4.Gadis Kosong.

Hachim

Hachim

Hachim

Pagi hari ini, kondisi kesehatan Jordan diawali dengan irama suara bersin-bersin yang tak kunjung usai sedari ia membuka kedua matanya.

"Kenapa Bang? Aku nggak masak makanan yang berbau cabe dan lada lho, cuma telor dadar sama mie goreng doang ini, kenapa bisa bersin-bersin?"

Joanna memang tidak begitu pandai memasak, namun demi menghemat kondisi keuangan, kakak beradik itu tetap masak setidaknya untuk sarapan sederhana aja, siang dan malamnya mereka sering beli lauk di Warung ujung komplek.

"Bukan karena itu Dek." Jawab Jordan sambil menyumbat hidungnya dengan tissu.

"Abang minum es ya? Makanya kalau mau minum es itu buat sendiri aja, airnya jelas dimasak sampai matang, jangan beli sembarangan diluar."

"Abang nggak suka Es, kamu tahu sendiri kan?"

"Siapa tahu Abang nekad?"

"Mau cuaca ekstrim sekalipun Abang nggak pernah mau minum Es, apalagi cuaca sedang panas-panasnya begini."

"Bagus malah!"

"Apanya yang bagus?"

"Kemarin 36° celcius dan sekarang 39°celcius, jadi Abang harusnya bersyukur, karena derajat kita bisa diangkat setiap harinya." Celetuk Anna yang memang sering berbicara sesuka hatinya, tanpa berpikir untuk yang kedua kalinya.

"Bahahaha, bukan begitu juga konsepnya Wir! Heran gue punya adek satu aja kenapa otaknya bisa kosong begini yak?"

Sebenarnya Jordan merasa kesal dengan sifat adeknya yang seperti ini, namun terkadang hal itulah yang membuat dirinya kangen dengan celotehan adeknya yang sering menggelitik perutnya.

"Ckk, mulutmu itu Bang, kan emang begitu, cuaca sedang panas-panasnya dan sepertinya aku akan menjadi pribadi yang lebih matang!" Tambah Anna kembali yang semakin membuat Abangnya terpingkal-pingkal.

"Haha, terserah lu lah Dek, yang penting elu seneng aja!"

"Lalu kenapa Abang bisa sampai gejala flu begitu."

Jika itu hujatan itu muncul dari mulut Abangnya, dia hanya tersenyum kecut saja, tanpa menaruhnya didalam hati.

"Tenggorokan Abang juga serak, nih hidung juga ikutan mampet, jadi nggak bisa tidur nyenyak tadi malam."

"Kalau begitu aku antar ke Dokter aja gimana Bang?"

"Nggak usah, kamu kerikin saja leher sama punggung Abang, nanti juga sembuh." Karena memang kebiasaannya dari muda dulu kalau dia sakit ringan seperti itu tidak langsung minum obat.

"Bilang dulu, kenapa bisa flu?" Anna tetap tidak mau mendekat kearah Abangnya.

"Kamu ini kepo banget sih?"

"Kita kan sedarah Bang, jadi kemungkinan tertularnya banyak, kalau nggak mau ngomong sebabnya dulu aku nggak mau dekat-dekat sama Abang, karena cewek itu kalau ingusan jelek Bang!"

"Ckk, ini hanya karena aku menyentuh bibir calon kakak iparmu yang sedang flu, cepatlah hidung Abang tersumbat ini!" Gejala flu memang sangat menyiksa, kepala puyeng, hidung tersumbat bahkan tenggorokanpun kering.

"Dih, masak iya nyentuh bibir doang langsung ketularan flu, jangan bohong loe Bang, dosa tau nggak!"

"Eherm, karena nyentuhnya bukan pakai tangan Dek!"

"Jadi?"

"Pakai bibir."

"APA!"

"Sudahlah jangan banyak tanya, kamu masih dibawah umur,cepat kerikin punggung Abang, atau uang jajanmu nanti berkurang!"

Namanya juga satu darah, sesungguhnya sifat mereka hampir sama, hanya saja Jordan lebih menjaga gengsi, lain cerita jika hanya berdua saja dengan adiknya.

"Ahahaha, dasar Abang mesum!"

"Bukan mesum, itu namanya menunjukkan ekspresi sayang, wajar aja kan kalau cuma berciuman, asal tahu batas wajar saja!"

"Tapi kan bisa cium kening, pipi atau yang lainnya, kenapa harus bibir?"

"Kalau orang kangen itu versinya beda-beda, kamu itu masih jomblo jadi nggak akan paham!"

