Ceklekk
Suara pintu yang dibuka oleh seseorang, namun ketika pintu itu terbuka dan menampakan sebuah ruangan kosong tak ada sosok yang biasanya tertidur di tempat tidurnya.
Dua orang pria baru saja masuk ke ruangan itu, dua pria itu tak lain dan tak bukan adalah Ervan dan seorang bawahannya.
" Dimana dia?! " Tanya Ervan dengan tatapan tajamnya.
Seorang bawahannya langsung mencari Viona ke kamar mandi namun tak mendapati Viona ada di sana, dan tak sengaja dia melihat secarik kertas yang berisi pesan dari Viona di atas meja.
" Maaf tuan tapi nona itu tidak ada di kamar mandi! Dan ini saya menemukan kertas yang berisi pesan darinya! " Kata bawahannya itu dengan rasa takut.
Ervan tak menjawabnya tapi langsung menerima kertas yang di berikan oleh bawahannya itu, dan melihat isi pesan yang di tinggalkan oleh Viona.
Setelah membaca isi kertas itu Ervan dengan sorot mata yang tajam dan penuh dengan kekesalannya menatap nyalang keluar jendela ruangan itu.
" CARI DIA! " Teriak Ervan memerintah kepada bawahannya itu.
" B-baik tuan! " Jawab bawahannya yang langsung pergi dari ruangan itu untuk mencari Viona yang kabur.
Maafkan aku Ervan! Aku pergi karena ada hal yang harus aku urus! Dan maaf aku pergi tanpa berpamitan, dan terimakasih telah menolongku! Maaf tentang kau yang ingin membantuku mencari tempat tinggal, aku tak bisa menerimanya! Karena aku merasa tak enak akan hal itu! Aku tak mau merepotkanmu! Dan semoga kita bertemu lagi di lain waktu agar aku bisa menyampaikan rasa terimakasihku secara langsung!
Viona
Ervan masih di dalam ruangan itu dengan tatapan nyalangnya ke luar jendela, tangannya meremas kertas yang dia pegang dengan kuat sehingga kertas itu kusut dan robek.
" Aku akan menangkapmu kembali!! " Gumamnya masih dengan sorot mata yang tajam dan seringai di bibirnya.
***
Sementara itu Viona yang berhasil keluar dari rumah sakit dengan susah payah, kini dia sedang berlari agar tak ketahuan dan di tangkap oleh bawahan Ervan.
" Ini udah cukup jauh dari rumah sakit, aku harus segera cari tempat tinggal baru! " Gumamnya sembari berlari kecil.
Viona terus berlari sembari memegangi dada kanannya yang sakit, dia terus berlari walaupun dadanya kini berdarah kembali.
Tuttt...
Tuttt..
Viona menelepon seseorang dengan handphonenya.
" Halo! " Ucap Viona pada orang yang dia telepon.
" Aku butuh bantuan! Aku sekarang di dekat rumah sewaku! " Kata Viona meminta bantuan pada seseorang yang dia telepon.
Setelah meminta bantuan Viona menutup teleponnya kembali, dia sampai di rumah sewanya dan segera mengeluarkan kunci untuk membuka pintunya. Viona dengan tergesa-gesa masuk ke dalam rumah dan langsung mengemasi barangnya, dia hanya akan membawa beberapa barang yang dia perlukan.
Setelah 10 menit berlalu akhirnya Viona selesai mengemas barangnya lalu kembali keluar rumah dan menguncinya lagi. Dia berjalan sembari membawa tas yang berisikan bajunya, dia berjalan agak menjauh dari rumah sewanya.
Viona yang baru saja berjalan beberapa saat merasakan sakit di bagian dada kanannya, ya di bagian luka tembak itu!
Darah terus keluar sejak Viona masih berlari kabur dari rumah sakit, dan kini darah itu telah membasahi dan mengotori bajunya. Viona sudah tak bisa menahan rasa sakitnya, dan dia terjatuh lemas karena dia terus mengeluarkan darah dari luka tembak itu dan juga keringat dingin yang sudah membasahi keningnya.
Viona berusaha duduk di pinggir jalan yang cukup sepi itu, dia terus memegangi dada kanannya yang terus mengeluarkan darah.
Tak berapa lama kemudian ada sebuah mobil yang mendekati Viona dan berhenti di depannya.
Terlihat seorang pria turun dari mobil itu dan menghampiri Viona yang sudah tak berdaya.
" Viona! Kamu gak papa kan?! " Tanya pria itu panik dan khawatir dengan keadaan Viona yang sangat lemas dan mengeluarkan banyak darah yang sudah mengotori bajunya.
" A-aku b-baik- b-baik saja! " Kata Viona dengan lemas.
Pria itu panik melihat keadaan Viona yang lemas, dia segera menggendong Viona dan membawanya ke dalam mobil. Setelah itu dia mengemudikan mobil itu dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.
" Dion! " Panggil Viona lemas.
" Ya, sebentar lagi kita sampai ke rumah sakit! " Jawab Dion dengan panik.
" Jangan! Jangan ke rumah sakit! " Kata Viona pada Dion.
Dion yang mendengar itu langsung memelankan laju mobilnya.
" Kenapa?! " Tanya Dion bingung.
" Jangan ke rumah sakit mereka ada di rumah sakit! " Kata Viona sebelum tertidur tak sadarkan diri.
Dion yang mendengar hal itu langsung melototkan matanya, dengan panik dia memutar balik arah laju mobilnya dan segera menuju rumahnya.
" VIONA! VIO!!! VIO TAHAN SEBENTAR LAGI! " Teriak Dion panik melihat Viona yang sudah tak sadarkan diri.
Setelah 15 menit berlalu Dion sampai di rumahnya, dia segera mengeluarkan Viona dari mobilnya dengan cara menggendongnya.
Dia membawa Viona masuk ke rumahnya dan menidurkannya di kamar tamu.
Dion segera memanggil dokter pribadinya datang ke rumahnya, karena dia mendapat perintah dari Viona jangan membawanya ke rumah sakit jadi dia memanggil dokter ke tempatnya untuk mengobati Viona yang terluka.
15 menit berlalu dan akhirnya dokter pribadi Dion sampai di rumahnya, dia langsung meminta dokter itu mengobati Viona yang sudah tak sadarkan diri.
Dokter itu langsung mengobati Viona dengan hatai-hati, sampai 30 menit berlalu dan akhirnya dokter itu selesai mengobati Viona.
" Gimana?! " Tanya Dion pada dokter itu karena khawatir dengan Viona.
" Viona terlalu banyak mengeluarkan darah, kita harus ke rumah sakit untuk melakukan tindakan selanjutnya! Adapun luka itu, luka itu bekas tembakan! Dan cukup dalam jadi tak heran jika mengeluarkan banyak darah! " Jawab dokter itu menjelaskan pada Dion.
" Tapi dia bilang gak boleh ke rumah sakit! Apa tidak bisa di sini saja? " Tanya Dion khawatir.
" Bisa tapi harus mengambil peralatan dari rumah sakit dulu! " Jawab dokter itu.
" Lakukan saja! Yang penting jangan di rumah sakit! " Kata Dion memerintah dokter itu.
" Baiklah aku akan membawa peralatan dulu dari rumah sakit dan membawa asistenku kemari untuk membantuku merawat Viona! " Jawab dokter itu dan langsung segera pergi dari rumah Dion.
Dion yang sangat khawatir dengan keadaan Viona pun tak bisa tenang.
" Sialan! Dasar orang-orang biadab!! Mereka terus saja menginginkan Viona mati!! " Gumam Dion dengan kesal dan amarah yang membara namun dia tahan karena saat ini keadaan Viona sedang tidak baik-baik saja, dengan sorot mata yang tajam dia menatap nyalang keluar jendelanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments