CINTA DAN KEGALAUAN PERAWAN TUA
Bab 1
Amelia gadis yang sudah berumur, hatinya di selimuti kegalauan yang tidak berkesudahan. Bagaimana tidak, diusianya yang sudah melewati kepala tiga, belum juga menemukan pasangan hidup.
Hatinya nelangsa sebagaimana usianya yang sudah lanjut, telah menjadi buku yang penuh dengan cerita pahit tentang cinta yang selalu dikhianati.
Setiap kenangan itu seperti luka yang tak kunjung sembuh.
Amelia tumbuh dalam bayang-bayang cinta pertamanya, seorang pemuda bernama Daniel. Namun, cinta itu sirna ketika Daniel pergi meninggalkannya tanpa alasan.
Bertahun-tahun berlalu, dan cinta yang kedua pun datang dalam wujud seorang seniman bernama Rifan. Namun, seperti sebelumnya, cinta itu pun hancur menjadi serpihan ketidaksetiaan. Lagi-lagi Amelia merasakan kekecewaan yang mendalam.
Meski hatinya telah terluka, Amelia tetap tegar. Di balik wajahnya yang sendu, ia menyimpan api cinta yang tak kunjung padam.
Suatu hari, datanglah seorang pemuda misterius bernama Elias ke dalam hidupnya. Dalam sinar matanya yang tajam, namun lembut, Amelia melihat bayangan cinta yang mungkin akan menyembuhkan lukanya.
Namun, apakah Elias bisa menjadi penawar bagi hati yang telah terluka dan kecewa selama ini?
Elias, dengan senyum lembutnya dan rahasia yang ia simpan, mulai mencairkan dinginnya hati Amelia. Setiap pertemuan mereka bagai mengubur luka-luka lama dengan serpihan kehangatan. Namun, kehidupan tidak selalu memberikan kepastian, dan Amelia tahu itu dengan baik.
Di tengah-tengah kisah cinta yang mulai bersemi, bayangan masa lalu datang menjelma. Daniel, cinta pertama Amelia, tiba-tiba muncul menyatakan penyesalan yang mendalam. Hatinya yang dulu telah berpindah tempat, sekarang ingin kembali kepada Amelia. Perasaan yang telah terpendam sekian lama kembali mencuat, menciptakan pertarungan batin di dalam dirinya.
Dalam redupnya cahaya senja, sesosok pria tampan, mengendarai mobil BMW menuju kesebuah Alamat, sebuah alamat yang mengingatkannya pada cinta pertama.
Daniel melangkah perlahan ke depan pintu rumah Amelia. Tatapan matanya penuh dengan kegelisahan, mencerminkan pertarungan batin yang tak terucap. Pintu terbuka, dan Amelia muncul dengan tatapan campuran antara percaya dan tidak, kaget melihat sosok yang berdiri didepan nya. "Da.. Daniel.." mulut Amelia menganga melihat Daniel berdiri di ambang pintu.
"Sudah lama sekali Amelia," "apa kabarmu," bolehkah aku masuk? "Oh silahkan jawab Amelia terbata-bata."
"Apa yang membuatmu datang kesini Daniel? Tanya Amelia dengan wajah yang menyimpan kesedihan yang mendalam.
"Amelia," desis Daniel dengan suara yang penuh beban penyesalan, "aku tahu aku telah membuat kesalahan besar dengan pergi tanpa alasan yang jelas, setiap langkahku terasa seperti melangkah ke dalam labirin tanpa akhir, dan sekarang aku menyadari betapa berharganya kita bersama."
Amelia memandangnya dengan ekspresi campuran antara kebingungan dan kekecewaan. "Daniel, mengapa dulu kau pergi begitu saja meninggalkanku? Terlihat mata Amelia memerah, bulir-bulir bening mulai membasahi pipinya yang mulus.
Daniel menghela nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Aku tersesat dalam diriku sendiri, terjebak dalam cinta yang semu, saat itu aku pikir pergi bersamanya adalah yang terbaik." "Dia telah mengkhianati aku." Sekarang aku menyesal, Amelia." Setiap detik tanpamu seperti kehilangan sebagian dari diriku."
Amelia menatapnya dengan tatapan yang memendam kekecewaan yang begitu dalam, mencari jawaban yang mungkin bisa memenuhi rasa kekosongan hatinya. "Kenapa sekarang, Daniel? Dia tidak kuasa untuk berkata-kata lagi. Segera dia menghapus air matanya dengan sapu tangannya.
Daniel menundukkan kepala sejenak sebelum menatap mata Amelia. "Amelia, aku ingin memperbaiki kesalahanku." Ucap Daniel lagi.
Dengan lembut, dengan mata yang masih berkaca-kaca, Amelia menatap mata Daniel, memancarkan kejelasan yang tak tergoyahkan. "Daniel, aku menghargai perasaanmu, tetapi aku harus jujur, sekarang sudah ada seseorang yang mengisi setiap kekosongan dalam hatiku, dan aku tidak ingin menyakitinya."
Mendengar itu, Daniel merasakan kehampaan di dalam dadanya, namun ia mencoba tersenyum, "Aku menghargai kejujuranmu, "Amelia." Meskipun sulit, aku akan menghormati pilihanmu."
Amelia tersenyum lembut, "Terima kasih, "Daniel". "Aku harap kau menemukan seseorang yang dapat mengisi kehidupanmu dengan kebahagiaan yang sejati."
***
Setelah pertemuan singkat dengan Amelia, Daniel merasakan kekosongan di dalam hatinya. Malam itu, Daniel duduk sendirian di tepi jendela rumahnya, menatap bintang di langit. Pikirannya melayang pada Amelia, sosok yang telah hilang dalam hidupnya.
Daniel mengingat lagi kata-kata Amelia, "(bahwa dia sudah ada seseorang yang mengisi di setiap kekosongan dalam hatinya, dan dia tidak mau menyakitinya)." Kata-kata itu terasa menghantam telinganya, Daniel merasa dunianya hancur seketika. Ia mencoba tersenyum sebagai tanggapannya, tetapi hatinya terasa berat. Malam ini pun berlalu dengan kesendirian yang menyelimuti dirinya.
Di sisi lain, setelah pertemuan dengan Daniel, Amelia merasakan kebingungan yang mendalam merayap ke dalam hatinya. Kenangan masa lalu bersama seseorang yang telah lama meninggalkannya kembali menghantuinya. Namun, di sisi lain, Elias, pria yang telah menemaninya dalam setiap langkah, memberikan kehangatan dan kedamaian yang telah lama hilang.
Amelia duduk di tepi ranjang, berpikir tentang pilihan yang harus diambil. Pikirannya melayang pada masa lalu yang membingungkan dan masa sekarang yang menawarkan cinta yang tulus. Suara-suara dalam pikirannya bercampur aduk, menciptakan pertarungan batin yang sulit dihindari.
Setelah berjam-jam merenung, Amelia duduk di meja tulisnya. Dia mengambil pena dan memulai menulis surat kepada dirinya sendiri. "Aku harus memilih," tulisnya. "Masa lalu membawaku ke sini, tetapi masa depan ada di tangan ku. Elias memberiku kebahagiaan dan kenyamanan yang tidak pernah kudapatkan sebelumnya."
Dengan perasaan hampa, Amelia menghadapi fakta bahwa memilih Elias berarti melepaskan masa lalu dan semua kenangan manis yang pernah mereka bagikan bersama. Namun, dalam hatinya, dia merasa bahwa ini adalah langkah yang benar.
Tampak dalam keheningan malam, Daniel duduk di tepi pantai, mendengarkan deru ombak yang datang dan pergi. Suara ombak itu seperti melodi yang memperdalam kesendirian dalam hatinya. Dalam kegelapan malam, ia merenung tentang setiap perjalanan hidupnya, setiap pilihan yang pernah diambilnya.
"Dalam pencarianku untuk menemukan makna kehidupan, aku malah menemui kehampaan," bisik Daniel pada dirinya sendiri. "Pertemuan dengan Amelia membuka luka lama yang seolah-olah telah tertutup rapat."
Dalam prosesnya merenung, Daniel menulis surat-surat kepada dirinya sendiri. Kata-kata yang tertulis di atas kertas menjadi teman setianya, mencerminkan pertarungan batin yang terus ia hadapi. "Mungkin pergi adalah jawaban yang aku butuhkan," tulisnya pada salah satu surat. "Mungkin dengan menjauh, aku dapat menemukan kedamaian yang telah hilang dalam diriku.
Dalam prosesnya, Amelia menemukan kekuatan untuk melepaskan belenggu masa lalu. Ia memilih untuk membangun cinta yang baru bersama dengan Elias, meskipun bayangan cinta yang pernah hilang masih terasa. Dalam pelukan Elias, Amelia menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang selama ini dia impikan.
Hari-hari mereka diisi dengan kegiatan yang penuh kegembiraan. Mereka sering berjalan-jalan di taman, menikmati indahnya alam sambil bercanda dan tertawa.
Elias, seorang pria dengan luka dimasa lalu, menemukan keberanian untuk berubah demi cinta. Dia adalah seseorang yang berkomitmen membuktikan bahwa keputusan Amelia untuk mempercayainya adalah langkah yang tepat.
***
Terlihat Elias lagi merenung, dalam renungannya Elias mengingat masa lalu yang pahit. Dia hidup dengan kenangan pahit yang terpendam dalam hatinya. Cinta masa lalunya, Laura, adalah wanita yang membawa senyum di setiap sudut hatinya, tetapi juga meninggalkan luka yang tak terlupakan.
Mereka menjalin kasih sewaktu duduk di bangku kuliah. Elias di bidang arsitek sementara Laura di bidang seniman. Cinta mereka tumbuh bersama di lingkungan yang sama.
Namun, seperti yang sering terjadi dalam cerita cinta, kebahagiaan mereka menjadi runtuh oleh pengkhianatan yang tak terduga. Ketika Elias mendapati bahwa Laura selingkuh dengan seorang pria, saat itu serasa dunianya hancur.
