Sadar

Matahari sudah menampakan dirinya, di saat itu pula pria yang tertidur di samping pasien mulai membuka matanya.

Dia membuka matanya dengan harapan gadis yang terbaring sebagai pasien itu telah sadar, namun kenyataannya dia belum juga sadarkan diri.

" Aku kira kamu sudah sadarkan diri tapi ternyata kamu masih saja tertidur! " Lirihnya pelan.

Dia bangkit dari duduknya ingin menuju ke kamar mandi tapi baru saja beberapa langkah, kakinya berhenti melangkah ketika mendengar suara.

" Eughh " lirih gadis itu yang tersadar dari tidurnya dan perlahan membuka matanya.

Pria yang tadinya ingin ke kamar mandi, dia segera mendekat kembali pada gadis itu dengan gerakan cepat.

" Kamu sudah sadar! " Katanya dengan senyum tipis di bibirnya.

Gadis yang baru saja sadar itu berusaha bangkit untuk duduk, dan segera di bantu oleh pria itu.

" Aku...Aku dimana? " Tanya gadis itu bingung.

" Kamu di rumah sakit! Aku gak sengaja nabrak kamu! " Jawab pria itu menjelaskan.

Gadis itu terdiam mengingat akan kejadian yang menimpanya, dia ingat bahwa dirinya di kejar oleh beberapa pria dengan senjata api di tangannya.

" Kenapa? Apa ada yang sakit? " Tanya pria itu khawatir.

" Nggak ko! Aku cuma lagi mengingat kejadiannya aja! " Jawab gadis itu.

" Ohh begitu, jangan terlalu di paksa mengingat takutnya kepala kamu sakit! " Kata pria itu.

" Eumm...Maaf sebelumnya, kamu..." Kalimat gadis itu terhenti.

" Oh ya perkenalkan namaku Ervan! " Kata pria itu memperkenalkan diri dan menyodorkan tangannya.

" Eum..Aku Viona! " Kata gadis itu yang juga memperkenalkan dirinya dan membalas tangan pria itu dengan berjabat tangan.

" Aku bener-bener minta maaf karna udah nabrak kamu! " Kata Ervan dengan tulus.

" Nggak papa! Ini juga bukan salah kamu! Aku yang gak hati-hati main nyebrang aja gak liat-liat dulu! " Jawab Viona dengan senyum tipis di bibirnya.

" Kamu..Kamu kenapa bisa mendapat luka tembak itu? " Tanya Ervan penasaran.

" Eu...Ohh itu, aku di kejar sama orang-orang jahat dan aku kena tembak dari mereka, aku juga gak nyangka mereka bawa senjata api! " Kata Viona menjelaskan.

Ervan kaget dengan apa yang di katakan Viona.

" Tapi kenapa kamu di kejar sama mereka? " Tanya Ervan lagi.

" Euu... Itu...Mereka mau bunuh aku! " Kata Viona terbata-bata.

Ervan lebih kaget lagi mendengar hal itu, dia tak menyangka bahwa ada yang ingin Viona mati.

" Apa mereka orang suruhan? " Tanya Ervan dengan hati-hati takut Viona tak nyaman.

" Eum..Ya mereka orang suruhan! " Jawab Viona dengan santai.

Ervan yang mendengar itu mendadak begitu kesal, dia ingin sekali mencari siapa yang menyuruh mereka membunuh Viona.

" Lalu kamu tinggal dimana? Apa mereka sudah mengetahui tempat tinggal kamu? " Tanya Ervan khawatir.

" Aku tinggal di rumah yang aku sewa mungkin tidak begitu jauh dari rumah sakit ini, namun mereka sudah tau tempat tinggalku jadi aku harus pindah mencari tempat tinggal baru! " Jawab Viona menjelaskan.

Ervan kaget dengan apa yang dijelaskan oleh Viona, dia menjadi khawatir dengan Viona yang terus di kejar dan di cari oleh orang-orang itu untuk di bunuh.

" Eum.. Bagaimana jika untuk sementara waktu kamu tinggal di tempatku saja! Agar kamu aman dan ada kemungkinan mereka menyangka bahwa kamu telah mati tertabrak waktu itu karena kamu juga mendapat luka tembak dari mereka! " Kata Ervan menawarkan.

