Rena, gadis berusia 17 tahun dengan rambut pendek keturunan cina indo yg merupakan adik dari istri kakak kandung Martin yg bernama David.
Sesekali dia memang sering berkunjung ke apartemen milik Martin dan membantunya membersihkan rumah.
"Apa kamu kurang kerjaan, setidaknya pergilah berkencan dengan pacarmu" balas Martin tanpa menoleh ke arah Rena.
"Pacaran di usia muda hanya membuang buang waktu, lebih baik fokus pada pelajaran" Rena menjawab dengan santai sambil melemparkan tubuhnya ke atas sofa.
"Lalu kenapa kamu membuang waktu mu ke mari?" tanya Martin
"Kakak meminta ku untuk sesekali melihat keadaan mu"
Mendengar jawaban Rena, Martin segera berhenti memainkan kemoceng yg ada di tangannya dan bergegas masuk ke dalam kamar.
"Jangan bilang kamu akan bermain game lagi!!" kata Rena dengan nada yg sedikit tinggi.
"Aku mau mandi" tanpa menunggu tanggapan Rena, Martin menutup pintu kamar dan segera masuk ke kamar mandi.
Shower air panas langsung di nyalakan dan Martin mulai membersihkan tubuhnya di bawah pancuran air panas.
Sambil menikmati siraman air panas, Martin kembali merenungkan cara memanfaatkan sistem Hero yg dia miliki saat ini.
Di tahun 2030 ini, dunia sudah memasuki jaman teknologi dan informasi.
Semua kebutuhan dan bisnis bisa dilakukan secara online, tidak ada kebutuhan dalam bidang seni beladiri kecuali tentara atau untuk sekedar membuat konten youtabe.
"Apa aku menjadi bos mafia saja atau menjadi pembunuh bayaran" Martin terus memikirkan cara yg lebih baik untuk memanfaatkan sistem yg dia miliki tapi hingga 15 menit berlalu, Martin masih belum menemukan pilihan yg sesuai.
Martin memutuskan untuk mengesampingkan hal itu dan fokus menjelajahi fungsi sistem terlebih dahulu.
Masih banyak yg belum dia pastikan seperti emblem yg belum dia tingkatkan, spell, cara top up untuk membeli Hero baru dan juga manfaat level akun.
"Mandi mu seperti seorang wanita" suara keluhan Rena kembali terdengar yg membuat lamunan Martin menghilang.
"Siapa yg mengijinkan mu masuk ke kamar ku?" Martin memberi tatapan kesal tapi Rena segera menunjuk ke arah lantai yg sudah bersih.
"Seharusnya kamu berterima kasih karena aku sudah membantu membersihkan kamar mu yg seperti sarang babi" balasan Rena yg agak sombong membuat Martin semakin kesal.
"aku akan ganti pakaian, keluarlah"
"Bahhh, jangan sombong dengan burung Pipit kecil mu" Ejekan Rena semakin membuat Martin kesal.
Sambil menatap tajam ke arah Rena yg duduk di tempat tidur, Martin segera mendekatinya.
"Apa... marah... jadi benar benar burung Pipit" Rena terlihat tidak takut dan malah memprovokasi Martin.
Martin yg sudah kesal langsung menekan bahu Rena hingga dia berbaring di tempat tidur sambil berkata. "jika bukan kamu adik ipar ku, kamu akan merasakan sendiri burung Pipit yg kamu katakan"
Tapi Rena hanya menatap Martin dengan tatapan geli sambil membalas ancaman Martin dengan ejekan. "bahh, omong kosong"
Mendengar kata kata Rena, Martin akhirnya tidak bisa lagi menahan emosinya.
Pikirannya sudah di penuhi rasa kesal yg membuat tubuhnya di luar kendali.
Segera mata Rena terbuka lebar dan kedua tangannya meremas selimut tempat tidur yg ada di bawahnya.
Seketika pertengkaran berakhir dan hanya suara decitan tempat tidur yg bisa di dengar.
Menit demi menit berlalu, wajah Rena yg memarah dan di penuhi keringat akhirnya membuka mulutnya sambil berkata dengan suara lemah
"Jangan di dalam"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
☠zephir atrophos☠
waduh😃
2024-01-21
2
Stephen (Phoenix dalam celana)
WTF bro
2023-12-06
1