Yulia mengangguk atas ajakan Alex, mereka turun ke lantai 15 dan menuju kamar peristirahatan Yulia. Hati Yulia campur aduk, antara nyata atau hanya khayalan soal kembarannya ini. Dari dulu, Yulia tahu, bahwa ia memiliki separuh jiwa yang hilang, dia juga pernah melihat sesosok wanita yang sangat mirip dengannya.
Yulia pun sebenarnya sudah tahu dan menyimpan segudang pertanyaan dalam hatinya, ia tahu bahwa ia tidak mirip dengan ayah dan ibunya, ia sering dengar kalau ibunya selalu berkata dalam amarahnya 'anak pungut' ke arah Yulia. Tapi ia selalu tepis kata-kata itu, ia mencoba memahami karena ibunya sedang marah.
Adiknya, Rina begitu cantik dan berwajah oriental. Berbeda dengan Yulia berwajah biasa-biasa saja, dari sana Yulia tahu kalau Rina bukan adik kandungnya.
20 tahun Yulia pendam rasa ingin tahunya, dan sekarang ia mulai menemukan jati dirinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Terimakasih Pak Alex, sudah mau berbagi cerita dengan saya. Saya mau masuk kamar dan beristirahat, selamat malam pak". Pamit Yulia tanpa menoleh ke belakang.
"Boleh kah saya ikut masuk? Saya ingin melanjutkan cerita tentang Diana". Kata Alex sopan.
Yulia melebarkan pintu kamarnya dan membiarkan Alex masuk. Tanpa banyak kata, Yulia duduk di sofa dan Alex mengikutinya.
"Saya sebenarnya sudah menahan banyak sekali pertanyaan soal jati diri saya. 20 tahun saya pendam hal ini, dan baru terjawab sekarang. Kenapa Diana meninggal?" tanya Yulia ingin tahu.
Alex menghela nafas dan memejamkan matanya "Diana meninggal karena depresi, lebih tepatnya bunuh diri". Tak terasa airmata Alex jatuh tak terkontrol.
"Saya sangat merindukan Diana, kami baru saja punya anak berusia 3 bulan. Ia bunuh diri karena depresi pascamelahirkan. Dia merasa ga berguna bahkan marah sama dirinya sendiri karena tidak merasakan kasih sayang ibunya".
"Loh, bukanya ibu kandung kami ada di Melbourne?" tanya Yulia menahan sesak di dada.
"Diana dari kecil begitu susah, ibu kalian hanyalah seorang tukang cuci baju di rumah keluarga besar kami. Saya sudah mengenal bahkan mengurus Diana sejak kecil, dan cinta ini tumbuh walaupun usia kami berbeda 20 tahun".
Yulia mengerutkan keningnya, sangat bingung dengan apa yang dibicarakan Alex, "berarti usia saya dan Diana 27 tahun, dan Bapak 47 tahun? Wah jauh sekali ya'.
Alex mengangguk "saya sudah tahu kamu dari 2 tahun yang lalu, kehidupanmu jauh lebih baik daripada Diana. Kamu di kuliahkan di luar negeri, kamu sudah menjelajahi semua negara, tapi berbeda dengan Diana, ia baru bisa seperti itu ketika menikah dengan saya".
Seketika tangisan Yulia pecah, menangisi kepergian kakak kembarnya yang begitu tragis. Alex menawarkan selembar tisue dan disambut oleh Yulia.
Begitu berat beban Diana, sampai ia mengakhiri hidupnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, dan Yulia tersadar dari tidurnya. Betapa kagetnya Yulia ketika melihat Alex tidur disebelahnya masih menggunakan pakaian lengkap, sambil memegang botol minuman keras.
"Walah pak, bangun pak, kenapa bapak tidak kembali ke kamar bapak??" tanya Yulia panik
Alex kaget dan langsung duduk "Lah kamu yang ngajak saya minum, kenapa saya yang diomelin??"
"Bapak ngapain saya tadi malam??" teriak Yulia makin panik
"Ya nggak ngapa-ngapain, kita ngobrol panjang lebar sambil minum, sesudah itu kamu pamit tidur duluan, masih pakai gaun pula, saya juga pamit mau ke kamar saya, eh saya kira sudah sampai kamarnya, rupanya masih di kamar kamu!!" jawab Alex sewot.
Tiba-tiba Yulia tertawa sendiri sambil menunjuk gaunnya yang masih melekat ditubuhnya " ya ampun berarti aku belum mandi dari semalam".
Alex pun ikut tertawa, menertawakan kebodohannya karena masih di tempat yang sama, dan melihat Yulia tertawa lepas, sungguh mirip seperti Diana.
Alex pun mendekati Yulia dan mencoba mengecup bibir wanita cantik itu, tapi Yulia mundur tanda menghindar dari Alex.
"Maaf, aku tahu, kamu Yulia, bukan Diana".
Yulia beranjak dari kasurnya dan bersiap untuk mandi. Ia membuka cepolan rambutnya, mengurai rambutnya yang panjang dan lebat, serta menghapus make up nya. "Pak, bapak tidak kembali ke kamar?"
"Jangan panggil aku bapak, panggil aku Alex" protes alex.
"Abang saja deh, kan bapak suaminya mendiang kakak saya" tawar Yulia.
Alex senang dipanggil abang, karena ia berdarah batak "ya itu saja, atau gak panggil Alex juga gak masalah kok. Kamu pakai bahasa santai saja, gak perlu pakai bahasa formal".
"Ya sudah, abang kembalilah ke kamar, aku mau mandi, risih tahu gak ada abang disini. Cepat keluar dari sini!"
"Idih, mentang-mentang kamu adiknya Diana dan sudah mabuk, sikap bocahmu keluar".
Yulia tidak menghiraukan perkataan Alex dan membuka pintu kamarnya. "Silahkan Abang Alex keluar, aku mau mandi, tidak boleh ada pria di kamarku!"
Mau tidak mau Alex keluar dari kamar Yulia dan berjalan dengan hati penuh sukacita.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
eldiian_
Rindu itu berat🥹
2023-11-18
0
authornya kocak bisa bikin pembaca emosi naik turun, dagelan bgt🤣
2023-11-13
0