Bab 3
Laura, tanpa menyerah, terus merencanakan intriknya. Dia mengumpulkan informasi tentang masa lalu Elias yang mungkin bisa membuat Amelia meragukan kesetiaannya.
Dengan setiap langkah yang diambilnya, Laura semakin yakin bahwa dia bisa memisahkan mereka.
Di sisi lain, Elias dan Amelia mulai menyadari bahwa kekuatan cinta dan kepercayaan mereka pada satu sama lain adalah bekal terbesar dalam menghadapi godaan dan intrik dari orang ketiga.
Hanya waktu yang akan menentukan apakah rencana jahat Laura bisa memecah belah cinta yang mereka bangun bersama-sama.
Laura, dengan niat licik yang tak berkesudahan, semakin gencar merancang rencana memfitnah Amelia. Dia mulai menyebar desas-desus dan cerita palsu yang bisa merusak citra Amelia di mata orang lain.
Pertama-tama Laura menceritakan kepada teman dekat Elias, yang bernama Rangga, dengan maksud agar berita itu cepat sampai ke telinga Elias. dia mengatakan, "Rangga," "kamu tahu tidak, sama Amelia kekasih Elias? "nampak Rangga berpikir sejenak," "oh aku tahu," si cantik yang wajahnya ayu itu bukan? "Emangnya kenapa sama Amelia? (Rangga mengernyitkan dahinya). Laura pun berkata "kamu belum tahu ya," bahwa Amelia itu memiliki masa lalu yang kelam, dia terlibat skandal dengan suami orang." "Ah masa sih? "Aku tidak yakin, "dari wajahnya dia seperti orang yang baik-baik. Awalnya Rangga tidak percaya, "itu benar Rangga, aku punya buktinya." "Mana buktinya, tanya Rangga lagi, "Laura memberi foto palsu Amelia lagi berpelukan dengan seorang lelaki dan wajah lelaki itu di blur yang di edit sedemikian rupa agar terlihat asli." "Melihat itu Rangga terperangah. "Aku tidak bohong kan? ucap Laura lagi, "Rangga menggelengkan kepalanya, tapi dia merasa belum yakin apa yang di lihatnya."
Kemudian Laura bercerita lagi dengan tetangga Elias, dan orang-orang menurutnya yang kenal sama Elias, agar berita cepat terdengar oleh Elias.
Suatu hari, Laura secara sengaja datang ketempat Elias, melihat itu Elias mau menutup pintu namun keburu Laura mendorongnya sekuat tenaga, sehingga membuat Elias terpental jatuh.
"Tunggu dulu "Elias! "Ada sesuatu yang sangat penting yang ingin aku beritahukan kepada kamu." Ucap Laura.
"Sudah cukup! "Aku tak ingin mendengar apapun dari kamu." "Sebaiknya kamu pergi sekarang! Usir Elias
"Sabar, "Elias, "Aku yakin, setelah kamu melihat ini, dahimu akan berkerut." "Dengan senyum licik, Laura mulai memberikan bukti palsu itu kepada Elias." "Apa kamu masih tidak percaya apa yang kamu lihat ini, "Elias? tanya Laura dengan senyum liciknya
"Elias," "Aku tak ingin kau terluka, mungkin kau perlu memeriksanya sendiri." ucap Laura dengan penuh sandiwara.
Elias, yang sekarang terombang-ambing antara kepercayaan pada Amelia dan desas-desus dari Laura, merasa bingung. Dia memutuskan untuk mendatangi Amelia untuk mencari klarifikasi, dan meninggalkan Laura begitu saja.
Ketika Elias menghadap Amelia. "Amelia," "dulu apa benar kamu terlibat skandal dengan lelaki yang sudah beristri? "Saya melihat foto kamu dengan lelaki lain sedang berpelukan." Amelia, terkejut dan kesal, berusaha menjelaskan bahwa, "itu semua adalah upaya jahat Laura untuk memisahkan kita "Elias." Namun, keraguan telah ditanam oleh Laura, dan Elias merasa dirinya terjebak dalam labirin kebohongan.
