AARGHH
AAHHH
Di ruangan yang gelap dan cukup luas terdengar suara terikan yang keras, di sana ada beberapa orang pria yang di pukuli oleh beberapa orang pria lainnya.
Tak
Tak
Tak
Terdengar suara langkah kaki yang mendekati mereka di ruangan yang gelap itu, dan sontak beberapa pria yang sedang memukuli beberapa pria lainnya menghentikan apa yang mereka lakukan dan segera menyambut orang yang baru saja datang mendekati mereka semua.
" Tuan! " Serentak beberapa orang pria bawahannya menyambutnya.
" Bagaimana? " Tanya sosok itu pada bawahannya.
" Mereka benar adalah suruhan orang itu tuan! " Jawab salah seorang bawahannya.
" Habisi mereka!! " Perintah sosok itu kepada bawahannya.
" Baik tuan!! " Serentak jawab bawahannya yang langsung melanjutkan apa yang mereka tadi lakukan.
Sosok itu berjalan menjauh dan menghampiri sebuah kursi yang di sediakan di ruangan gelap itu, dia duduk dan menyaksikan apa yang di lakukan bawahannya dengan santai.
" Lihat saja aku akan membunuhmu!! " Gumam sosok itu dengan tatapan tajam dan seringai di bibirnya.
***
Eughh
Suara Viona bangun dari tidurnya, hal pertama yang dia dapati adalah Ervan yang duduk tertidur di sampingnya.
Dia menatap Ervan dengan tatapan yang sulit di artikan, dia selalu merasa akrab dengannya namun dia juga merasa harus waspada padanya. Viona bangkit untuk duduk, dia masih menatap Ervan dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Aku selalu merasa akrab dengannya namun aku juga merasa harus waspada terhadapnya! Sebenarnya dia itu siapa? Kenapa begitu baik padaku padahal kita orang asing yang baru bertemu! Ataukah kita pernah bertemu sebelumnya? Tapi...Dimana? Ataukah... Aku melupakannya?! " Gumam Viona dalam hatinya.
Beberapa saat kemudian Viona merasa ingin ke kamar mandi, jadi dia turun dari tempat tidurnya dan perlahan berjalan menuju kamar mandi.
PRANGGG
Viona berjalan tak seimbang dan jatuh menyenggol vas bunga di atas meja.
Ervan terkejut mendengar suara barang yang pecah itu, dia terbangun dan kaget melihat Viona berada di atas lantai dengan vas bunga yang pecah. Dia langsung mendekati Viona dengan panik.
" Kamu gak papa?! Apa yang sakait? " Tanya Ervan khawatir.
" A-aku gak papa cuma pengen ke kamar mandi! " Jawab Viona.
" Kenapa gak bangunin aku aja tadi?! Kan aku bisa bantuin papah kamu sampe ke kamar mandi! " Tanya Ervan.
" Maaf tadi kamu tidurnya nyenyak aku jadi gak tega banguninnya! " Kata Viona menjelaskan.
" Ya udah sini aku bantu! " Kata Ervan sembari membantu Viona bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.
Viona tak menjawab dia hanya membalasnya dengan anggukan kepala, dia masuk ke kamar mandi di bantu oleh Ervan dan Ervan menunggunya di depan kamar mandi takut Viona kenapa-napa di dalam. Dan beberapa saat kemudian Viona keluar dari kamar mandi dan Ervan yang melihat itu langsung membantunya untuk berjalan kembali ke tempat tidurnya.
Setelah Viona berada di atas tempat tidurnya kembali Ervan pun kembali duduk di samping Viona.
" Harusnya kamu tadi bangunin aku aja! Soalnya luka kamu masih belum sembuh jadi gak boleh banyak gerak kata dokter! " Kata Ervan menjelaskan.
" Eumm iya maaf! " Kata Viona merasa bersalah.
Tok
Tok
Tok
Suara pintu yang di ketuk dari luar oleh seseorang.
Ceklekk
Pintu itu dibuka dan terlihat seorang suster membawakan makanan untuk Viona dan Ervan.
" Tuan, Nona, saya membawakan makanan untuk Tuan, dan Nona! " Kata suster itu.
" Simpan saja! " Kata Ervan memerintah pada suster itu.
" Baik Tuan! " Jawab suster itu dan segera menyimpan makanan yang dia bawa di atas meja, dan tak lupa membersihkan vas bunga yang tadi pecah karena tersenggol oleh Viona.
" Maaf suster tadi saya gak sengaja menyenggolnya! " Kata Viona meminta maaf ketika suster membersihkan pecahan-pecahan vas itu.
" Tidak apa-apa nona! " Jawab suster itu, " Saya permisi dulu Tuan, Nona! " Kata suster itu pamit pergi dari ruangan itu.
" Hm! " Jawaban Ervan dengan berdehem saja.
" Ya sudah kamu makan dulu sekarang setelah itu minum obat! " Kata Ervan pada Viona.
" Eumm " Jawab Viona sembari memberikan senyum tipisnya.
Ervan membawakan makanan Viona dan berniat menyuapinya namun Viona menolaknya lagi, dia ingin makan sendiri katanya.
Ketika Viona memakan makanannya Ervan pun ikut memakan makanan yang di antarkan suster tadi untuknya, dia duduk di sofa dengan menatap Viona yang sedang makan di tempat tidurnya.
Viona yang merasa terus di tatap dan di perhatikan oleh Ervan membuatnya tak nyaman, dia merasa sedang di awasi dan merasa harus waspada terhadapnya.
Setelah acara makan itu selesai, Viona mengambil handphonenya yang ada di meja dekat tempat tidurnya, dia ingin memberi kabar pada teman satu pekerjaannya takut jika dia tak memberi kabar dia dan yang lainnya khawatir.
Ervan yang masih duduk di sofa terus saja memperhatikan Viona, dan Viona yang merasakan hal itu pun sedikit takut dan waspada terhadapnya.
" Bagaimana ini kenapa dia terus memperhatikan gerak gerikku seperti itu?! Aku harus melakukan sesuatu agar aku bisa segera keluar dari sini! " Gumam Viona dalam hatinya.
Tok
Tok
Tok
Mereka berdua di kagetkan dengan suara pintu yang di ketuk dari luar oleh seseorang.
" Ini saya Tuan! " Kata seseorang dari luar.
" Masuk! " Jawab Ervan dingin.
Ceklekk
Pintu itu di buka dan nampak ada seorang pria bawahan Ervan yang membawa beberapa dokumen kerjanya.
" Ini tuan dokumennya! " Kata pria itu sembari menyodorkan beberapa dokumen pada Ervan.
" Bagaimana apa mereka sudah di tangani?! " Tanya Ervan dingin, sembari melihat dokumen itu satu persatu.
" Sudah tuan! " Jawab pria itu.
" Baiklah kamu boleh pergi! " Kata Ervan memerintah pria itu.
" Baik tuan saya permisi dulu! " Jawab pria itu yang segera pergi dari ruangan itu.
Viona yang melihat hal itu memutuskan untuk tidur, dia tidur dengan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut termasuk kepalanya.
" Bagaimana ini?! Aku sepertinya dalam bahaya sekarang!! Aku harus segera mencari cara agar bisa keluar dari sini!! Kenapa rasanya semakin lama Ervan semakin mencurigakan!! " Gumam Viona dalam hatinya yang sedang berada di bawah selimutnya.
Setelah 10 menit Viona berada di bawah selimutnya yang sudah tak menunjukan pergerakannya, Ervan pun mendekati Viona yang sudah tertidur.
" Tidur yang nyenyak! " Kata Ervan pada Viona yang berbicara di dekat telinganya. Setelah mengatakan hal itu Ervan kemudian berbalik melangkah pergi dari ruangan itu.
Setelah pintu tertutup dan tak ada suara apapun lagi, Viona membuka selimutnya yang menutupi kepalanya.
HAHH
Viona mengambil nafas karena takut ketauan bahwa dia pura-pura tertidur, dia berencana untuk pergi dari rumah sakit itu, dan kebetulan sekali Ervan pergi dari ruangan itu jadi Viona bisa melakukan aksinya untuk kabur dari Ervan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Msofa
Kabur? Nanti kena *Dooor* 🔫 loh!
2025-01-21
0