POV AUTHOR
Lelaki tampan sedang menyamar sebagai mahasiswa kampus Universitas negeri C. Ia sedang mencari informasi melalui penyamaran nya.
Jovan Mahardhika menyamar sebagai mahasiswa untuk mengetahui siapa orang yang telah korupsi uang yang ia sumbangkan kepada kampus tersebut.
Ia berjalan melewati lorong-lorong kampus dengan earphone di telinganya. Netranya menatap lurus ke depan. Ia melihat seorang gadis cantik dengan rambut di biarkan tergerai serta poni bagian depan. Terlihat manis, Sofia Andriani gadis yang cantik serta mempunyai lesung pipi di bagian kanannya. Seseorang yang ia cari sampai saat ini.
Ia juga sempat mendengar bahwa Sofia sempat depresi entah karena apa ia tidak tau. Setelah itu ia tak menemukan titik terang tentang Sofia gadis kecil yang ia cintai sejak dulu.
Ketika ia menyamar di kampus sebagai murid baru. Netranya tak sengaja melihat gadis cantik itu yang sudah lama ia cari. Ia sempat tak percaya, namun ia yakin ketika ia melihat mata berwarna coklat itu menatapnya dengan tatapan tajam.
BRUUKKK....
"Aush.... aduuhhh..." rintih gadis itu ketika Jovan tak sengaja menabraknya.
"Maaf.! Aku nggak sengaja" ucap Jovan sembari mengulurkan tangan untuk membantu gadis itu berdiri.
gadis itu menepis tangan Jovan sedikit kasar. "Nggak usah" ketus Sofia ketika ia tahu jika orang yang menabraknya itu ternyata Jovan.
Gadis itu berdiri lalu membersihkan bajunya yang kotor terkena debu dengan tangannya. Sofia merasa ada yang menatap dirinya, segera ia mendongak menatap tajam Jovan.
Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya, merasa seperti tidak asing dengan mata berwarna coklat itu.
DEGH....
Saat itu juga ia mengenali siapa gadis di hadapannya itu. Seseorang yang sejak lama ia cari setelah 15 tahun yang lalu tanpa menemukan titik terang. Ia menemukan gadis kecil kesayangannya itu. Ingin sekali ia memeluk saat itu juga untuk melepas rasa rindu yang amat dalam, namun melihat tatapan mata Sofia terhadapnya, ia mengurungkan niatnya.
"Apa.?" ucap Sofia ketus
"Nggak papa" ucap Jovan berusaha tenang lalu meninggalkan gadis itu. Melangkah menjauhi gadis itu sembari memasang earphone nya kembali.
Setelah jauh dari gadis itu, lelaki itu menyopot earphone miliknya dan ia biarkan tergantung pada lehernya. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.
Mencari kontak seseorang lalu menelponnya.
"Cari tahu tentang Sofia Andriani, gadis yang selama 15 tahun terakhir ini aku cari-cari di negara C. Berikan informasi itu secepatnya." ucap Jovan pada seseorang di sebrang sana lalu mematikan ponselnya. Ia menelpon sekretaris pribadi nya Riski.
"Semoga kamu orang yang selama ini aku cari girl" ucap lelaki itu lirih, matanya berkaca-kaca.
Setelah pelajaran selesai. Ia berjalan melewati taman kampus, netranya tak sengaja menatap seorang gadis yang sedang duduk sendirian. Seperti menunggu seseorang.
Diam-diam ia memotret gadis itu, lalu ia memperhatikan gadis itu dari jauh. Sofia, gadis itu duduk di kursi taman kampus.
Gadis itu melambaikan tangannya pada lelaki yang baru saja turun dari mobilnya. Lalu berlari ke arah lelaki itu menubruknya dan memeluk lelaki itu.
Jovan menyipitkan matanya. "Siapa laki-laki itu.? Apa dia kekasihnya.?" gumamnya.
Hatinya terasa sakit ketika melihat gadis yang ia cintai memeluk laki-laki lain. Bahkan gadis itu di jemput oleh laki-laki lain.
Setelah ia melihat kepergian Sofia. Jovan melangkah masuk ke dalam mobilnya yang terparkir tak jauh darinya.
Melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. "Ahh... Sial.! Kenapa bisa sesakit ini melihat dia bermesraan dengan laki-laki lain.?" ucapnya sembari memukul setir mobil.
Ia berpikir jika lelaki yang menjemput Sofia saat di kampus adalah kekasihnya.
Jovan melajukan mobilnya ke tempat markas. Saat tiba di markas, ia langsung masuk. Begitu banyak anak buahnya sedang berlatih. Ia melangkah ke lantai satu.
Markas Jovan memiliki 3 lantai. Dan juga memiliki ruang bawah tanah yang di peruntukan menyiksa orang-orang yang mengkhianatinya atau musuh.
BRAAKKK....
Lelaki itu membuka pintu dengan sangat kasar.
"Astaga... Serasa mau copot nih jantung.!" ucap Gery memegang dadanya.
"Lo kenapa sih.?" ucap Andre yang melihat wajah Jovan memerah seperti menahan amarah.
Lelaki itu hanya diam, rahangnya mengeras, tangannya juga terkepal kuat. lelaki itu duduk di sofa yang berada di ruangan itu. Meraih gelas yang berisi wine. Meneguknya hingga habis.
Jovan merupakan ketua Mafia yang begitu dingin. Tanpa ampun menyiksa para musuhnya tanpa belas kasihan. menjabat sebagai CEO di perusahaan Mahardhika untuk menutupi identitasnya yang sebenarnya seorang Mafia dan menggelapkan beberapa senjata yang harganya milyaran.
Andre dan Gery yang mengawasi keadaan markas serta melawan Mafia lain yang berusaha mencari masalah dengannya. di saat ia tidak ada di markas.
Andre memberi isyarat pada Gery dengan gerakan matanya. Gery mengedikkan bahunya tanda tidak mengerti juga.
Jovan menghambiskan satu botol wine rose. "Berikan beberapa botol wine dessert" ucapnya memerintah.
Andre dengan cepat mengambil botol wine yang berada tak jauh dari sana. Lalu ia berikan kepada Jovan.
Lelaki itu menghabiskan 2 botol wine. "Sudah... Cukup Van.!" ucap Gery merebut botol wine yang di pegang oleh Jovan.
"Biarkan aku meminumnya... PERGII...." bentaknya pada Gery
"Heyy... Jangan begini.! Sadar Van.! Kamu kenapa.?" Gery berusaha menyadarkan Jovan yang tampaknya sudah mulai mabuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments