Ehh kok aku jadi ngomongin si dosen kulkas itu sih. Hadueh...
Ku lanjutkan langkah demi langkah.
"Sofia" aku menoleh ke belakang saat mendengar seseorang memanggil nama ku. Ternyata itu Lili berjalan ke arah ku dan di sampingnya juga ada Tiana serta Nova.
"Kamu baru dateng.?" tanya Lili
"Hmm"
"Untung kamu nggak telat, kalo telat dikit aja udah kena hukuman pasti" sambung Nova
"Udah ayoo buruan masuk ke kelas, keburu dosen dingin itu masuk.! bisa berabe kita" ucap Tiana
Kami berempat pun berjalan menuju kelas. Setelah sampai kelas, kami pun duduk berdampingan.
"Selamat pagi semua" ucap dosen dingin itu ketika memasuki kelas pagi ini.
"Pagi Pak" ucap semua anak kuliah serempak.
"Ehh.. Sof.! Ada murid baru tuh ganteng banget" bisik Lili pada ku
Aku pun mendongak. Lalu kembali fokus pada buku pelajaran pagi ini. "Biasa aja" jawab ku sedikit berbisik.
"Ya ampun Sofia.! Mata kamu buram apa gimana.? Orang tampan seperti itu di anggap biasa aja... Lihat deh baik-baik, kayak oppa oppa Korea... Aaaaa kiyowo" ucap Lili
"Ho,oh.! Boleh nggak sih tuh cowok buat aku aja" ucap Nova
"Hehh... Kalian berdua.! Nggak usah lebay kayak gitu napa.! Dan kamu Nov, nggak usah ngehalu mulu" ucap Tiana
"Huussstt... Kalian ini brisik banget sih" ucap ku pada mereka kesal.
"Pagi ini kita kedatangan murid baru.! Silahkan perkenalkan nama kamu" ucap dosen dingin itu pada murid baru
"Perkenalkan nama saya Jovan Mahardhika, panggil saja saya Jovan" ucap Jovan
"Apakah ada yang ingin di tanyakan pada teman baru kalian.?"
"Ada pak" ucap Sintya si centil itu.
"Ya silahkan Sintya"
"Ekheemm... Jovan sudah punya pacar belum.? Kalo belum aku mau kok jadi pacar kamu" Sintya tersenyum manis, netranya menatap Jovan tanpa berkedip.
"Huuuuu..... Kalo cuma mau caper jangan di sini woyy... Sini tempat belajar bukan buat caper sama cogan" teriak cowok yang duduk di kursi lumayan dekat dengan Sintya
"Iyaa.... Jangan suka kecentilan jadi orang"
"Murahan banget jadi cewek"
"Cantik sih iyaa.. tapi kalo sasimo buat apa.? Mending cari sugar deddy aja sono"
"Suka suka aku lah.! Iri bilang bos" ucap Sintya sewot
Aku hanya memutar bola mata malas.
"Sudah sudah.. jangan ribut.! Jovan kamu silahkan duduk" ucap sang dosen
Jovan duduk di kursi tepat di belakang ku, karena cuma itu kursi yang kosong. Sebelum ia duduk, ia sempat menatap ku yang entah apa itu aku tidak tau arti tatapan itu.
Mending aku fokus aja mata pelajaran yang di berikan oleh dosen, dari pada harus menanggung hukuman.
~ Di Kantin ~
"Sumpah itu cowok ganteng banget.. aaaaa..." ucap Lili lebay ketika kami berempat duduk sembari memakan makanan yang telah di pesan tadi.
"Ho,oh... Siapa tadi namanya.? ahh iyaa Jovan, aaaaaa... Buat aku aja deh tuh cowok" ucap Nova
"Kalian berdua tuh yaa... Lihat yang bening dikit aja langsung di embat.! Tapi ya.. kenapa kalian berdua nggak laku-laku sampe' sekarang.? bahkan satu cowok pun nggak ada yang mau deket deket sama kalian berdua" ledek Tiana
"Yeee... Banyak kali yang ngejar ngejar aku... Cuma aku nya aja yang pilih-pilih.! Setidaknya yang seperti oppa oppa Korea kek tadi yang aku mau" ucap Lili tersenyum sumringah
"Kebanyakan halu nih jadi seperti ini nih... Makanya jadi orang jangan jomblo terus" ucap Nova
"Lahh... Situ sendiri juga jomblo.! Jomblo ngenes... Hahaha...." ledek Lili
"Suka amat ledekin aku" Nova mengerucutkan bibirnya.
"Ehh... Sof.! Kamu nggak tertarik apa sama si Jovan murid baru itu.?" tanya Tiana
Seketika aku menatapnya dingin. "Hehehe.... Sorry.!" Ucap Tiana cengengesan.
"Gue cukup punya kak Dewa.! Yang lain itu nggak butuh" ucap ku ketus lalu melanjutkan makan.
"Tapi mau sampai kapan, Sof.? Kita itu bentar lagi mau lulus, kamu nggak ada kepikiran mau cari pasangan gitu.?" tanya Nova yang membuat mood ku berubah.
"Aku saat ini nggak kepikiran sampai ke situ.! Aku hanya ingin bersama kak Dewa" ketus ku kemudian melangkah pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Lo sih, Na.! Jadi ngambek kan tuh si Sofia" ucap Lili yang masih dapat ku dengar.
Aku berjalan melewati lorong-lorong kampus. Kesal karena ucapan Tiana tadi. Sebenarnya aku masih ingin sendiri, aku juga tidak tertarik tentang laki-laki. Bagi ku cukup kak Dewa lelaki yang paling baik untuk ku.
Aku sungguh benci laki-laki. Laki-laki mempunyai perisai yang sangat sulit di artikan. Tetapi kakak ku itu berbeda dari yang lain. Yaa walaupun ia sangat suka sekali jahil pada ku tetapi ia sebenarnya seseorang yang penyayang.
Aku tidak tertarik seorang laki-laki karena takut jika mendapatkan laki-laki yang salah. Seperti ayah ku sendiri yang tega membunuh ibu ku.
BRUUKKK....
"Aush.... aduuhhh..." rintih ku ketika seseorang menabrak ku hingga terjatuh.
"Maaf.! Aku nggak sengaja" ucapnya sembari mengulurkan tangan untuk membantu ku berdiri.
Ku tepis tangan itu sedikit kasar. "Nggak usah" ketus ku ketika aku tahu jika orang yang menabrak ku itu ternyata Jovan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments