Mengalah

Semalaman Ardina berpikir tentang apa yang harus ia lakukan kedepannya, ia tidak bisa tidur, ia mencoba mencari solusi yang membuat semua pihak tidak dirugikan.

“Ah, kepalaku pusing, seperti film yang sad ending saja.” Ia mengacak-ngacak rambutnya. Ia mencoba menenangkan diri dengan mengotak-atik HP nya. Ardina reflex bangun dari perbaringannya di kasur pengantin nya yang menyedihkan.

Di bacanya sesuatu yang penting di HP nya itu. Apa ini jawabannya ? lalu Ardina mulai serius, entah apa yang dilakukannya dengan mengotak-atik HP nya itu. Setelah beberapa menit, Ardina lalu berbaring lagi. “Selamat tinggal rumahku !” katanya yang sudah mulai memejamkan matanya.

Pagi hari yang indah sudah menjelang, cuaca sangat sejuk dan penuh kebahagian. Di rumah itu masih terdengar riuh seperti kemaren. Ardina sudah bangun dan mandi. Ia duduk bengong di depan meja riasnya sambil menunggu perias pengantin datang untuk mendandaninya. Saat pintu terbuka, ternyata orangtuanya datang membawa masuk para perias pengantin itu.

“Anak Mama benar-benar cantik, semua pria yang menatapnya pasti langsung terpesona !” ujar ibu Ardina.

“Aku memang cantik Ma, tapi kecantikan ku tidak ada gunanya, bahkan calon suamiku sendiri mencintai wanita lain, aku sungguh malang,” dalam hati Ardina selalu berkata-kata untuk menghibur dirinya.

Ardina sudah selesai di rias. Sungguh memukau. Satu kata itu yang pantas untuk menggambarkan penampilannya sekarang. Ardina di iringi ibunya keluar menuju tempat Ijab qabul, sambil menunggu pengantin pria datang, Ardina mulai mengedarkan pandangannya untuk mencari Ririn, “apakah Ririn juga datang ?" tanyanya dalam hati.

Di lihatnya Ririn duduk di salah satu kursi dekat panggung dengan senyumnya. Senyum yang dibuat untuk menyembunyikan hati yang patah. Ardina menahan air matanya untuk jatuh. Dia tidak sanggup memandang wajah Ririn yang senang padahal sedang sendu.

“Awas saja kamu air mata sialan sampai jatuh !”. Ancam Ardina pada dirinya sendiri. Melihat para tamu sudah hampir datang semua , Ardina lalu berdiri dari tempat duduknya, ia menghampiri Ririn.

“Hei sahabatku, apa kamu tidak membawa kado istimewa untukku ?” tanya Ardina dengan menampilkan aktingnya yang membahana seakan ia tidak tau apa yang didengarnya semalam.

“Maaf Ardina, aku lupa, ya sudah, aku belikan dulu ya ?” Ririn kelagapan hendak pergi mencari kado istimewa untuk Ardina.

“Siapa yang minta kamu pergi ? ayo ikut aku !” Ardina menarik tangan Ririn ke atas panggung. Di dudukkannya Ririn di depan piano.

“Aku ingin hadiah terindah, mainkan piano ini sambil menyanyikan sebuah lagi !” pinta Ardina. “Selain kado ini, aku tidak ingin menerima hadiah yang lain, kamu kan sejak SMA sangat pandai bermain piano juga bernyanyi ?” tambah Ardina lagi.

Ririn memandang wajah Ardina beberapa kali lalu pandangannya beredar ke para tamu undangan juga orangtua Ardina. Mimik wajah persetujuan terlihat dari semua yang Ririn pandang. Akhirnya Ririn setuju dengan permintaan Ardina. Belum sempat Ririn memainkan pianonya, mobil pengantin pria sudah datang.

Orangtua Ardina menyambut pengantin pria yang keluar dari mobilnya bersama kedua orangtuanya. Rizky begitu terperanjak melihat Ardina dan Ririn bersama diatas panggung.

“Sayang, ayo kemari ! sahabat kita akan memberikan hadiah pernikahan terindah untuk kita hari ini,” ajak Ardina dengan suara lantangnya dengan menggunakan mic. Kedua orangtua Rizky memberi isyarat agar Rizky naik ke panggung. Lalu kedua orangtua mempelai duduk di tempat yang akan disediakan. Mereka akan menikmati permainan piano Ririn.

Rizky sudah sampai di atas panggung, Ardina lalu memegang tangan Rizky dengan senyum sandiwaranya. Ia memberi isyarat pada Ririn untuk segera memainkan pianonya. Jari jemari Ririn sudah mulai memainkan pianonya. Mengatur nafasnya untuk mulai menyanyi. Lagu yang di nyanyikan adalah lagu “Rossa – Bulan Di Kekang Malam”. Sungguh mengejutkan.

Lirik

Andaikan kabut

Tak menyulam hari

Hingga berlarut-larut

Andaikan hidup

Ada harapan

Mencintaimu

Sebagai bagian terindah di hidupku

Tak kubiarkan kau tak bahagia

Berjuta fatwa cinta yang ada

Mengantarkan ku pada kenyataan

Hatiku memeluk bayang-banyang

Ingin denganmu tapi tak bisa

Aku bukan aku yang dulu

Namun cintaku seperti dulu

Merelakanmu aku meresah

Bagai bulan dikekang malam

Mencintaimu

Sebagai bagian terindah di hidupku

Tak kubiarkan kau tak bahagia

Aku ikhlaskan segalanya

Walau cintaku lebam membiru

Sakit namun aku bahagia

Keterima segala takdir cinta

Lirik demi lirik yang di lantunkan Ririn dari mulutnya menggambarkan isi hatinya yang sebenarnya. Ririn sangat tegar sehingga berhasil menahan air matanya, tapi malah Ardina yang tidak kuat. Dari awal air matanya sudah tidak bisa tertahan. Semakin lama lagu itu di dengar, air matanya semakin banyak jatuh. Ia bahkan melepaskan genggaman tangannya yang memegang Rizky erat tadi.

“Apa ini yang dinamakan patah hati, apa ini yang dinamakan pengorbanan cinta, sungguh dramatis, mulai sekarang aku sangat benci jika di putarkan film cinta segitiga,” batin Ardina.

Air mata Ardina semakin deras saja jatuh, semua orang merasakan hawa yang berbeda disana. Apakah yang mereka bayangkan benar adanya ? hanya waktu yang menjawab. Melihat situasi yang tidak kondusif, orangtua Ardina memberikan isyarat agar Rizky membawa Ardina ke pelaminan lagi dimana penghulu sudah menunggu di sana. Saat Rizky ingin menarik Ardina, Ardina langsung bereaksi.

“Sudah cukup Rizky sandiwara cintanya ?” Ardina menangis deras.

“Ardina ?”

“Kamu mencintai Ririn, Ririn juga mencintai kamu, lalu aku harus berada dimana jika kalian saling mencintai ?” ucap Ardina tiba-tiba.

Duarr

Semua orang kaget

“Dari mana Ardina tau semua ini ?” pikir Rizky dan Ririn.

“Apa kalian tau ? aku seperti orang bodoh selama ini, jika saja kalian mengatakan dari awal, aku tidak mungkin sesakit ini, agar mama papa om dan tante tau, perjodohkan konyol ini hampir mematahkan hati sepasang kekasih yang saling mencintai ? ” Ardina makin menangis semakin keras saja sehingga membuat semua orang terdiam.

“Bukan kebahagiaan seperti ini yang aku inginkan, aku juga ingin dicintai dengan sepenuh hati, mungkin jika aku menikah dengan Rizky, dia memang bisa memperlakukan aku sebagai istrinya dengan baik, dan mungkin kalian menganggap bahwa cinta akan datang belakangan, tapi percayalah, menunggu cinta itu datang, sungguh membuat rumah tangga menjadi neraka !” lanjut Ardina lagi dan tentu saja membuat orang yang di sana tidak bisa berkata-kata lagi.

“Jika kalian ingin melihat anak kalian tercinta bahagia, biarlah dia yang memutuskan untuk menghabiskan bersama siapa sisa hidupnya nanti, kalian cukup mengamati mereka dari jauh karena kami sudah sama-sama dewasa !” Ardina mengeluarkan isi hatinya tanpa henti.

“Hari ini pernikahan akan tetap dilaksanakan, menikahlah dengan Ririn hari ini Rizky ! tidak akan ada lagi hari lain, cepat, sebelum aku berubah pikiran !” kata Ardina.

Ririn lalu berdiri dari tempat nya dan langsung memeluk Ardina dengan air mata yang akhirnya tumpah, Ririn hanya bisa menangis dalam kebisuannya, sungguh hatinya bahagia bercampur sedih. Rizky menatap kedua orangtuanya seakan bertanya, apakah saran Ardina bisa di terima oleh semua orang. Orangtua Rizky mengangguk. Ketiga sahabat yang berada di panggung tersebut langsung turun. Ardina turun dengan tangan sebelah kirinya memeluk Ririn yang menangis sedari tadi, dan tangan kanan nya menggenggam tangan Rizky tanda perpisahannya.

Ardina membawa dua sahabatnya itu duduk di depan penghulu. Dia duduk tepat di belakang mereka untuk menyaksikan dua insan itu bersatu.

“Sifat mu sangat terpuji anakku,” seperti itulah isyarat yang di perlihatkan kedua orangtua Ardina kepada anaknya.

Pelaminan itu hari ini di hiasi dengan tangis bahagia sekaligus patah hati, air mata tidak henti-hentinya berjatuhan, terlebih lagi setelah kata sah terdengar. Suasana semakin haru. Ardina menjadi saksi kehidupan bahagia dua sahabatnya itu.

Selesai acara mengharukan itu, Ardina sudah tidak terlihat lagi di sana, entahlah dimana Ardina, orangtuanya mencarinya kesana kemari tapi tidak ketemu. Mereka hanya menemukan secari kertas bertulisan salam perpisahan Ardina.

Dear : Mama dan Papa Tersayang

Terima kasih sudah menjadi orangtua yang baik untukku, terima kasih karena selalu memikirkan kebahagiaanku, keputusan yang aku buat sungguh sangat sulit. Bohong jika aku berkata baik-baik saja, bohong jika aku berkata aku tidak mencintai Rizky, aku begitu mencintainya tapi cinta Ririn lebih besar dari cintaku padanya. Aku relakan mereka bersama dengan mematahkan hatiku berkeping-keping, kebahagiaanku di sini sudah hancur lebur, aku ingin menenangkan diri, aku pergi ke tempat yang sangat jauh dari kalian, maafkan aku, aku pasti kembali.

From : Anak mu Ardina

Surat itu menyatakan bahwa Ardina pergi sangat jauh untuk mengobati hatinya. Orangtua nya pun tidak tau dia pergi kemana.

Terpopuler

Comments

Nisa Neneng

Nisa Neneng

bikin mewek Thor😭😭😭

2023-05-28

0

Indra Nur Laraswati

Indra Nur Laraswati

ya ampun nyesek thor😭😭😭

2021-10-23

0

Echa Alfahrezy

Echa Alfahrezy

😭😭😭😭

2021-10-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!