"Heleh, siapa tahu Abang jagain jodoh orang doang!"

"Abangmu ini serius, hanya saja masih perlu mengumpulkan modal untuk meminang calon kakak iparmu, setidaknya sampai kamu jadi sarjana, jadi tanggung jawab Abang untuk membiayai kamu selesai."

"Itu kenapa aku mau kerja aja Bang, biar nggak ngrepotin Abang!"

"NGGAK! Kamu harus tetap kuliah sampai jadi sarjana, no debat!"

"Ckk, Abang ini kenapa sih ngeyel banget!"

"Kamu itu yang ngeyel dibilangin, cepat kerikin Dek, kurangin ngomelnya, banyakin tindakannya!"

"Ada apa ini?"

"Hai Uncle Tampan?"

"Hai Anna."

"Siap Komandan, hachim!"

"Heh, apa kamu kurang sehat?"

"Iya Komandan."

"Cuaca panas begini kok kamu bisa terkena flu? Bukannya kamu pantang minum es?"

"Dia nggak sakit karena minum es Uncle Tampan, tapi karena emm.."

"Diam! nanti aja kerikinnya, kamu siap-siap kuliah aja dulu sana!"

"Tunggu Anna, coba katakan apa penyebabnya, kita bestie bukan?" Salah satu rekan Abangnya yang paling akrab dengan Anna justru adalah komandan Abangnya, karena dia sering berkunjung kerumahnya setelah sama-sama pulang piket.

"Yoi Uncle!" Ujar Anna yang langsung berlari merapatkan diri kearah komandan Abangnya yang bernama Ghavin.

"Dek?" Jordan langsung melotot agar adiknya tidak sembarangan bicara.

"Anna?" Namun Ghavin paling tahu cara merayu Anna, dia mengusap rambut panjang Anna dan menampilkan senyum termanisnya.

"Abang flu bukan karena minum es, tapi karena dia berciuman dengan kekasihnya yang sedang flu." Bisik Anna dengan suara yang masih bisa didengar oleh Abangnya.

"Bahahahaha, apa dia bilang begitu?" Salah satu hal yang membuat Ghavin betah main dirumah Jordan salah satunya adalah Anna, karena sifat cerianya selalu membawa aura baik untuknya.

"Iya, katanya dia kangen berat, jadi aku rasa walau kekasihnya menolakpun Abang tetap nekad nyosor aja, ngeri-ngeri sedep emang tu orang."

"Woahahahaha, sepertinya dia kena hukuman karena belum halal!"

"Uncle Tampan mau coba?"

Umur Anna memang terpaut cukup jauh dengan Ghavin, jadi walau Ghavin masih single tapi dia membiarkan Anna memanggilnya dengan sebuan uncle, yang penting nyaman saja pikirnya.

"Heh, maksud kamu mencoba berciuman?" Selalu saja ada hal membuat Ghavin melongo dengan segala celetukan Anna.

"Aish, Anna masuk kekamar sana!" Dan orang yang awalnya pamer, menjadi garang saat adiknya terlihat penasaran akan hal itu.

"Abang sendiri yang sering bilang, nggak boleh bohong, apalagi sama komandan Abang, dosa ya kan uncle tampan?"

"Ahahahah, aduh.. pagi-pagi udah dibikin bengek sama keluarga ini!"

"Aish, mimpi apa aku sampai punya saudara gadis kosong seperti dia, awas kamu Anna, akan aku berikan sanksi untuk mulut embermu itu!" Jordan langsung bangkit dari tempat duduknya dan siap bermain kejar-kejaran dengan adik gadisnya.

"Ahaha, ayo kejar aku Bang!" Jerit Anna yang malah kegirangan sendiri saat melihat Abangnya sewot.

"Stop Jordan! Kita punya kasus penting saat ini dan kita harus membahasnya sekarang juga!"

"Siap Komandan, kasus mengenai apa itu?" Jika sudah menyangkut tentang pekerjaan Jordan langsung memposisikan dirinya, dalam keadaan apapun.

"Bos Mafia itu sepertinya sudah berulah kembali!" Ghavin mulai beralih ke mode yang serius.

"Mari kita bahas ini didalam kamar saya saja Komandan."

Karena hari ini jadwal Jordan kebetulan off, jadi sang komandan khusus mendatangi rumahnya, karena ada misi penting yang harus pihak kepolisian tangani saat itu juga.

"Jordan, kita harus mengambil langkah baru agar bisa mendapatkan bukti otentik untuk meringkusnya." Helaan nafas panjang seolah menyimpulkan bahwa lawan mereka bukan lawan yang sepele.

"Kita sudah berkali-kali menggeledah markas mereka dan tidak berhasil mendapatkan bukti apapun untuk menangkapnya."

Pihak kepolisian tidak mungkin menangkap seseorang tanpa bukti yang jelas, itu mengapa mereka tidak sembarangan dalam bertindak.

"Aku rasa ada satu tempat rahasia dari mereka dan itu yang harus kita cari." Menurut penyelidikannya, ada hal janggal yang dia rasakan dan baru dia perbincangkan dengan Jordan kali ini.

"Tapi kita butuh orang baru dan tidak mungkin salah satu dari kita Komandan, karena identitas kita pasti sudah mereka ketahui dan kalau gagal pasti nyawa yang akan jadi taruhannya." Saat itu Jordan pun ikut dalam misi itu, jadi sedikit banyaknya dia tahu dan saat kasusnya berkali-kali ditutup dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Emm, itu memang benar dan aku masih memikirkan siapa orang yang paling tepat untuk menjalankan misi ini."

"Uncle tampan, aku punya dua tiket nonton film yang kemarin kita bicarakan, akhir pekan ini jadwal Uncle kosong nggak, aku jomblo ini nggak punya pasangan, Uncle juga kan?" Dan tiba-tiba Anna kembali muncul dihadapan mereka dengan membawa dua tiket Bioskop ditangannya.

"Anna, selain gadis kosong apa kamu juga gadis yang tidak tahu malu, dia komandan aku Anna!" Jerit Jordan sambil berkacak pinggang kearah adik polosnya itu.

"Pffthh!" Namun Ghavin tidak marah, dia malah terkekeh sendiri karena kepolosan Anna.

"Lalu kenapa kalau dia komandan kamu Bang, dia masih single kan? apa coba masalahnya?"

"Jangan sampai kamu membuat Abang marah, kesal, apalagi sampai membencimu hanya karena tingkah bodohmu itu, paham kamu!" Bisik Jordan yang sebenarnya tidak enak hati dengan komandannya, takut jika perkataan adiknya menyinggung jiwa jomblonya.

"Aku dibenci nggak mati, kamu gak suka aku juga nggak tutup usia, selagi rasa nggak suka dan bencimu tidak menutup pintu rezekiku, aku tidak perduli." celetuk Joanna Eden dengan tatapan santai seolah tanpa beban dosa.

"ANNA!" Dan hal itu kembali membuat sosok Jordan kesal namun gemas juga, dengan kata-kata dari adiknya.

"Aku tahu siapa orang yang tepat untuk melakukan misi itu." Namun kali ini, arah pandangan Ghavin tertuju sepenuhnya dengan Anna, dia merasa gadis itu istimewa dengan kepolosannya.

"JANGAN!" Namun Jordan sontak menolak, bahkan dengan suara yang agak keras.

"Aku bahkan belum mengatakannya Jordan!" Ucap Ghavin dengan tatapan anehnya, karena seolah Jordan bisa membaca pikirannya.

"Apapun yang anda perintahkan kepada saya pasti akan saya lalukan Komandan, tapi jika itu Anna, maaf sekali. Saya tidak rela."

Hubungan Jordan dan komandannya memang sangat dekat, akhir-akhir ini mereka berdua sering menjalankan misi bersama dan pada kenyataannya mereka memang sangat cocok, bahkan Jordan bisa menebak isi pikiran komandannya tanpa harus bercerita dulu.

Namun jika keselamatan keluarga Jordan satu-satunya itu harus terancam karena misi mereka, dia merasa tidak mau ambil resiko, karena walau Jordan sering berdebat setiap hari dengan adiknya, namun sesungguhnya dia sangat menyayangi adik satu-satunya itu dan takut jika terjadi hal yang tidak diinginkan, karena memang musuhnya kali ini sangat berbahaya.

Satu hal didunia ini yang harus kita pahami, bahwa sesulit dan serumit apapun masalah, percayalah bahwa Allah tidak akan membawamu kedalam perjalanan tanpa membantumu untuk melewatinya.

Terpopuler

Comments

Yofa Meisya

Yofa Meisya

jangan2 nanti ghavin juga suka beneran sama Anna....tp Anna malah suka sama ketua gengs mafia itu y kan.....????

2023-11-28

1

Eni Istiarsi

Eni Istiarsi

Anna dan Jordan.seperti Tom & Jerry..😄

2023-11-28

1

Lina Atiek Budiarti

Lina Atiek Budiarti

lanjut

2023-11-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!