Melakukan perjalanan menggunakan mobil dengan kecepatan cukup tinggi, keempat pria dengan satu wanita yang perlahan mulai membuka matanya itu akhirnya tiba di depan sebuah bangunan megah.
Wanita itu merasa tubuhnya seakan melayang, wajar saja karena saat ini ia tengah dalam gendongan di bahu salah satu pria. Ia dibawa masuk ke dalam tempat tersebut dan menaiki sebuah tangga besar.
Brukk !!!
Bagaikan koper berisi batu, Jazlyn yang masih antara sadar dan tidak, tubuhnya di banting begitu saja. Kedua tangan dan kakinya yang terikat, membuat Jazlyn hanya bisa mengangkat lemah kepalanya.
Seorang pria dengan punggung lebarnya terlihat berdiri di depan jendela besar dengan gorden sedikit terbuka. Pandangannya yang masih buram di tambah lampu yang temaram, membuat Jazlyn tak bisa melihat dengan jelas siapakah pria itu.
"Dyani Ramadante"
Dengan suara beratnya, pria itu menyebut satu nama wanita yang selama ini dicarinya, dan sayangnya Jazlyn tak tahu siapa. Sementara keempat pria yang sebelumnya membawanya, sudah berjalan pergi meninggalkannya.
"Setelah sekian lama berada di Amerika, akhirnya kau kembali ke tanah airmu."
Pria gagah pemakai kemeja hitam dengan bagian tangan digulung hingga menampilkan lengan kekarnya itu membalikkan tubuhnya dan perlahan menghampiri Jazlyn yang masih mencoba memulihkan kesadarannya.
Mulutnya yang masih terbekap kain, membuat Jazlyn hanya bisa mengerang tertahan begitu rambut panjangnya yang tergerai di tarik ke belakang. Melirik sedikit, Jazlyn melihat ada sebuah dendam yang teramat dalam di mata pria itu.
"Ternyata hanya segini kemampuan Ramadante untuk menyembunyikanmu wanita sialan!"
Rahang yang terlihat mengeras dengan emosi yang sudah menumpuk di kepala, Elio membanting kepala Jazlyn hingga terbentur ke lantai dan seketika itu mengeluarkan darah segar di bagian samping kanan.
Elio sedikit menjauh dari Jazlyn dan kembali dengan membawa sebuah alat panjang berbahan rotan dengan gerigi tajam di sekelilingnya. Elio beberapa kali memutar benda tersebut menggunakan jarinya sebelum akhirnya mengibaskannya pada tubuh Jazlyn.
Untuk ketiga kalinya, Jazlyn kembali harus menahan rasa sakitnya begitu benda tersebut menyentuh kulit mulusnya. Dengan kemampuan seadanya, Jazlyn mencoba melihat dan menanamkan wajah pria itu di otaknya.
Seperti orang yang tengah kesetanan yang tak peduli dengan apapun selain kepuasan, entah sudah berapa sabetan yang Elio layangkan pada Jazlyn, hingga wanita tawanannya itu hanya bisa meringkuk lemah. Jazlyn terdiam merasakan darah berjalan mengalir keluar dari luka di beberapa bagian tubuhnya.
Pada sudut kamar, terdapat jejeran koleksi minuman beralkohol milik Elio, pria itu mengambil sebuah botol minuman bertuliskan Spyritus Rektyfikowany. Membuka kain penutup mulut Jazlyn, dengan tangan kanannya Elio menjepit dan menahan kedua pipi Jazlyn agar mulutnya terbuka, dan tangan kiri memaksa Jazlyn menenggak cairan bening tersebut.
Tak peduli Jazlyn yang sudah tersedak dan matanya memerah, Elio justru terlihat semakin bersemangat memasukkan air yang disebut sebagai minuman terkuat dengan kadar alkohol tertinggi di dunia itu ke tenggorokan Jazlyn.
Bukan hanya tubuh yang terasa sakit, Jazlyn juga merasa perutnya seakan ingin meledak dengan rasa panas yang semakin menjadi. Air mata, keringat dan darah Jazlyn bercampur menjadi satu mengotori lantai kamar Elio.
Membuka kedua ikatan yang menahan pergerakan Jazlyn, Elio mengangkat kemudian membanting tubuh penuh darah Jazlyn ke tempat tidurnya. Merobek paksa seluruh pakaian Jazlyn, Elio menatap dengan lekat tubuh indah yang dipenuhi luka itu.
Kini, giliran Elio yang membuka pakaiannya, Jazlyn yang melihat itu segera menggeleng lemah. Mencoba pergi namun sayang kedua tangannya di borgol di kedua sisi ranjang.
"Kalau saja kau bukan anak Ramadante, mungkin aku akan memberimu sedikit kelembutan."
Elio mulai merangkak di atas tubuh Jazlyn dan memberikan sebuah tamparan yang cukup keras di wajah mulus Jazlyn hingga menimbulkan bekas kemerahan berbentuk jarinya.
Dengan amarah yang bercampur gairah, tak peduli keadaan Jazlyn yang terlihat begitu memprihatinkan, Elio merebut paksa keperawanan wanita yang bahkan tak pernah ia temui sebelumnya.
"Kau, masih virgin?" Berkali-kali melakukan hubungan terlarang, Elio tentu dapat merasakan perbedaan.
"Aku bersumpah akan membalasmu..." Lirih Jazlyn dengan lemah hingga akhirnya matanya tertutup sempurna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Nabilla Chomell
gmn sakit nya di rotan..
2023-12-11
1
Matth
rotan bergerigi disabet ke badan? sakitnya kayak apa woyy
2023-11-16
1