Kepercayaan yang telah dibangun dengan susah payah runtuh seperti rumah kaca yang retak. Dalam keheningan yang menusuk, Elias merasakan pedihnya pengkhianatan itu merayap dalam setiap serat jiwanya.
Malam setelah pengungkapan itu, Elias menghadapinya dengan tatapan mata yang penuh dengan kebingungan dan kesedihan. "Mengapa, "Laura? Mengapa kau melakukan ini pada kita?" tanyanya, suaranya terasa gemetar oleh kehancuran yang dialaminya.
Laura memberikan alasan yang menyakitkan. "Aku... Aku merasa terjebak dalam rutinitas kita, Elias." Aku mencari sesuatu yang baru, sekarang lebih baik kita akhiri saja hubungan kita."
Deghh
Elias, terasa dunianya seperti mau runtuh. Hatinya terasa hancur berkeping-keping, mendengar pengakuan Laura. Sesuatu yang dulu begitu nyata dan erat, sekarang terasa seperti ilusi. "Apa yang salah dengan hubungan kita Laura"? Tanya Elias. "Tidak ada Elias," aku merasa jenuh aja, bahwa kamu orang yang membosankan."
Betapa sakit dan hancurnya hati Elias mendengar kata-kata Laura yang menusuk batinnya. "Baiklah Laura, aku hormati keputusan kamu." Jawabnya dengan wajah yang sedih bercampur marah.
Malam-malam setelah keputusan itu terasa seperti petualangan gelap yang tak kunjung usai bagi Elias. Ia mencoba mencari jawaban, mencoba memahami apa yang telah terjadi, dan mencari-cari kesalahan dalam dirinya sendiri.
Saat melihat foto-foto mereka bersama yang terpampang di dinding, senyum yang dulu begitu tulus kini telah sirna.
Elias tidak menyadari kehadiran Amelia, dia terlalu larut dalam lamunannya. Amelia, dengan langkah yang lembut, seolah tak ingin mengganggu aliran lamunan Elias. Ketika ia sudah cukup dekat, Amelia meletakkan tangannya dengan lembut di atas pundak Elias, membangunkannya dari lamunan panjangnya.
Sontak itu membuat Elias kaget, "Amelia sayang"? gumam Elias, mencoba menyusun kembali pikirannya yang masih berkabut oleh lamunan tadi.
Amelia tersenyum dengan lembut, "Sedang apa kamu, Elias? Aku melihat kamu seperti tenggelam dalam pikiranmu sendiri."
Elias menghela nafas dalam-dalam, mencoba membuang kabut pikiran yang masih menyelimuti dirinya. "Aku hanya merenung tentang masa lalu," ucapnya perlahan, memilih untuk tidak menyembunyikan perasaannya.
Amelia duduk di sampingnya, tetapi tetap mempertahankan kontak lembut di pundak Elias. "Masa lalu yang membawa senyum atau kesedihan?" tanyanya dengan lembut.
Elias tersenyum getir, "Mungkin keduanya." Ada banyak kenangan manis, tapi juga luka yang belum sembuh sepenuhnya."
Amelia merasakan kehampaan dalam kata-kata Elias, dan dengan kelembutan, ia bertanya lagi, "Ada yang bisa aku lakukan untuk membantumu, Elias"?
Elias menatap Amelia dengan mata yang penuh rasa terima kasih. "Hanya dengan kehadiranmu saja sudah cukup, "Amelia."
Mereka duduk bersama di bawah cahaya lembut bulan, berbagi keheningan malam. Amelia merasa bahwa ia adalah tempat yang nyaman bagi Elias untuk meluapkan perasaannya, dan Elias merasakan kehangatan yang datang dari tangan yang bersahaja dan hati yang penuh pengertian.
Dalam kebisuan malam yang bersemi, mereka merasakan kekuatan kehadiran satu sama lain. Dalam pelukan keheningan itu, Elias merasa bahwa mungkin, bersama Amelia, ia bisa merangkai kembali benang-benang masa lalunya yang retak, dan mungkin, di sini, di saat ini, ada kebahagiaan baru yang menanti untuk dijelajahi bersama.
Dengan kehangatan hati dan tekad, Elias memahami arti sejati dari cinta yang tulus bersama Amelia. Elias, dalam perjalanan transformasinya, menegaskan bahwa cinta untuk Amelia adalah yang utama baginya.
Meskipun dia memiliki kenangan pahit dari masa lalu, kehadiran Amelia menjadi pilar utama dalam perubahan positifnya. Elias telah berkomitmen sepenuh hati untuk menjalani hubungan yang tulus dan setia, menghapus bayang-bayang masa lalu yang mungkin menciptakan keraguan.
Tetapi, di tengah kebahagiaan mereka, muncul sosok orang ketiga yang bernama Laura. Laura adalah masa lalu Elias yang mencoba untuk merayu dan menggoda Elias kembali ke jalur yang pernah mereka jalani.
Munculnya Laura membawa gelombang ketidakpastian dan kecemasan dalam hubungan Elias dan Amelia.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments