Hari ke empat sekolah, akhirnya Nara dan seluruh murid baru memakai seragam sekolah yang sama seperti kakak-kakak kelas lainnya, hari ini di tentukan oleh pihak sekolah untuk memakai seragam batik.
Nara memakai seragam batik yang besar dan jilbab menjulang panjang hingga ke perut, tak ada lengkuk tubuh yang terlihat soalnya walaupun Nara sekolah di SMA Nara tetap menjalani syari'at Islam soal berpakaian.
Semenjak kejadian tertumpah kuah bakso Nara kembali di bekali uminya makanan untuk sarapan, jadi jam istirahat Nara memilih menatap dalam kelas sedangkan Erika keluar bersama Putri teman satu kelas kami.
Nara menatap keluar melihat ke arah kantin yang memang dekat dengan ruang kelasnya, banyak sekali para murid belanja di kantin bahkan rela berdesakan demi bisa secepatnya mendapatkan makanan.
Terdengar suara teriakan murid perempuan yang tak mau kalah adu mulut dengan murid laki-laki, apalagi jam istirahat memang sangat singkat jadi mereka semua ingin cepat mengisi perut masing-masing.
"Nara, di dalam aja? Gak keluar?" tanya Beni sang ketua kelas di kelas mereka
Nara menggeleng kemudian menoleh ke arah Beni yang sudah duduk di bangkunya, Nara pun memilih keluar kelas karena merasa tak enak berduaan dalam kelas dengan Beni takut di olok-olok oleh teman-temannya.
"Lah, kok di luar Nara?" tanya Erika yang habis dari kantin bahkan di tangannya masih ada cemilan
Nara tersenyum pada Erika dan Putri, namun Putri diam saja dengan wajah datarnya bahkan tampak begitu cuek dengan Nara seperti tak menyukai Nara padahal Nara tak memiliki masalah dengannya.
"Er, aku ke dalam ya" kata Putri langsung masuk ke dalam kelas
Selepas kepergian Putri, Erika duduk di samping Nara yang duduk di bangku panjang yang ada di depan kelas mereka. Erika juga menyodorkan cemilannya pada Nara, pertanda tengah menawari.
"Kamu sakit, Nara?" tanya Erika
"Gak kok, di dalam kelas ada Beni. Gak enak aja cuma berdua di dalam, takut di kira ngapain"
Erika mengangguk paham, namun tiba-tiba Erika berdiri entah apa yang di pikirannya. Erika langsung berdiri di ambang pintu sembari meneriaki Putri bahwa gak boleh di dalam berdua dengan laki-laki.
"Maksud kamu apa, Er? Aku sama Beni kan jauhan kenal juga gak" kata Putri ketus
"Gak kenal apaan? Barusan loe nyebut nama gue" sahut Beni
"Kata Nara gak baik aja berduaan sama laki-laki"
Braakkk.....
Perkataan Erika membuat Putri murka, Putri langsung keluar menghampiri Nara. Nara yang hanya menjelaskan pada Erika kenapa gak di dalam kelas, justru jadi salah paham oleh Putri.
"Ada masalah apa gue sama loe, Nara?" bentak Putri
Membuat Nara langsung berdiri ingin menjelaskan bahkan terlihat Erika jadi merasa tak enak dengan Nara, namun Putri sudah terbakar emosi duluan sehingga Putri mendorong Nara.
"Aku bisa jelasin" ujar Erika menahan Putri, sedangkan Nara hanya diam berusaha santai tak ingin terlalu menganggapi
"APA?" bentak Putri yang terlihat marah ketika Nara menatapnya
Putri langsung kembali masuk ke dalam kelas, sedangkan Erika minta maaf dengan Nara karena ulahnya Nara jadi ribut dengan Putri, Nara menjawab dengan anggukan sembari mengelus punggung tangan Erika.
Bel masuk berbunyi Nara dan Erika segera masuk ke dalam kelas bersamaan murid lainnya, Nara melirik ke arah Putri yang ternyata menatap Nara dengan tajam seperti tak menyukai Nara.
Kali ini yang masuk ke dalam kelas guru perempuan yang cantik bahkan tampak masih muda, beliau bercerita tentang ilmu biologi yang sangat di sukainya makanya beliau memilih menjadi guru biologi.
"Saya dari tadi ngomong lupa memperkenalkan diri" kata Guru biologi itu sembari tersenyum
"Saya Fatimah Az-Zahra, biasa di panggil Fatimah. Saya guru mata pelajaran Biologi, jadi kalau kalian ingin tau tentang mata pelajaran Biologi bisa tanya ke saya langsung"
Anak murid kelas X.IPA.1 itu mengangguk, karena masih suasana murid baru jadi hari ini belum belajar dan di minta untuk memperkenalkan diri lagi oleh Bu Fatimah dan maju satu persatu ke depan.
Jam istirahat kedua Nara dan Erika ke kantin ingin mengisi perut agar bertenaga karena jam terakhir mata pelajaran Olahraga, Nara yang memakan soto dengan sambel berapa sendok membuatnya kepedasan.
Segelas es jeruk miliknya sudah tandas, namun ternyata tak cukup untuk menghilangkan rasa pedas di mulutnya dan Nara berniat memesan es jeruk lagi lalu Nara beranjak dari duduknya.
Namun saat Nara berjalan, tiba-tiba Selina yang sedang bercanda dengan teman-temannya menabrak Nara sampai hampir terjatuh dan membuat Selina meringis kesakitan sambil memegang bahunya.
"Ehh loe lagi, loe lagi. Kalau jalan itu pake mata donk" tegur Sofia
"Iya, nih liat Selin sampe kesakitan" timbal Salwa
"Maaf, Kak. Aku gak sengaja"
"Apa gak sengaja kata loe?" bentak Selina karena kesal Selina mendorong tubuh Nara hingga hampir terjatuh ke belakang
Selina menyuruh kedua temannya untuk memegang kedua tangan Nara, dengan sigap Sofia dan Salwa masing-masing memegang lengan Nara lalu Selina mengambil botol saos dan memuncratkan ke jilbab Nara.
"Rasain loe" ucap Selina
"Tapi rasanya ada yang kurang, bakso saja gak enak kalau gak pake sambel"
Selina meraih mangkok sambel lalu kembali menumpahkan ke jilbab Nara, jilbab Nara yang sudah penuh dengan sambel membuatnya memilih pergi meninggalkan keributan di kantin dan menuju toilet.
Setelah membersihkan jilbabnya di toilet, Nara sekalian mengganti baju batiknya dengan baju olahraga karena sebentar lagi bel masuk berbunyi dan selanjutnya mata pelajaran Olahraga.
"Kamu baik-baik saja kan, Nara?" tanya Erika ketika Nara sudah kembali ke kelas
"Iya, aku baik-baik saja kok"
Semua anak murid kelas X.IPA.1 sudah berkumpul di lapangan untuk olahraga, namun semua mata saat ini tertuju pada Nara tentu Nara tau arti tatapan itu bahkan sebagian ada yang tertawa.
Ada juga yang berbisik, jadi Nara dan Erika memilih berbaris di barisan paling belakang. Selang berapa menit guru Olahraga datang namun tatapannya juga ke arah Nara, tatapan tajam seperti hendak menelan musuh.
"Nara, mana celana olahraga kamu? Sini maju dulu" kata Pak Galang tegas
"Maaf Pak, saya tidak bawa celana olahraga" jawab Nara setengah gugup sembari menundukkan kepala
"Tapi kamu bawa bajunya kan? Bagaimana bisa pasangannya tertinggal terus sekarang bagaimana kamu mau olahraga?"
Pak Galang mulai meninggikan nada bicaranya sampai membuat Nara sedikit gemetar, pasalnya Nara tak pernah di bentak apalagi di depan semua orang saat ini tentu membuatnya jadi malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Fatchi
tokoh utamanya lemah jadi gregetan , apamasih d.awal kli ya thor
2024-07-29
2
Miss Typo
geram bgt sama orang seperti Selina itu
2024-07-03
3
Eida Nuban
beruntung nya aku dlu sekolah ngak ada teman yg fanatik.soalnya guru"dlu itu tegas pada siswa.ngak mandang siapa kaya siapa miskin.yg salah tetap salah.
2024-06-03
3