Laura, sementara itu, terus menyaksikan hasil rencananya yang bekerja. Fitnahnya menyebar seperti api, menciptakan jurang antara Elias dan Amelia. Dia menunggu dengan senyum penuh kemenangan, yakin bahwa rencananya akan berhasil memisahkan pasangan tersebut.
Dalam kebingungan yang dihasut oleh fitnah Laura, Elias mulai merasa terombang-ambing antara kepercayaannya pada Amelia dan desas-desus yang ditanamkan oleh Laura. Setiap langkah yang diambilnya terasa seperti mengarahkan pada ketidakpastian.
Amelia, yang merasa keputusasaan merayap, menjelaskan setiap detail dari fitnah yang ditempatkan Laura. "Elias," "aku bersumpah bahwa aku tidak pernah terlibat hubungan asmara sama lelaki yang berstatus suami orang" "untuk apa aku melakukannya tidak ada untungnya bagiku. ucap Amelia dengan wajah yang penuh dengan ketulusan." "Elias, kita telah melewati begitu banyak bersama, apa yang kita miliki lebih kuat daripada bukti palsu itu," ucapnya dengan matanya yang memohon.
Namun, Elias masih terbelenggu oleh keraguan. Dalam upayanya untuk mencari kebenaran, ia memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut. Langkah-langkahnya terdorong oleh ketidakpastian yang ditanamkan oleh Laura, dan Amelia terpaksa menunggu dalam kecemasan.
Sementara itu, Laura, dengan senyuman jahatnya, melihat rencananya mulai berbuah. Kegelisahan dan perpecahan yang dihasilkan dari fitnahnya membuatnya merasa berkuasa. Ia terus memantau dari kejauhan, yakin bahwa cengkeraman kotor yang dia buat dapat menghancurkan cinta Elias dan Amelia.
Elias, dalam pencariannya, menemukan beberapa bukti yang sepertinya mendukung klaim Laura. Hatinya dipenuhi kekecewaan dan amarah, merasa telah dikhianati oleh orang yang dicintainya. Dia mendekati Amelia dengan tatapan yang penuh keraguan dan sakit.
Amelia, yang tahu bahwa kebenaran ada pada pihaknya, mencoba meyakinkan Elias. "Elias, aku tak pernah melakukan apa yang Laura katakan. "Aku mencintaimu, dan aku tidak akan pernah merugikan kamu," ucapnya dengan suara lembut yang penuh cinta.
Namun, Elias, masih terpengaruh oleh fitnah, merasa sulit untuk menerima kata-kata Amelia. Konflik ini merobek hubungan yang sebelumnya kokoh, membuka pintu bagi kehancuran yang dirancang oleh Laura. Hanya waktu yang akan menentukan apakah cinta mereka dapat melewati badai fitnah dan membangun kembali kepercayaan yang terkoyak.
Laura, dengan keinginan jahatnya untuk memisahkan Elias dan Amelia, menyusun fitnah yang dirancang untuk merusak citra Amelia di mata Elias. Berbekal informasi palsu dan cerita yang diputar-balik, Laura mulai menyebarkan desas-desus yang penuh tipu daya.
Laura menyebarluaskan bahwa Amelia terlibat dalam sebuah skandal sosial yang melibatkan banyak orang. Ia menciptakan versi yang dilebih-lebihkan dari kisah tersebut, menempatkan Amelia sebagai pusat dari semua peristiwa buruk tersebut. Fitnah ini bertujuan untuk menciptakan gambaran bahwa Amelia adalah wanita yang tidak pantas untuk Elias.
Laura juga memutar fakta tentang pekerjaan dan aktivitas Amelia, menciptakan cerita palsu bahwa Amelia terlibat dalam praktik-praktik yang tidak bermoral di lingkungan pekerjaannya.
Fitnah yang diucapkan Laura ini bukan hanya sekadar omong kosong, tetapi cerdik merancang untuk merusak hubungan Elias dan Amelia.
Dengan senyuman licik, Laura terus memantau rencananya yang busuk berbuah, yakin bahwa fitnahnya akan menciptakan perpecahan yang tak tersembuhkan di antara pasangan itu.
Hanya waktu yang akan mengungkap kebenaran sebenarnya dan apakah cinta Elias dan Amelia cukup kuat untuk mengatasi godaan fitnah yang penuh kepalsuan ini?
Elias, terombang-ambing oleh keraguan yang terus ditanamkan oleh fitnah Laura, memutuskan untuk mencari tahu kebenaran di balik desas-desus tersebut.
Dalam usahanya mencari klarifikasi, ia memutuskan untuk berbicara dengan orang-orang yang Laura sebutkan dalam cerita fitnahnya.
***
Pertama-tama, Elias mendekati teman-teman lama Amelia untuk mencari kebenaran tentang kisah masa lalu yang disebutkan Laura.
Mereka dengan jujur menjelaskan bahwa cerita tersebut adalah fitnah, dan bahwa Amelia tidak pernah terlibat dalam skandal sosial yang dituduhkan oleh Laura.
Namun, keraguan Elias masih belum sepenuhnya terhapus.
Elias memutuskan untuk berbicara dengan rekan-rekan kerja Amelia untuk mencari pemahaman lebih lanjut. Dia menemui Anna rekan kerja Amelia, dia menanyakan kebenaran tentang Amelia, dan menceritakan semua apa yang Laura katakan tentang Amelia kepada Anna, Anna sangat kaget mendengar itu, dan dia berkata, "Elias," Amelia itu orang yang paling jujur dan sangat profesional dalam pekerjaannya.
Selama percakapan dengan rekan-rekan kerja Amelia, Elias mengetahui bahwa cerita yang diucapkan Laura adalah serangkaian kebohongan yang direkayasa.
Mereka menjelaskan bahwa Amelia adalah seorang profesional yang bertanggung jawab, dan mereka tak pernah melihat tanda-tanda perilaku yang mencurigakan seperti yang diakui oleh Laura.
Elias, semakin yakin bahwa ia telah terjerat dalam jaring fitnah yang rumit, memutuskan untuk berbicara langsung dengan Amelia. Dengan perasaan cemas dan hati yang berat, Elias mengajak Amelia duduk bersamanya untuk membicarakan semua yang terjadi.
"Amelia," ucap Elias dengan suara yang penuh emosi, "aku mendengar beberapa cerita yang membuatku bimbang." "Apakah benar ada sesuatu yang tidak kusadari dalam masa lalumu dan masa sekarang?
Amelia, dengan mata yang penuh kejujuran, menjawab, "Elias, "itu semua fitnah." "Laura berusaha memisahkan kita dengan menciptakan kisah palsu." "Aku tak pernah terlibat dalam apa yang ia katakan."
Elias, melihat kejujuran di mata Amelia, dia merasa sedikit lega.
Elias kemudian memutuskan untuk menghadapi Laura dan mengekspos kejahatannya. Dengan fakta-fakta yang ditemukan, Elias memberitahu Laura bahwa fitnahnya telah terungkap dan bahwa upayanya untuk merusak hubungan mereka sia-sia.
Laura, meski terkejut dengan balasan Elias, mencoba tetap bermain licik. "Apa kau yakin Amelia berkata jujur? "Bagaimana kalau dia hanya mencoba melindungi dirinya sendiri? ucapnya dengan senyum penuh kepalsuan.
Elias, dengan tekad bulat, menjawab, "Aku tahu kebenaran, "Laura." "Dan kau harus bertanggung jawab atas semua yang kau lakukan." Laura terdiam sejenak, kemudian dia berkata, "kalau kamu tidak percaya, saya akan tunjukkan bukti-buktinya lebih banyak lagi." Jawab Laura sambil berlalu pergi.
Laura, tidak puas dengan upayanya untuk memisahkan Elias dan Amelia, merencanakan serangkaian bukti palsu yang dirancang untuk memperkuat fitnahnya.
Dengan kecerdikannya, ia mulai menyusun cerita palsu yang dapat menyesatkan Elias dan meneguhkan keraguan yang sudah ditanamkan dalam pikirannya.
