Sifat mertua ku berubah rubah

  Pagi sekali saat mas Varo akan berangkat ke toko setelah selesai sarapan mertuaku sudah sampai di rumah ku entah apa tujuan nya pagi pagi sudah sampai di rumah.

"Pagi Varo, ibu sengaja datang pagi pagi ke sini, kemarin ibu dengar Alesya pergi ke rumah sakit, apa Alesya sakit? biar ibu saja yang membersihkan rumah dan menggantikan tugas Alesya sampai iya pulih" ucap mertua ku aneh sekali rasanya tiba tiba dia bersifat baik.

" oh... tidak bu, Alesya tidak sakit. Sebenarnya Alesya sedang hamil bu kemarin Alesya ke dokter untuk memastikan iya benar benar hamil atau tidak" ucap mas Varo merasa senang ibu nya berubah. Mas Varo sama sekali tidak menaruh curiga pada sifat ibu nya yang berubah tiba tiba. Yaaa itu semua karna dari kecil mas Varo di bedakan dengan ke dua saudara nya, dari dulu mas Varo memang berharap mendapat perhatian dari ibu nya makanya mas Varo tidak curiga sama sekali.

"Wah benarkah? akhirnya setelah menunggu lama ibu punya cucu juga, terimakasih Varo kamu sudah menjadikan mimpi ibu kenyataan" ucap mertua ku dapat ku dengar dengan jelas.

"Ya sudah bu, Varo berangkat dulu ya bu, jika Alesya butuh sesuatu tolong di bantu ya bu, janin nya saat ini sangat rentan jika Alesya bekerja terlalu lelah bu" ucap mas Varo menggantungkan harapan pada ibu nya begitu saja.

"Sya... mas ke toko dulu ya, sayur dan buah jangan lupa di makan ya" ucap mas Varo sebelum berangkat ke toko.

  Setelah mas Varo berangkat ke toko sifat mertua ku langsung berubah padaku 180°.

"Halah! miskin sok sokan mau punya anak, nambah beban saja! aku tidak mau jika nanti saat anak itu lahir Varo mengurangi uang bulanan ku!" ucap mertua ku.

"Apa maksud nya bu? meskipun aku miskin setidak nya aku tau cara bersyukur" ucap ku pada mertua ku.

  Malas melawan mertua ku karna tidak ingin terpancing emosi aku masuk ke dalam rumah mengambil buah buahan di kulkas untuk aku makan.

"Halah.... cuman hamil saja sok sokan stok buah di kulkas kayak orang kaya saja" lagi lagi mertua ku mengomentari ku.

  Aku tidak menghiraukan mertua ku lalu membawa 1 buah apel dan duduk di ruang tamu sambil bermain hp.

"Heh! Alesya... jangan mentang mentang sedang hamil kamu hanya akan bersantai saja di rumah selama suami mu bekerja, pergi lah masak untuk makan siang dan cuci piring, piring mu sudah menumpuk, cucian mu juga sudah banyak di ember" ucap mertua ku.

"Semua akan di kerjakan mas Varo saat pulang bu" ucap ku sopan pada mertua ku.

"Dasar ya, wanita tidak tau diri, entah apa yang di lihat Varo dari mu, hanya hamil saja di manjai habis habisan! sana cepat kerjakan dan bersihkan rumah!" ucap mertua ku padaku.

  Malas berdebat dengan mertuaku akhir nya ku kerjakan semua nya perlahan jika terasa lelah aku akan beristirahat karna takut terjadi sesuatu pada bayi ku.

"Baru juga cuci piring tidak seberapa sudah duduk, cucian mu jika tidak di cuci sekarang nanti tidak akan kering" ucap mertua ku masuk ke dapur mengambil buah milik ku seenak nya.

"Aku istirahat sebentar bu aku capek" ucap ku pada mertua ku.

"Lebai sekali, dulu aku mengandung anak ku masih bisa pergi ke kebun, mengurus rumah dan suami ku" ucap mertua ku pada ku.

  Tak lama terdengar suara pintu di buka dari depan, benar saja itu adalah ipar ipar ku yang masuk tanpa permisi atau mengetuk pintu.

"Ibu apa ada makanan? aku lapar" ucap mbak Rani pada mertua ku.

"Heh Alesya sana masak dulu, anak ku sudah lapar" ucap mertua ku.

"Itu semua stok makanan ku dan mas Varo tidak cukup jika ada yang lain ikut memakan nya, lagian ibu kan juga di beri uang oleh mas Varo" ucap ku.

"Berani sekali mau berbicara tidak sopan!" bentak mas Deon padaku.

"Heh ingat! kamu di sini hanya benalu, rumah ini milik Varo, kamu hanya benalu yang numpang hidup dalam kehidupan Varo, sudah untung kami mau menerima mu menjadi menantu di keluarga kami, tidak usah banyak bicara! sana masak! aku sudah lapar ucap mbak Rani pada ku.

  Aku merasa apa yang di katakan oleh mbak Rani benar. Entah kenapa hati ku mudah tersinggung rasanya.

  Aku memasak untuk mertua dan iparku, setelah selesai masak mertua ku malah tidak mengizinkan ku makan bersama mereka.

"Sana cuci baju, jika tidak baju baju itu tidak akan kering" ucap mertua ku.

  Aku hanya menurut saja dengan perkataan mertua ku, aku menyuci pakaian ku dan mas Varo. Setelah menyuci aku berniat makan karna aku sama sekali belum makan dari tadi.

  Dan yang ku temukan di meja hanya piring piring kotor bekas makan mertua dan iparku, hati ku rasanya sakit sekali bahkan mereka tidak menyisakan lauk untuk ku, padahal aku yang memasaknya. Aku menangis tanpa suara mengemasi piring piring kotor dan menyuci nya, setelah nya aku membuka kulkas untuk memasak telur. Saat aku membuka kulkas aku kaget semua buah buahan ku habis tidak bersisa hanya tinggal kantong nya saja.

"Ibu.... apa ibu memakan buah buahan ku!" tanya ku pada mertua ku mulai emosi karna mereka mulai semena mena.

"Halah, hanya buah buahan saja kok perhitungan, jangan mentang mentang hamil kamu ingin di manjakan" ucap mertua ku.

"Apa? dia hamil bu? jika dia hamil bisa bisa uang bulanan untuk ibu di kurangi saat anak mereka lahir" ucap mbak Rani pada mertuaku.

"Di gugurkan saja, kalian miskin sok sokan mau punya anak" ucap enteng mas Deon membuat hati ku sakit.

  Aku berlari ke kamar untuk menumpahkan air mata ku. Aku berniat mengatakan semua kelakukan mertua ku saat mas Varo pulang nanti.

"Mas deon, kenapa tidak mas buat saja dia keguguran, hitung hitung memuaskan hasrat saja, jika dia keguguran katakan saja dia ceroboh tidak bisa menjaga diri memaksa melakukan tugas rumah tanpa mau kita bantu karna merasa segan dengan kita" ucap mbak Rani tertawa tidak malu membahas hal menjijikan itu dengan kakak kandung nya.

"Hahaha benar juga, jika dia keguguran uang bulanan ibu tidak akan pernah kurang lebih bagus lagi jika Varo menceraikan nya" ucap mas Deon bisa ku dengar dari kamar, aku mulai takut jika dia benar benar menyakiti ku.

  Aku segera mengunci kamar dan diam tanpa suara, aku benar benar takut mas Deon akan menyakiti ku dan anak ku. Aku tidak bisa menghubungi mas Varo karna tempo hari handphone ku terjatuh dan masih di perbaiki, saat itu menurut ku, aku tidak terlalu butuh Handphone. Aku hanya bisa menangis dan diam di kamar menunggu mas Varo pulang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!