TRIESTE, ITALIA.
Sebuah kota yang terkenal akan keindahannya yang berada di tepi pantai utara Italia. Letaknya sangat strategis karena berada di perbatasan slovenia dan bagian utara berbatasan dengan Austria dan Switzerland.
Di sebuah hotel yang terletak di pinggir pantai dekat dengan pelabuhan dan terminal, seorang wanita terlihat berdiri menatap hamparan air dan pasir putih dari balik jendela kamarnya.
Sambil menyeruput kopi hitam dari cangkir yang di genggamnya, wanita pemakai kacamata spy recorder dengan rambut yang di cepol alakadarnya itu mengambil laptop kemudian menumpukan bokongnya di sofa. Jarinya yang lentik dengan cekatan mengetik ratusan kata pada keyboard laptopnya.
Tugas negara yang ia jalankan selama empat bulan ini akhirnya telah selesai. Membayangkan dirinya yang akan kembali ke negara asalnya yaitu Amerika, membuat Jazlyn Caldwell seketika tersenyum senang.
Namun kebahagiaannya itu tak berlangsung lama begitu beberapa pria tiba-tiba menerobos masuk ke kamarnya dan menodongkan pistol ke arahnya. Dengan berpakaian serba hitam, sebuah tulisan berupa "Polizia" pada masing-masing pakaian para pria itu membuat Jazlyn seketika terdiam mengangkat kedua tangannya.
"Jazlyn Caldwell, agen CIA yang menyamar sebagai mahasiswi. Jangan melawan atau mencoba kabur nona! Ikut kami dengan cara baik-baik!" Ujar salah satu polisi dengan sopan kemudian menurunkan pistolnya.
Mata Jazlyn beberapa kali melirik laptopnya yang berada di pangkuannya, laporan tugasnya masih dalam proses pengiriman. Jazlyn memutar otak agar bisa mengulur waktu, yaitu dengan cara mengajak berbicara beberapa polisi di depannya.
Perlahan tapi pasti, Jazlyn bangkit dari duduknya yang seketika membuat para polisi semakin waspada. Setiap pergerakan Jazlyn tak lepas pandangan dari para polisi negara itu.
"Emh, sebenarnya saya tidak memesan layanan kamar tambahan. Jadi,,, sampai bertemu nanti!"
Jazlyn tersenyum miring sebelum akhirnya melemparkan laptopnya keluar yang seketika membuat benda persegi itu menjadi hancur berkeping-keping. Setelahnya, Jazlyn melompat keluar dari jendela yang sama dan terjatuh tepat di atas sebuah mobil. Mengadahkan kepalanya ke atas, Jazlyn langsung berlari tanpa alas kaki apapun.
Melarikan diri di antara beberapa orang yang tengah berlalu lalang, Jazlyn membuat para polisi kesulitan mengikuti langkahnya yang lincah.
Melepas dan membuang kemejanya, Jazlyn yang hanya memakai tanktop hitam dengan tali kecil itu menampilkan tulang bahunya yang indah.
Berjalan dengan santai meski tahu masih ada beberapa polisi di sekitar, Jazlyn mendekati salah satu turis pria dan mengambil kain pantai dari tas pria asing tersebut.
Jazlyn mengikat kain bercorak itu di pinggulnya dan dengan genitnya Jazlyn mengedipkan sebelah matanya kemudian berjalan menjauh dari pria yang masih terpaku dengan kecantikannya itu.
Mengangkat tangan kanannya, Jazlyn mengetuk pelan ujung kacamatanya yang seketika berubah warna menjadi hitam. Kini, Jazlyn menyamar menjadi salah satu turis yang tengah berjemur.
...⋇⋆✦⋆⋇ ...
"Mereka mengetahui identitasku! Bagaimana aku bisa kembali sekarang?"
Di dalam sebuah bilik transparan dengan ukuran yang hanya muat untuk satu orang, terdapat seorang wanita dengan pakaian serba hitamnya menggenggam erat sebuah telepon genggam umum.
Bugh !!!
Dengan kepalan tangannya, Jazlyn kembali memukul kotak berwarna silver dengan tombol berupa angka di depannya. Melihat seseorang berjalan di dekatnya, Jazlyn seketika menundukkan kepalanya yang tertutup sebuah bucket hat berwarna hitam.
Melaporkan kejadian yang di alaminya siang tadi, Jazlyn malah mendapat sebuah perintah yang mengharuskannya agar tetap berada di Italia hingga perintah selanjutnya keluar.
Meletakkan benda berwarna merah yang sejak beberapa waktu ia arahkan ke telinganya, Jazlyn keluar dari bilik telepon umum tersebut kemudian berjalan menyusuri jalan dengan tangan yang berada di kedua saku jaket besarnya.
Berhenti di depan sebuah toko, aroma khas adonan seketika menerobos ke hidung Jazlyn. Beruntunglah saat masuk, tempat tersebut begitu sepi, Jazlyn melangkahkan kakinya dan duduk di salah satu kursi.
Membuka tas hitamnya yang berukuran tak kecil namun juga tak besar, Jazlyn mengeluarkan sebuah buku kecil dan pulpen. Tangannya dengan lincah mencoret kertas tersebut.
Ting !!!
Sebuah lonceng kecil berbunyi yang menandakan pesanannya telah selesai, Jazlyn segera membayar dan membawa pergi kantong berwarna sedikit kecoklatan tersebut.
Kembali melangkahkan kakinya, sebuah kursi yang berada di pinggir jalan yang begitu sepi menjadi pilihan Jazlyn di malam yang sudah larut ini.
Hembusan napas panjang keluar sembari memakan roti cornetto yang sebelumnya ia beli, setelah ini Jazlyn berencana akan pergi ke kota lain dengan menaiki kapal laut.
Saat tengah sibuk dengan segala rencana di kepalanya, empat orang pria bertubuh besar datang entah darimana dan duduk mengelilingi Jazlyn. Keempatnya berbicara menggunakan bahasa Italia yang sayangnya hanya Jazlyn mengerti beberapa kata.
Tak mempedulikan sekitar, Jazlyn tetap melanjutkan makannya dan menyesap minuman kaleng di genggamannya. Saat Jazlyn bangkit dan hendak pergi, salah seorang pria tiba-tiba menahan lengannya.
Bugh !!!
Jazlyn berbalik dengan memelintir tangan pria tersebut dan memberikan bogem mentahnya. Jazlyn menendang jauh pria di depannya dan melayangkan pukulan kepada dua pria lain.
Meski ketiga orang yang di lawannya saat ini adalah pria yang memiliki tubuh dua kali lipat darinya, Jazlyn tak mudah menyerah begitu saja. Melihat pergerakan mereka yang begitu terlatih, Jazlyn berhenti melawan dan berganti dengan mengeluarkan segala trik yang dimilikinya untuk menghindari pukulan yang hendak dilayangkan padanya.
Tanpa Jazlyn tahu, salah seorang pria yang tersisa di belakang tengah memasang sarung tangan dan mengeluarkan sebuah benda berwarna biru yang bentuknya lebih kecil dari permen. Pria itu berjalan mendekat dan menempelkan benda tersebut ke leher bagian belakang Jazlyn.
Tubuh wanita yang sejak tadi mereka incar, seketika itu langsung lemas dan terjatuh. Obat bius itu bekerja dengan baik, keempat pria asing itu segera membopong tubuh Jazlyn dan memasukkannya ke dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Arum Sekar
lanjut kak
2023-11-15
1
SahiKun01
ini juga awalnya udh menarik, lanjut kaaa
2023-11-15
1
Matth
Oke, awalnya udh bagus
2023-11-15
1