" Eumm...Itu....Sepertinya tidak usah! Maaf bukan bermaksud menolak, namun aku ingin hidup mandiri dan juga aku harus bekerja! Aku akan mencari tempat tinggal yang dekat dengan tempat kerjaku! Lagi pula aku tak mau merepotkan kamu! Aku berterimakasih karena kamu telah menolongku! Aku juga gak mau kamu jadi terbawa dengan masalah yang aku hadapi! " Kata Viona menjelaskan dengan panjang kali lebar.

" Eumm baiklah aku tidak akan memaksa kamu! Tapi setidaknya aku ingin membantu kamu mencari tempat tinggal baru! " Kata Ervan menawarkan.

" Eum baiklah! Tapi...Tapi kenapa kamu begitu baik padaku? Padahal kita baru saja bertemu! " Tanya Viona penasaran.

" Euu...Itu....Memang sudah sewajarnya kan aku membantu kamu yang telah aku tabrak sampai masuk rumah sakit dengan banyak luka dan juga setelah mendengar apa yang kamu katakan aku jadi khawatir dengan keadaan kamu yang sedang terluka ini harus berhadapan dengan orang-orang itu lagi! Jadi aku ingin membantu! " Jawab Ervan menjelaskannya dengan panjang.

" Eumm...Tapi....Aku merasa bahwa kita pernah bertemu sebelumnya! Apakah benar kita pernah bertemu? Atau hanya perasaanku saja?! " Gumam Viona dalam hati.

Tok

Tok

Tok

Suara pintu yang di ketuk dari luar, yang kemudian pintu itu terbuka dan terlihat seorang suster membawa troli makanan dan juga obat untuk pasien.

" Maaf mengganggu tuan, ini sarapan tuan dan nona! Ini juga obat yang harus nona minum! " Kata suster itu memberitahu.

" Baiklah simpan di atas meja! " Jawab Ervan dingin.

" Baik tuan! " Jawab suster itu yang segera menyimpan makanan dan juga obat itu di atas meja.

" Saya permisi dulu! " Kata suster itu pamit pergi yang di balas anggukan kepala dari Ervan.

" Baiklah sekarang kamu harus makan dan minum obat! " Kata Ervan yang langsung membawa mangkuk yang berisikan bubur ayam.

Ervan membawa mangkuk itu dan ingin menyuapi Viona makan.

" Ayo buka mulutnya! " Kata Ervan pada Viona.

" Ah biar aku saja! Aku bisa sendiri ko! " Kata Viona menolak di suapi oleh Ervan.

" Ya udah " Jawab Ervan menuruti Viona, dia melangkah mendekati meja lagi dan bahkan duduk di sofa yang empuk untuk memakan sarapannya.

Viona memakan sarapannya sembari terus melihat ke arah Ervan, dia merasakan bahwa dia pernah bertemu dengan Ervan sebelumnya namun dia tak ingat dimana dia bertemu dengannya.

Viona juga merasakan bahwa Ervan cukup berlebihan padanya yang sekedar orang asing yang baru saja dia temui. Dia merasa bahwa Ervan telah mengenalnya cukup lama tapi dia tak menunjukannya.

Setelah sarapan Ervan mengerjakan pekerjaannya seperti biasa, dia melihat beberapa dokumen yang di antarkan bawahannya ke rumah sakit.

Viona yang melihat itu cukup tertegun karena pria itu sangat khawatir pada dirinya sampai-sampai dia bekerja di rumah sakit demi menunggu dirinya sadarkan diri, setelah sadarpun dia masih menunggunya dan bekerja dengan baik di ruangan itu.

Setelah mengamati pria yang sedang bekerja itu Viona memutuskan untuk tidur karena dia merasa sedikit pusing. Ervan yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis, karena dia mengetahui bahwa Viona sejak tadi memperhatikannya.

Ervan yang melihat Viona telah tertidur pulas pun dia segera mengerjakan pekerjaannya kembali.

Terpopuler

Comments

Msofa

Msofa

Ooo jadi nggak kenal?

2025-01-21

0

Ry

Ry

Q baru sempet mampir lagi Thor 💪☺️

2025-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!