Gerbang Kehidupan Baru

Setelah melalui diskusi panjang dan matang dalam 2 hari setelah pertemuan itu, Aluna dan Dama juga keluarga mereka setuju untuk mengadakan pernikahan mereka. Terlebih lagi, masing-masing keluarga hanya ingin acara yang sederhana saja. Pernikahan yang hanya digelar dengan akad, dan dihadiri oleh teman-teman dekat, serta keluarga besar dan kerabat.

Tak lupa, Aluna dan Dama juga sempat mengobrol sebentar sebelum memutuskan untuk mematangkan rencana pernikahan ini.

“Kamu serius mau nikah sama aku?” tanya Aluna memastikan Dama tak sedang bercanda.

“Meskipun kamu dulu begitu, tapi setidaknya sekarang kamu tidak malu-maluin kalau diajak ke kondangan,” jawab Dama cuek.

Melihat ekspresi Aluna yang datar dan penuh tanya juga kesal, Dama buru-buru membenarkan cara duduknya dan tampak berpura-pura terus tersenyum dan ramah di depan Aluna agar rencananya untuk segera menikahi Aluna berjalan lancar.

“Maksudku begini, Lun. Siapa sih yang tidak ingin menikah, apalagi usia kita sudah mau 30 tahun, teman-teman kita bahkan sudah punya 2 anak. Dan di usia kita saat ini, pasti malas juga rasanya kalau harus pacaran, putus, pacaran lagi, putus lagi. Inginnya pasti langsung menikah aja, ‘kan banyak juga yang mulai pacaran setelah menikah karena mereka menikah hanya melalui perkenalan yang singkat, sedangkan kita malah sudah kenal dari SMP,” jelas Dama meyakinkan Aluna.

Ada benarnya juga ucapan Dama, Aluna semakin yakin bahwa keputusannya untuk menikah dengan Dama adalah pilihan yang tepat. Mereka juga telah mengenal lama, juga orang tua mereka yang sudah saling mengenal baik, hingga rasanya tak perlu ada kekhawatiran akan terjadi sesuatu yang buruk di kemudian hari. Apalagi, menikah tanpa pacaran adalah salah satu impian Aluna. Mungkin, 1 doanya sedang dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.

###

Hanya berselang 1 minggu dari pertemuan kala itu, pada hari ini, hanya dalam hitungan beberapa menit ke depan, Dama dan Aluna akan menikah. Sengaja pernikahan ini disegerakan karena cuti Dama hanya 7 hari kerja, di mana esok ia harus sudah kembali ke tanah rantau, untuk memulai rutinitas kerjanya pada hari Senin lusa. Sedangkan Aluna, terpaksa memperpanjang cutinya dibantu oleh Dama. Statusnya yang masih sebagai karyawan baru, tak elok rasanya jika baru 3 bulan bekerja ia harus mengambil cuti lama.

Perasaan campur aduk dirasakan keduanya, deg-degan, cemas, khawatir, bahagia, takut, semua menjadi satu. Di satu sisi, Dama semakin merasa masalahnya akan segera berakhir. Namun, di sisi lain, ia tak menyangka akan menikah secepat ini, dengan perempuan yang sama sekali tak dicintainya. Meskipun begitu, hatinya seakan merestui pernikahan ini. Entah mengapa, meski belum ada perasaan, tetapi rasanya seolah Dama akan menikah dengan wanita yang diinginkannya.

Begitu juga dengan Aluna yang tak menyangka akan segera menjadi seorang istri di waktu yang tak pernah ia bayangkan. Meski menikah dengan Dama, laki-laki yang tak dicintainya, ia masih sangat berharap bisa menikmati kehidupan setelah menikah dengan penuh cinta. Aluna seakan begitu menyambut pernikahan ini.

“Saya nikahkan dan saya kawinkan, anak gadis saya Aluna Rayana binti Hadi Sumito dengan saudara Dama Putra bin Agus Wiyanto dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat, uang tunai sebesar 10 juta rupiah, dan perhiasan dengan berat 7 gram, dibayar tunai!” ucap ayah Aluna yang menjadi wali nikah anak gadisnya.

“Saya terima nikah dan kawinnya Aluna Rayana binti Hadi Sumito dengan mas kawin tersebut tunai!” jawab Dama hanya dengan 1 tarikan nafas yang disambut teriakan para tamu undangan dalam acara akad tersebut.

“Sahhh.”

###

Selama 2.5 jam acara akad tersebut berlangsung, para tamu undangan berhamburan pulang setelah mereka memberikan ucapan selamat, berfoto, dan menikmati hidangan yang disediakan, juga saling mengobrol satu sama lain.

Hari ini, Aluna ikut pulang di kediaman rumah Dama, dan akan kembali ke rumahnya esok hari saat akan berpamitan untuk kembali ke Jakarta. Bu Sarah dengan penuh kasih sayang menyambut kehadiran menantu satu-satunya itu, karena adik Dama sudah meninggal saat usia balita. Ibu Dama itu terasa begitu senang ketika rumahnya ramai karena bertambahnya 1 anggota baru. Semejak ayah Dama meninggal, rumahnya memang terasa sepi.

“Ibu senang kita bisa tinggal berempat, meski besok kalian sudah pergi lagi dan Ibu kembali berdua dengan Mbok Sum,” ucap Ibu Sarah pada anak-anaknya.

“Aluna juga senang bisa tinggal di sini dulu, meski lusa sudah harus masuk kerja. Aluna takut kalau ada yang mencemooh karena berani cuti sampai 1 minggu lamanya padahal belum lama kerja di sana,” curhat Aluna yang mengkhawatirkan nasibnya.

Dengan tegas mertuanya itu mengingatkan juga meminta Dama agar membela Aluna ketika ada yang menjahati Aluna di kantor. Bagaimana pun, Dama adalah senior Aluna. Sudah sepantasnya ia ditakuti oleh karyawan lain.

Dama hanya bisa menghela nafas panjang mendengar kemauan sang ibu.

###

Keesokan harinya setelah berpamitan dengan Bu Sarah, Dama dan Aluna segera menuju ke rumah Aluna untuk berpamitan dengan ayah dan ibu Aluna. Bu Lia tampak memeluk Aluna begitu lama. Ia juga tak menyangka Aluna bisa tiba-tiba menjadi seorang istri secepat ini. Artinya, ia tak bisa memiliki waktu Aluna secara penuh ketika anaknya itu sedang pulang ke rumah. Namun, dirinya juga tak mampu menahan bahagianya karena anak-anak perempuannya telah menikah.

“Ibu titip Aluna ya, Dam. Tolong jaga baik-baik di sana. Kalau banyak kurangnya, mohon dimaafkan ya. Kalian harus belajar saling menyayangi dan mencintai. Yang akur ya, jangan sering bertengkar, ‘kan sudah sama-sama dewasa.” Bu Lia memberikan wejangannya pada menantunya itu.

Dama mengangguk dan berjanji akan menjaga Aluna.

Selesai berpamitan, mereka pun segera bergegas menuju ke stasiun karena jadwal keberangkatan mereka tak lama lagi.

“Dam, tunggu! Bantuin kek bawanya, ribet ini aku bawa koper dan ransel sendirian, belum lagi tentengan bekal dari Ibu,” pinta Aluna yang terus mengejar Dama karena Dama terlalu cepat melangkahkan kakinya menuju pintu check in kereta," teriak Aluna.

Dama menoleh ke belakang dan melangkah mundur untuk membawakan barang-barang Aluna, juga menggandengnya sembari setengah berlari.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!