Pertama, Laura membuat dokumen palsu yang diduga berasal dari masa lalu Amelia. Dokumen tersebut mencakup surat-surat palsu, tangkapan layar pesan teks yang direkayasa, dan foto-foto yang telah dimanipulasi. Ia dengan sengaja menyusunnya sedemikian rupa sehingga terlihat meyakinkan dan memuat informasi yang sesuai dengan cerita fitnah yang telah ia sebar.
Kemudian, Laura mencoba melibatkan orang lain dalam rencananya. Dia merayu beberapa kenalan lama Amelia untuk memberikan kesaksian palsu yang mendukung ceritanya, dengan iming-iming uang yang banyak, salah satunya Rina. Rina bersedia memberikan keterangan palsu dengan merekam suaranya, Dalam rekaman itu dia mengatakan bahwa, "(Amelia memang pernah terlibat skandal dengan suami orang, dan saya sendiri yang memfoto mereka lagi berpelukan, waktu itu Amelia tidak sadar perbuatannya itu, dilihat oleh orang)," demikian isi rekaman suara Rina. Laura sangat puas dengan bukti palsu itu.
Tidak berhenti di situ, Laura mengakali sejumlah kejadian yang tampak kecil namun dapat merusak reputasi Amelia. Ia menyebarkan rumor palsu di antara lingkungan sosial mereka dan mencoba menempatkan Amelia dalam situasi yang mengecoh agar terlihat seperti kejadian yang sesuai dengan fitnahnya.
Laura menyusun catatan palsu, rekaman suara palsu, yang mengandung detail yang terlihat meyakinkan, menciptakan ilusi bahwa ada bukti konkret untuk mendukung fitnahnya. Dia dengan cermat memastikan bahwa setiap elemen bukti palsu yang dia buat sesuai dengan narasi yang ingin dia kembangkan.
Ketika Elias secara tidak sengaja menemukan beberapa dari bukti-bukti palsu tersebut, Laura menyiasati situasi dengan menyatakan bahwa itu semua adalah "kebetulan" dan "kesalahan pengertian." Dia memainkan peran kaget dan bersikeras bahwa Amelia berusaha menyembunyikan masa lalunya.
Namun, seiring berjalannya waktu, sejumlah kejanggalan dalam bukti-bukti palsu mulai terungkap. pertama-pertama Elias menemui Rina, minta klarifikasi soal rekaman suaranya. "Rina apa kamu yakin dengan apa yang katakan tentang Amelia? Rina menjawab dengan wajah meyakinkan, "benar, sayabtidak bohong, ucapnya. "Kalau kamu tidak bohong, mana bukti foto itu," berikan kepada saya! Tanya Elias dengan setengah memaksa. sontak membuat Rina kaget, karena foto tidak ada, "dia berdalih bahwa foto itu sudah terhapus." "Kalau memang sudah terhapus,' "kenapa ada di Laura tanya Elias dengan nada penuh emosi." Rina terlihat gugup, dan dia tetap bersikeras bahwa dia tidak bohong.
Tapi Elias tidak percaya dengan kesaksian Rina, dia semakin waspada dan mencurigai, mulai menggali lebih dalam untuk mencari kebenaran. Pertanyaan-pertanyaan mulai muncul, dan Laura harus menghadapi risiko bahwa rencananya dapat jatuh ke dalam lubang yang ia gali sendiri.
Kejadian-kejadian ini merangkul ketegangan dan konflik, membawa hubungan Elias dan Amelia ke ujian yang semakin sulit.
Hanya waktu yang akan mengungkapkan bagaimana cinta sejati dapat bertahan dalam menghadapi kebohongan dan fitnah yang dirancang dengan cerdik oleh Laura.
Laura juga memanfaatkan teknologi untuk menyusun percakapan palsu antara Amelia dan pihak ketiga yang fiksi. Dia membuat percakapan palsu yang seolah-olah membuktikan keterlibatan Amelia dalam skandal sosial yang dituduhkan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments