Bab 2

Ketua OSIS menatap Nara dengan tajam karena tak memakai papan nama, kemudian ketua OSIS itu berbisik pada perempuan yang tadi memerintah Nara untuk membawa barang-barang miliknya.

Yang di ketahui semua orang bahwa perempuan itu sekretaris OSIS, perempuan itu tersenyum licik menatap Nara yang berdiri di barisan nomor lima bahkan otaknya langsung berpikir untuk mengerjai Nara.

"Ehh kamu, baju karung goni kesini" teriak Sekretaris OSIS itu menunjuk Nara sembari mengejek penampilannya

Nara tetap menurut tanpa menghiraukan tatapan itu, dalam hati Nara juga menggerutu kesal karena akibat sekretaris OSIS itu juga Nara jadi melupakan papan namanya dan sesekali Nara mengucap istighfar.

"Kalian semua masih ingat kan apa kata saya kemarin, jangan sampai lupa bawa papan nama. Terus mana papan nama kamu?" pekik Ketua OSIS yang memekakkan telinga

"Ada di belakang, Kak" jawab Nara dengan tenang

"Kenapa bisa ada di sana? Kamu gak lihat teman-temanmu membawa papan nama mereka ke dalam barisan bukan di letakkan di belakang"

"Tadi aku bawa barang milik kakak itu dan aku letakkan di sana jadi papan namaku terga-----"

Belum Nara menyelesaikan ucapannya, sudah terdengar suara cempreng yang meneriaki Nara membuat Nara terlonjak kaget bahkan memegang dadanya saking kaget dengan suara cempreng itu.

"SELINA AMELIA PUTRI, nama saya bukan kakak itu. Gak sopan banget sih" ujar Selina yang di ketahui semua orang sekretaris OSIS

"Maaf, Kak" ucap Nara singkat

Dalam hati Nara kembali menggerutu kesal dan geram dengan Kakak OSIS yang di ketahuinya bernama Selina itu, mungkin di pikir Selina Nara takut padahal Nara menurut karena ia masih murid baru.

"Kak Selin, beri dia hukuman" titah Ketua OSIS tanpa mau mendengarkan alasan Nara

"Ikut saya"

Selina berjalan lebih dulu dengan gaya angkuhnya, Selina membawa Nara ke gudang belakang sekolah yang tampak sepi dan banyak pohon bambu yang menjulang tinggi membuat Nara bergidik ngeri.

"Kak, kita mau ngapain disini?" tanya Nara namun Selina hanya diam saja membuat Nara jadi was-was dengan situasi saat ini

"Ini hukuman buat loe, cepat bersihkan toilet yang ada di samping gudang itu?" titah Selina sembari mendorong Nara untuk lebih mendekati toilet yang di maksud

Nara hanya diam tanpa mengeluarkan satu kata pun bahkan Nara sekilas melirik tajam ke arah Selina, ini bukanlah hukuman tapi sebuah penganiyaan yang bisa jadi kasus kalau di laporkan.

"Cepat kerjakan, tunggu apa lagi? Dan ingat jangan sesekali loe melirik gue kayak tadi kalau loe gak mau gue habisin"

Braakkk......

Selina memukul pintu toilet dengan keras lalu meninggalkan Nara begitu saja, rasa takut di hati Nara kini berganti jadi rasa kesal dan dongkol. Apa seperti ini masa orientasi siswa? Tentu sangat tidak manusiawi.

Ketika jam istirahat Nara memilih duduk sendiri di bawa pohon mangga yang ada di samping gedung sekolah, Nara menikmati bekal makanan yang selalu di siapkan uminya ketika Nara akan berangkat sekolah.

"Haii, kamu Nara kan?" sapa Murid perempuan ramah kemudian langsung duduk di kursi panjang yang di duduki Nara tanpa meminta izin terlebih dahulu

"Kamu pasti kelelahan karena kena hukum oleh Kak Selin tadi"

Nara mengangguk saja, ia merasa tenaganya sudah terkuras karena mengerjakan hukuman dari Selina tadi, bahkan saat ini rasanya Nara ingin segera pulang ke rumah agar bisa mengistirahatkan tubuhnya.

"Kamu tau gak kenapa Kak Selin begitu kejam dengan kamu?"

"Gak tau, bahkan sepertinya Kak Selin punya kemarahan tanpa sebab denganku" kata Nara yang memang tak tau alasan Selina begitu kejam dengannya

"Karena dia gak suka cewek cantik seperti kamu, yang aku dengar Kak Selin itu naksir Kak Davin dan gak mau ada yang boleh dekati Kak Davin selain dia"

"Kak Davin, siapa? Terus hubungannya dengan aku apa?" tanya Nara makin bingung

"Ketua OSIS kita, mungkin dia takut Kak Davin suka sama kamu"

Nara menghela napas panjang, pikirnya kacau dalam hati tak ada niatan Nara untuk pacaran karena Nara tau dalam agamanya haram hukumnya pacaran apalagi kalau abinya tau bisa-bisa ia di rajam kalau ketahuan pacaran.

Murid perempuan itu dengan Nara pun berkenalan setelah ngobrol cukup lama, satu teman Nara bertambah setelah Nara ketahui nama murid perempuan itu adalah Erika anggota kelompok nomor dua.

Usai jam istirahat seluruh murid baru kembali di perintah untuk berkumpul di lapangan, Nara yang memang telah selesai makan bekal yang di siapkan uminya segera bergegas menuju barisan kelompoknya.

"Terima kasih semuanya, atas kerja samanya dan sudah mengikuti aturan. Besok terakhir masa orientasi kalian, besok pakai baju putih dan bawahan warna hitam. PAHAM" ujar Ketua OSIS

"PAHAM"

Seluruh murid baru pun bubar, Nara bergegas keluar dari gerbang sekolah lalu berjalan sedikit jauh menuju warkop tempat biasa Mang Udin menunggunya dan mobil yang di bawa Mang Udin sudah ada disitu.

Sesampainya di rumah, Rendi yang melihat sang anak baru pulang sekolah langsung memerintah sang anak untuk ke kamar agar bisa istirahat dan mengerjakan kewajiban sebagai umat muslim.

Malam hari seperti biasa selesai sholat isya' Nara dan kedua orang tuanya mengobrol di ruang keluarga untuk menjaga kebersamaan mereka, bahkan terlihat Rendi yang antusias bertanya kegiatan sang anak di sekolah.

"Bagaimana sekolahnya, nduk hari ini?" tanya Erisa mendekati sang suami dan sang anak sembari membawa roti bakar

"Alhamdulillah menyenangkan, Mi"

Nara langsung mengambil roti bakar yang ada di hadapan mereka, memakan roti bakar buat uminya itu dengan sangat lahap karena semua makanan yang di buat dengan tangan uminya tak di ragukan lagi kelezatannya.

"Alhamdulillah umi senang dengarnya" ucap Erisa sembari tersenyum dengan wajah tenangnya

Setelah itu Nara pamit ke kamar hendak tidur karena hari mulai larut malam, sudah kebiasaan sebelum ke kamar Nara mencium pipi kedua orang tuanya meski sudah besar tapi tak merubah perilaku Nara bak anak kecil.

Keesokan harinya seluruh murid baru kembali melanjutkan kegiatan masa orientasi siswa di hari terakhir, namun tak seberat seperti hari kemarin bahkan setelah selesai kini kepala sekolah hendak menyampaikan pesan.

Hanya berapa pesan dan para anggota OSIS juga minta maaf kepada seluruh murid baru, karena telah menghukum para murid baru selama masa orientasi siswa kemarin. Yang tentunya di maafkan mereka.

Setelah itu seluruh murid baru bubar, mereka di persilakan untuk melihat nama mereka masing-masing di Mading sekolah yang sebelumnya telah di tentukan dewan guru, agar semuanya tau pada masuk ke jurusan apa.

Terpopuler

Comments

Yulimar Yuli

Yulimar Yuli

kehh

2024-07-14

2

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

meski aku bukan agama Islam, kita tetep sama, ayahku sampai memperketat ku untuk tidak terlalu keluar rumah sampai aku sekarang punya trauma yang namanya keramaian 🤧

2024-04-06

5

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

lanjutkan

2024-03-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!