Celine masuk ke dalam cafenya dengan terburu buru, ia sangat senang karena sebentar lagi ia akan pergi ke kantor bima. Namun saat baru membuka pintu ia langsung mematung karena di dalam ada devan.
Celine rasanya langsung lemas, lidahnya kelu bahkan matanya kembali memerah menahan amarah. Ingatan ingatan tentang kejadian pagi itu kembali terputar di otaknya.
"ngapain?" sentak celine saat melihat devan menghampirinya.
"sayang aku minta maaf ya aku gak bermaksud sakitin kamu, sayang sumpah aku khilaf. Aku gak bisa tahan karena selama ini kamu gak pernah kasih," devan mencoba meyakinkan celine namun celine malah tambah jijik mendengar kalimat yang keluar dari mulut devan.
"terus kenapa kalau aku gak kasih? Kalau aku gak kasih itu artinya kamu cari ke cewek lain yang mau kasih kamu? Yang mau di tidurin sama kamu padahal bukan suami istri? Iya gitu?"
"enggak sayang gak gitu,"
"jijik aku sama kamu, udah kita tetep batal nikah. Mau kamu sujud di kaki akupun gak akan aku mau nikah sama kamu. Kamu itu punya otak apa enggak?mbak emma itu kakak kandung aku, bisa kamu? Kok doyan sama istri orang?"
Celine melihat devan dengan raut jijik, ia sudah benar benar tek memiliki rasa kasih pada devan. Yang tersisa di hatinya adalah kebencian yang amat mendalam.
"pergi sana, nikah sekalian sama mbak emma. Kan udah enak enak,"
"sayang aku mohon jangan batalin pernikahan kita ya aku mohon sayang," devan masih berusaha menahan celine yang ingin pergi.
"gak, tetep aku batalin. Gak sudi aku bersanding sama kamu di pelaminan," celine menahan air matanya.
"sayang aku mohon maafin aku,"
"iya ku maafin tapi aku tetep gak mau nikah sama kamu, nikah sana sama mbak emma. Aku masih perawan aku gak mau dapet bekas, aku gak akan pernah luluh mau kamu kasih aku apapun. Jangan cariin aku lagi, udah gak mau aku liat mukamu,"
Celine keluar kafe dan langsung pergi mengendarai mobilnya. Ia menuju kantor yang bima beritahukan padanya tempo hari, saat memesan wo dari bima, doni lah yang memesan dan mengatur jadi celine tak tau.
Sesampainya di depan kantor bima, celine merapikan make up dan menata kembali rambutnya. Namun matanya tak bisa berbohong, ia terlihat lelah dan habis menangis.
"permisi, bima!" celine masuk namun ia tak melihat ada pegawai atau bima.
"hallo bima? Mas? Mbak? Permisi,"
"kok gak ada orang sih, tapi tulisannya open kok. Ini belnya mana ya?" celine celingukan mencari bel, ia sampai kembali keluar untuk mencari bel.
"apa coba telfon aja ya," celine mengambil ponselnya dan mencari kontak bima. Namun baru akan menelfonnya bima sudah menepuk pundaknya.
"eh bim, gue kira gak ada. gue udah panggil panggil gak ada orang,"
"oh iya pada lagi di belakang, kemarin gue udah tunggu lo," ucap bima menarik tangan celine untuk masuk.
"eh eh... Gue kemarin ke rumah nenek, sorry gak ngabarin jadinya lo nunggu,"
"gak papa, duduk dulu gue ambilin minum,"
"makasih," celine duduk dan mengambil buku majalah yang ada di meja, ia melihat lihat model dekor pernikahan yang sangat indah dan menawan.
"ini diminum dulu," bima memberikan segelas sirup merah.
"makasih, oh iya gimana? Gue kena denda?" tanya celine takut.
"enggak kok, bakal gue cencel tanggalnya,"
"makasih ya bim, maaf banget jadi buang buang waktu lo. Sumpah gue gak maksud ngeprank,"
"santai aja lagian gak mendadak kok, oh yaa gue bisa pesen kopi lo gak?" tanya bima.
"bisa bisa, sekarang?"
"iya, bisa kan? Itu ada mesin kopi tapi dari kemarin gue coba racik rasanya kurang, enak punya lo," bima terkekeh melihat mesin kopi milik ya yang nganggur.
