."
Saat Jordan ingin meladeni Anna, disanalah Ghavin mulai menghadangnya dan menampilkan wajah seriusnya.
"Ada apa Komandan?" Tanya Jordan dengan mode siap siaganya.
"Anna, makan yang banyak ya, biar kamu cepet gede dan cepet layak untuk dipinang, aku pinjam Abangmu dulu, okey?" Ghavin menyuruh Anna menikmati sarapan yang dia bawa dan mengajak Jordan untuk berbicara berdua saja.
"Emm, maksudnya kalau gemuk bisa cepet nikah begitu?" Celetuk Anna yang semakin membuat senyum Ghavin melebar tak menentu, bahkan membuat jantungnya sedikit berdebar.
"Diamlah! Makanya isi juga otakmu, jangan hanya perut aja yang kamu isi, selesai makan dan cepat berangkat ke Kampus, pahamkamu Anna!" Namun suara Jordan berhasil membuat kedua mata Anna melotot dengan kesal, padahal dia sedang menunggu jawaban dari Ghavin tadi.
"Aish, aku doakan pacar Abang selingkuh nanti, huh!"
Anna masih mengoceh sesuka hatinya dengan mulut yang tersumbat makanan, saat kedua polisi tampan itu berjalan menuju kamar milik Jordan.
"Kita tidak punya waktu lagi Jordan, tidak ada pilihan lain selain Anna." Ucap Ghavin dengan helaan nafas beratnya, saat pintu kamar Jordan sudah tertutup.
"Tapi dia adikku satu-satunya Komandan?" Dia ingin sekali membantu pihak kepolisian, karena itupun tempat ia bekerja, namun Anna adalah seseorang yang penting dan merupakan amanah dari kedua orang tuanya untuk dia jaga sebelum adiknya itu menemukan seseorang sebagai tambatan hatinya.
"Justru karena dia adikmu, kita dan team bisa memberikan perlindungan khusus tanpa harus menunggu kesepakatan yang rumit, kamu percaya denganku bukan?" Ghavin pun tidak punya pilihan lain, karena bos mafia itu semakin meresahkan saja.
"Iya Ndan, tapi--"
"Aku tahu kamu mengkhawatirkannya, tapi jika nyawa yang harus menjadi taruhannya untuk melindungi Anna, aku pasti akan melalukannya Jordan." Ghavin mengatakan hal itu dengan bersungguh-sungguh, dia tidak mungkin melakukan satu hal tanpa pertimbangan sebelumnya.
"Huft." Beban yang dia pikul cukup berat kali ini, namun dia juga tidak mau menjadi sosok egois, yang tidak mau membantu seseorang demi sebuah kebaikan.
"Aku akan memberikan pengawasan dan perlindungan khusus untuk Anna, kalau perlu seumur hidupku, bagaimana?" Ucap Ghavin yang berhasil membuat Jordan menoleh kearah komandannya, untuk melihat kejujurannya lewat sorotan kedua matanya.
"Tapi jika nanti kasus ini selesai atau mungkin mengalami situasi yang sulit untuk dikendalikan, tolong tarik Anna keluar dari lingkungan Mafia itu, bantu saya untuk mengirim Anna ke luar negri, anggap saja ini sebagai syarat untuk itu."
"Okey, baiklah!"
"Maaf Komandan, bukan maksud saya untuk mempersulit perintah anda, tapi ini menyangkut tentang keselamatan keluarga saya satu-satunya." Sebagai kakak dia yang bertanggungjawab penuh tentang Anna, jadi dia harus punya jaminan keselamatan untuk adiknya nanti.
"Aku paham, dan aku bisa mengerti, kita urus segalanya setelah kasus ini selesai, dan untuk saat ini kamu hanya cukup meyakinkan Anna agar dia menyetujui misi ini."
"Hmm." Jawab Jordan dengan reaksi lesunya, walau bagaimanapun juga dia tetap risau akan hal itu.
"JORDAN EDEN!" Teriak Ghavin yang tidak suka melihat kendurnya semangat dari anak buahnya.
"SIAP LAKSANAKAN KOMANDAN!"
Hal itu sebenarnya terasa begitu berat bagi seorang Jordan Eden, karena seolah menjadikan adiknya sebagai umpan berbahaya, walau jaminannya nyawa komandannya sekalipun, tapi Anna adalah satu-satunya keluarga yang dia punya, dia sebenarnya masih trauma atas kepergian kedua orang tuanya yang cukup tragis kala itu. Namun kali ini dia mencoba meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja, karena dia tahu bagaimana kinerja dan sikap dari komandannya.
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Eli Aryanti
waw pasti pemimpin gankster nya yg bisa kalah debat dengan Anna
2023-12-12
0
Anik Trisubekti
pagi yang selalu heboh😄
2023-11-30
0
Yofa Meisya
senang lihat keseruan antara 2 kakak beradik ini, selalu saling membuly tapi saling menyayangi....semoga anak2 ku juga bisa begitu, saling menyayangi dan rukun selalu 🤲
2023-11-30
3