Chapter 02

10 Tahun Kemudian.

"Terimakasih, selamat datang kembali." Ucap gadis 20 tahun yang berambut sebahu itu, gadis itu bekerja sebagai kasir di supermarket. Setelah melayani pembeli gadis itu melanjutkan kegiatannya yaitu mengerjakan tugas. "Okey selesai, tinggal menunggu client ini datang," Gumam gadis itu.

"Permisi,

Fumika ya?" Tanya seorang wanita. Gadis itu adalah

Fumika, dia sudah tumbuh menjadi seorang wanita berumur 20 tahun, tapi banyak yang mengira dia masih seorang gadis belasan tahun karena perawakannya yang imut dan mungil.

"Tugas anda sudah selesai,"

Fumika memberikan flashdisk itu ke wanita yang tadi.

"Terimakasih ya, uangnya sudah saya transfer ya.." Ucapnya,

Fumika mengangguk tersenyum, dia mengucapkan terimakasih lalu wanita itu pergi.

Fumika menghela nafas dengan lega, "Ah~ cari uang susahnya...." Gumamnya.

Fumika pulang setelah jam kerjanya selesai, dia pindah rumah di kostan yang kecil yang hanya cukup untuk dirinya sendiri. Mika menyalakan lampunya, dan dia melihat kosnya yang berantakan, dia tidak serapi kakaknya dulu. Bukannya beres-beres tapi Mika malah rebahan, dia menatap langit-langit kamarnya dan dia meneteskan air matanya. Dia merasa kesepian tanpa kehadiran keluarganya.

"Mika kamu sudah pulang?" Tanya seseorang dari pintu depan kosnya, lalu Mika membuka pintunya dan ternyata ibu kosnya yang mendatanginya.

"Iya ibu, ada apa ya? saya sudah bayar kosnya loh," Mika sambil tersenyum canggung.

"Bukan itu, ini makan malam untukmu. Saya masaknya kebanyakan," Wanita itu memberikan makanan untuk Mika dan Mika segera menerimanya karena dia juga belum makan.

"Terimakasih bu," Jawabnya lalu ibu kos itu pergi setelah memberikan makanannya dan Mika segera memakan makanannya karena dia juga belum makan.

"Masih banyak orang baik kok, tenang lah

Fumika." Ucap Mika sambil menepuk pundaknya sendiri.

Keesokan harinya.

Mika bersiap untuk bekerja, Mika menghela nafas lalu dia tersenyum. Dia tidak ingin orang lain tahu jika dia sedang bersedih. Dia sangat benci jika di kasihani oleh orang.

Setelah sampai di tempat kerja, ada seorang pria 28 tahun yang datang dan menaruh kotak bekal di meja kasih, "Kau belum sarapan kan?" Tanya pria itu.

"Kak Felix, kan aku sudah bilang aku bisa sendiri, jangan begini terus kan aku enggak enak." Omel Mika dengan kesal.

"Apanya yang bisa sendiri? aku tanya ke ibu kos mu kau ini jarang masak di dapur," Sahut pria itu, pria itu adalah Felix, sahabat dekat kakaknya dulu,

"Emang kalau aku masak harus bilang ke ibu kos begitu?" Omel Mika dengan kesal.

"Ya enggak, tapikan ibu kos tahu dari CCTV." Felix dengan kesal. Mika hanya mendengus kesal dia malas menjawab Felix.

"Makasih." Ucapnya dengan ketus.

"Iya, nanti mampir ke rumah kakak. Kakak ulangtahun jadi kita makan-makan." Ajak Felix.

"Okey siappppp...." Mika dengan semangat penuh. Felix hanya tersenyum lalu dia pergi berangkat kerja setelah mengantarkan makanan untuk Mika. Meskipun mereka tidak menjadi tetangga lagi tapi Felix sudah berjanji ke Lanzo jika dia akan menjaga Mika. Dan dia membuktikan janjinya sampai sekarang.

"Oh Mika ya? adiknya pembunuh itu?" Ledek seorang laki-laki, dia adalah teman sekolah Mika dulu. Mika hanya diam dan segera mentotal pembelian orang ini.

"35 ribu," Ucap Mika.

"Jadi kasir harus ramah dong," Ucap laki-laki itu sambil menyolek dagu Mika, dan Mika langsung memutar tangan laki-laki itu.

"Sakit bodoh, dasar adik pembunuh." Ucapnya.

Mika menghela nafas dengan kesal, "Jangan pernah menghina kakak ku, pergi sebelum aku patahkan tanganmu! pergi! PERGI!" Bentak Mika, dan laki-laki itu langsung pergi karena takut melihat Mika mengamuk. Semenjak kejadian itu banyak anak yang menjauhinya dan menghinanya sebagai adik pembunuh, dan bahkan sampai SMA itu masih berlanjut, dan tidak ada orang yang mau berteman dengan Mika. Mika selalu sendirian dan dijauhi, tapi dia tidak masalah yang penting dia bahagia itu adalah kuncinya. Mika melihat berita tentang CEO baru Star Entertaiment, dia tersenyum kecil saat melihat wajah baru CEO itu, "Kau, yang membuat hidupku berantakan." Geram Mika dengan kesal.

Malam harinya. Mika datang ke apartemen Felix sambil membawakan 1 kg tomat segar sebagai hadiah ulangtahunnya.

"Ha??? kenapa bawa tomat sebanyak ini???" Sontak Felix dengan heran.

"Tomat bagus untuk kesehatan, lagian rasanya enak." Jawab Mika dengan nada datar, lalu dia melihat seorang wanita di dapur Felix, raut wajah Mika berubah menjadi senang, "Kak Yolaaa...." Teriak Mika, dia berlari ke arah wanita itu dan mereka berpelukan. Wanita itu adalah Yola, dia juga datang di ulang tahun sahabatnya itu.

"Mika lama banget enggak ketemu...." Ucap Yola setelah melepaskan pelukannya. Mika mengangguk tersenyum.

"Habisnya kakak sih ada tugas di luar kota mulu." Mika dengan kesal.

"Ya bagaimana ya Mika, kakak kan reporter jadi harus mencari banyak berita untuk di liput." Jelas Yola sambil mengusap rambut Mika, dan Mika hanya tersenyum.

"Sudah..sudah..ayo makan!" Ajak Felix.

Dan mereka makan-makan, di ulang tahun Felix dia tidak ingin ada kue, karena di umurnya sekarang dia terlalu malu jika harus tiup lilin dan potong kue. Makan bersama orang yang dia sayang begini saja sudah cukup baginya.

"Kenapa supnya tidak ada tomat?" Mika dengan heran.

"Kau pikir semua orang suka tomat apa? makan saja yang ada." Omel Felix.

Mika mendengus kesal, dan dia tetap makan dengan lahab meskipun tidak ada tomatnya.

"Sudah lihat berita tadi?" Felix. Mereka langsung berhenti makan saat Felix mulai membahas berita itu.

"Eum.... sepertinya hidup orang itu selalu senang ya," Yola dengan nada sedih.

"Kenapa kalian sedih begitu?" Mika dengan heran.

"Aku ingin membunuh orang itu setiap kali aku melihatnya," Felix dengan kesal. Yola mengepalkan tangannya dengan kesal lalu dia memukul mejanya dengan keras. "Menyebalkan sekali, kenapa mereka sampai segitunya. Kita sama sekali belum pernah melihat Lanzo sejak itu," Yola dengan kesal.

"Kak Lanzo, aku yakin dia tidak bersalah. Dan aku akan membuktikan itu ke kalian semuanya." Mika dengan kepercayaan penuh.

"Mika kamu mau ngapain? jangan mengambil tindakan aneh." Omel Felix.

Mika tersenyum, "Tenang saja, aku jenius kok orangnya. Karena ini cerita hidupku jadi aku yang harus menuntaskan semuanya." Jawab Mika sambil mengacungkan 2 jarinya.

Jika kalian pikir ini cerita hidup kakakku, kalian salah besar.

Ini kisahku, cerita hidupku.

Meskipun bukan aku yang memulai semua tapi aku yang akan menyelesaikan semuanya.

"Berhentilah bekerja dan bergabung dengan ku." Ucap seorang pria berusia 56 tahun itu. Mika menatapnya dengan tatapan tajam, dia curiga dengan pria ini, dia takut pria ini suruhan keluarga itu.

"Kau siapa?" Mika dengan nada dingin. Pria itu tersenyum kecil, lalu dia memberikan name tag Lanzo.

"Kau tidak ingin membalas semua perbuatan mereka?" Pria itu.

Mika menatap pria itu dengan tatapan heran, dia heran bagaimana name tag itu ada di tangan pria itu, karena name tag itulah yang membuat kakaknya di jebak sampai di penjara.

"Bagaimana Fumika?" Tanya pria itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!