"gue bikinin mau? Kali aja rasanya enak," tawar celine
"boleh aja,"
Celine meletakkan tasnya dan mulai membuat kopi, ia rasanya senang kembali bermain dengan mesin kopi, jika di kafe ia lebih senang menjadi kasir atau mengurus dessert daripada mesin kopi.
"kopi kayak gitu enak?" bima bertanya tepat di telinga celine. Ia berdiri di belakang celine dan meletakkan dagunya ke bahu celine.
"e-enak kok sama aja,"
Bim sumpah lo gila sih ini, lo anjing banget bikin gue makin deg degan setan. Rasanya pengen gue siram muka lo pakai ni air kopi, aaaaaa mama tolong!!!!
"bim?"
"hmm? Udah?"
"emang boleh ya lo gini? Pacar lo gimana? Gue gak enak sama gracia,"
Bima langsung menarik dagunya, ia juga tak tau kenapa dirinya tiba tiba melakukan itu pada celine. Padahal dengan gracia saja ia tak seperti itu.
"sorry sorry gue gak sadar," bima menepuk jidatnya ia rasnya ingin kabur dan menghilang.
"gak papa pasti lo ingetnya lagi sama gracia kan? Gak papa, lupain aja," celine sedikit kecewa, ia pikir bima memang sengaja melakukannya.
"ini kopinya," lanjut celine
"gue coba ya," bima menyeruput kopi buatan celine, ia langsung tersenyum.
"enak kayak punya kafe lo,"
"beli di gue aja ni alat buang aja," gurau celine.
"iya lah mesinnya doang buat apa? Beda tangan," ucap bima kembali menyeruput kopinya.
"di kafe kan yang buat ika,"
"tapikan di ajarin sama lo, resepnya juga dari lo,"
"terserah dehh, oh ya nanti lo jemput gracia?"
"kenapa?" bima malah balik bertanya.
"gak papa nanti mampir dulu, gue traktir kopi sampai gerd hahaha,"
"bisa aja, nanti deh gue mampir," bima terkekeh.
"yaudah gue pulang dulu ya, makasih sekali lagi. Maaf udah ngerepotin lo," ucap celine seraya mengambil tasnya.
"buru buru banget,"
"mau ketemu agnes,"
"ohh gitu, yaudah nanti deh gue mampir ke kafe lo,"
Celine keluar di antara bima sampai di depan, ia tak bisa menahan perasaan senangnya. Ia sampai tak berhenti tersenyum bahkan saat ia menyetir mobil untuk pergi ke rumah agnes.
...****************...
celine tengah menangis di kamar agnes, ia berkumpul bersama agnes, mina dan tasya. ia sudah menceritakan semuanya tentang devan dan emma kepada teman temannya.
"gila ya tu orang jijik gue, gue udah gak srek sama tu orang dari awal liat. Gue kira baik ternyata anjing banget kelakuannya," kesal mina
"gue bilang juga apa, mending lo stay sama bima juga," ujar agnes
"makin gila ni orang, eh setan ngapain stay sama orang yang gak jelas lagian mereka gak pacaran bodoh," saut tasya
"eh eh kalian percaya gak?" tanya celine menyela.
"engga," kompak mereka bertiga.
"ih setan denger in dulu, tadi bima taruh dagunya di pundak gue waktu gue bikin kopi di kantor dia,"
"buset neng, lupa kali tu orang kalau dah punya pacar. Wiii celine jago banget jadi pelakor hahahah," gurau agnes.
"sumpah gue tadi juga kaget sampai rasanya pengen gue siram muka bima pakai air kopi,"
"gas gak sih?" ucap mina tersenyum jail.
"gas kata gue teh," ucap agnes.
"eh tai gracia kerja di depan kafe gue njir,"
"lah gak papa lagian lebih cantikan lo kali daripada gracia, buktinya bima cariin lo kemarin itu tiba tiba dia chat gue buat tanyain lo. Tandanya apa tuh kalau begitu?" goda agnes.
"tuh tuh bima nelfon," mina menyodorkan ponsel celine yang berdering.
"omg gue deg degan banget ini sumpah, tuhan gak kuat," teriak histeris celine.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments