Aku pergi menuju apotik tidak jauh dari toko suami ku, aku membeli 2 tespek biasa, karna niat ku memang untuk mengurangi keraguan ku.
Setelah membeli tespek aku kembali ke toko berharap roti coklat yang aku mau sudah ada.
"Mas.... apa roti nya sudah ada?" tanya ku tidak sabaran pada suami ku.
Suamiku tersenyum melihat ku yang tidak sabar dari tadi dengan roti coklat yang aku mau padahal stok roti coklat masih ada di rak tapi aku mau roti yang masih hangat, meskipun yang ada di rak sama sama roti baru.
"Mas, maaf aku sudah makan 5 roti tapi aku masih mau" ucap ku malu pada suami ku, karna memang entah kenapa aku tidak berasa kenyang ataupun bosan aku benar benar ingin makan roti itu sepuasnya.
"Ya sudah sayang, makan lah sebanyak yang istri mas mau, mas tidak melarang kan?" ucap mas Varo padaku.
Aku baru merasa puas setelah memakan 7 roti, setelah nya aku kembali berbaring di kursi panjang di dekat rak roti, tubuh ku rasanya lemas sekali, tidak bertenaga dan malas bergerak, tidak seperti biasa nya aku seperti ini, padahal aku tidak demam.
Setelah mas Varo menyelesaikan pekerjaan nya aku dan mas Varo pulang ke rumah, sesampainya di rumah aku diam diam mencoba 2 tespek yang aku beli tadi, jujur aku hanya menaruh sedikit harapan, aku tidak ingin berharap banyak takut mengecewakan diri ku sendiri.
Tidak lama menunggu saat aku mencoba tespek pertama hasil yang ku dapat positif, tapi aku tetap tidak menaruh harapan banyak aku karna tespek yang ku beli adalah tespek murah yang belum tentu akurat. Akhirnya aku mencoba dengan tespek ke dua dan hasil nya sama, hati ku mulai yakin bahwa hasil pemeriksaan ku tadi tidak benar karna aku tidak menemui dokter kandungan akhirnya aku memutuskan untuk datang ke dokter kandungan besok sendirian.
Seperti yang ku katakan hari ini aku menyelesaikan tugas rumah dengan cepat walaupun tubuh ku rasanya tidak bertenaga dan malas sekali untuk bergerak tapi aku memaksakan untuk membereskan rumah, setelah selesai aku pamit pada mas Varo di toko roti dengan alasan ke pasar membeli isi kulkas di rumah.
Aku pergi menemui dokter kandungan setelah menunggu setengah jam antrian akhirnya datang giliran ku. Aku di periksa seorang dokter perempuan yang sangat baik. Aku melakukan USG, saat dokter melihat ke arah layar dokter itu memberikan senyum nya padaku.
"Kapan terakhir kali bunda datang bulan?" tanya dokter itu pada ku.
Sekarang aku juga sadar bahwa aku sudah telat datang bulan 2 minggu.
"Seperti nya tanggal 27 bulan kemarin dok" ucap ku pada dokter.
Setelah nya dokter menaruh alat alat yang di gunakan untuk memeriksa ku dan membantu ku duduk.
"Baiklah, setelah kita melakukan beberapa tes pemeriksaan tadi, seperti nya bunda sedang hamil 1 minggu, janin nya masih sangat kecil, dan itu sangat rentan sekali keguguran jika bunda stres, tertekan atau terjatuh, nanti setelah 3 bulan bunda bisa datang ke sini lagi untuk pemeriksaan lebih lanjut, ini resep obat nya silahkan bunda beli di apotik depan ya" ucap dokter nya tersenyum ramah.
Rasanya dunia ku terasa sejuk, semua beban dan tubuh ku yang lemah tadi menjadi semangat, aku tidak sabar memberi tau mas Varo tentang kabar yang ku dapat. Di sepanjang jalan menuju toko aku senyum senyum sendiri tidak sabar memberi kabar baik ini.
Setelah turun dari taksi online dan akan masuk ke dalam toko, aku melihat mertua ku sedang memarahi mas Varo karna belum memberi jatah bulanan nya, padahal baru 2 minggu lalu dia ke sini sekarang datang lagi.
"Dasar anak tidak tau diri! memberi uang pada orang tua nya saja hitung hitungan! dulu aku membesarkan mu berapa banyak uang yang habis untuk membeli makanan mu dam semua kebutuhan mu?! jika aku tau besar nya kau perhitungan lebih baik dulu aku catat semua pengeluaran ku saat membiayai mu!" itu yang ku dengar dari balik tembok tinggi sebelah toko.
"Tapi bu, Varo baru memberi ibu 2 minggu lalu uang dapur ibu, sekarang Varo belum ada duit lagi bu, Varo juga butuh uang untuk menafkahi dan memenuhi kebutuhan Alesya bu" ucap mas Varo pelan pada ibu nya.
"halah! istri tidak berguna, kerjaan nya di rumah saja! lebih baik kamu ceraikan ibu akan mencari wanita kaya untuk menggantikan nya" ucap mertua ku pada mas Varo.
"Bu, sudah cukup, cukup masalah uang saja yang ibu bahas dengan ku, jangan sesekali mencoba membuat rumah tangga ku hancur bu, tidak ada yang bisa menggantikan Alesya, lagian ibu juga punya 2 orang anak selain aku ada Mas deon dengan mbak Rani, kenapa ibu tidak menyuruh mereka mencari pekerjaan saja? kenapa aku yang menanggung semua nya?" ucap Varo mulai tidak sabar dengan ibu nya.
"Dasar anak kurang ajar, baru segitu uang yang ku minta, kau sudah perhitungan! semoga saja usaha mu tidak lancar!" ucap asal mertua ku.
Aku tidak tega melihat mas Varo yang di tekan ibu nya terus menerus mendapat doa doa yang tidak baik dari ibu nya padahal jika bukan karna usaha toko roti ini pasti ibu mas Varo juga tidak akan punya pemasukan.
"Sudah cukup bu! apa ibu tidak berfikir sebelum berucap? jika penjualan dari toko roti ini tidak lancar maka ibu juga yang akan sengsara, siapa lagi yang akan membiayai ibu dan 2 anak kesayangan ibu jika bukan suami ku dan aku?" ucap ku dari belakang.
Mertuaku terdiam mendengar ucapan ku, karna apa yang ku katakan benar ada nya, sumur untuk mencari uang hanya toko roti kecil ini, itu pun modal dan semuanya tanpa bantuan dari mertuaku. Mertuaku hanya menikmati untung nya tanpa tau diri saja.
"Dasar menantu kurang ajar, apa kau tidak tau bagaimana tata krama saat berbicara pada orang yang lebih tua! entah kenapa anak sialan ini menikahi perempuan seperti mu, padahal banyak wanita cantik dan memiliki karir yang aku jodohkan untuk nya" ucap mertuaku.
"Ibu menjodohkan atau menjual nya? kenapa bukan 2 anak ibu yang ibu jodohkan dengan wanita kaya yang punya karir bagus? lagian logika saja, mas Varo yang tampan dan mandiri di jodohkan dengan wanita tua yang lebih pantas di panggil tante oleh nya malah di jodohkan dengan nya." ucap ku santai karna tidak ingin terbawa emosi takut janin ku kenapa kenapa jadi aku berusaha melawan mertua ku dengan kata kata datar tapi pasti membuat nya panas.
Seperti yang ku katakan, mertuaku tidak bisa melawan ucapan ku karna amarah nya di tambah lagi orang orang yang melihat keributan itu dari tadi mulai membicarakan nya, jadi mertua ku memilih pulang ke rumah nya, Rumah mertua ku dan rumah ku hanya berjarak beberapa gang makanya jika mertua ku kehabisan uang dia datang meminta uang tanpa tau waktu dan keadaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments