"Wah!! Nara kita sekelas, kita duduk berdua ya" kata Erika saat keduanya hampir berbarengan masuk ke ruang kelas X.IPA.1
"Boleh"
Erika pun langsung merangkul lengan Nara untuk masuk ke dalam kelas, keduanya memilih duduk di kursi paling depan dan di bagian tengah menghadap langsung ke arah papan tulis.
Selang berapa menit guru laki-laki paruh baya yang mungkin seusia abinya Nara masuk, kelas yang tadi begitu ribut seketika jadi hening. Pak Irwan memperkenalkan diri sebagai wali kelas X.IPA.1.
Beliau terlihat galak tapi ternyata bisa juga berbicara sambil bercanda, membuat anak muridnya jadi terhibur lalu satu persatu anak muridnya di minta maju ke depan untuk memperkenalkan diri.
Ketika jam istirahat Erika mengajak Nara untuk ke kantin, kebetulan tadi pagi uminya kurang sehat jadi Nara tak membawa bekal hari ini dan setuju dengan ajakan Erika untuk ke kantin sekolah.
"Ehh, kalian jangan tertipu dengan wajah Nara yang sok polos dan sok cantik itu. Paling aslinya gak gitu" kata Selina yang tengah mengobrol dengan geng-nya dan para murid laki-laki yang ikut bergabung di meja Selina
Erika yang tiba duluan membawa bakso dan minumannya merasa kesal mendengar Selina menghina temannya, bahkan ingin sekali Erika melabrak Selina saat ini juga tapi Erika ingat tak punya kuasa disini.
Karena masuk ke sekolah ini dengan beasiswa dari sekolahnya sebelumnya, jadi Erika tak mau beasiswanya sampai di cabut kalau ia memiliki masalah dengan teman satu sekolahnya sekarang.
Nara baru muncul dan berjalan menuju mejanya dengan Erika sembari membawa bakso yang panas, saat melewati meja Selina dan geng-nya Nara terjatuh karena kaki Selina sengaja di arahkan ke tengah jalan.
Mangkok bakso jatuh ke lantai bahkan kuah bakso yang panas sebagian mengenai tangan kiri Nara, kejadian itu di lihat oleh Davin sang ketua OSIS bahkan Davin tau betul kalau Nara jatuh ulah Selina yang dengan sengaja.
"Aduh, tangan aku panas" rintih Nara
Di saat Nara merintih kesakitan karena tangannya terkena kuah bakso yang panas hingga membuat kulit bagian punggung tangannya memerah, sedangkan Selina dan geng-nya justru tersenyum melihatnya.
"Kamu baik-baik aja gak, Nara?" tanya Erika khawatir
"Tangan aku panas, Er. Kuahnya tumpah ke tangan aku" jawab Nara sembari memegang tangannya yang panas
"Makanya hati-hati donk kalo jalan, kaki gue sakit jadinya kena tabrak oleh loe. Untung kuah bakso itu gak kena kaki gue, kalo kena kaki gue bisa melepuh" tegur Selina dari tempat duduknya
"Lain kali hati-hati donk! Kalau jalan make mata jangan pake dengkul, harusnya loe minta maaf sama Selina" sahut Sofia temannya Selina dengan ketus
Nara hanya diam tak menjawab sama sekali semua makian yang di tunjukan untuknya, semua mata menatap ke arahnya bahkan Nara menulikan telinganya karena Nara tak ingin membuat masalah di sekolah.
"Sofia, loe apa-apaan sih nyuruh Nara minta maaf dengan Selin padahal jelas-jelas tadi Selin yang sengaja masang kakinya di tengah jalan biar Nara jatuh sampe tangannya kena kuah panas" tegur Davin yang dari tadi sudah memperhatikan Selina dan geng-nya memojokkan Nara
"Apaan sih Davin kok kamu belain dia, padahal kaki aku sakit kena tabrak dia" kata Selina dengan manja
"Udah ngaku aja, gue lihat semuanya. Sepertinya kantin sekolah juga perlu di pasang CCTV agar bisa melihat siapa yang salah siapa yang benar"
"Ihhh, Davin nyebelin banget sih"
Selina memilih pergi dari kantin karena tak mau di suruh minta maaf pada Nara, teman-temannya juga berlari menyusul Selina tanpa mempedulikan tatapan semua orang yang terus menatap mereka tanpa henti.
"Kita ke UKS yuk, biar tangan kamu bisa di obati" tawar Davin pada Nara yang masih merintih kepanasan
"Gak usah, Kak. Lebih baik aku pergi sendiri atau di temani Erika, sebelumnya terima kasih"
Erika pun menurut saja dengan permintaan Nara untuk minta di temani ke UKS, Davin yang memang sudah jatuh hati dengan Nara sejak pertama kali melihatnya jadi selalu memperhatikan Nara dari kejauhan.
Tiba di UKS Erika membantu mengolesi salep ke punggung tangan Nara yang memerah, Erika yang memegang tangan Nara jadi kagum karena tangan Nara begitu halus seperti kulit bayi.
Setelah itu keduanya hendak kembali ke kelas meski saat ini tengah kelaparan karena keduanya belum mengisi perut sama sekali, namun saat tiba di depan kelas Davin mengulurkan sebuah plastik pada Nara.
"Ini apa, Kak?" tanya Nara bingung
"Somay dua bungkus buat kalian, gue tau kalian belum makan dari tadi gara-gara kejadian tadi"
"Terima kasih, Kak" ucap Nara dengan tulus setelah menerima plastik dari Davin barusan
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata tengah memperhatikan mereka dari kejauhan, bahkan sepasang mata itu terlihat kesal dan menghentak-hentakkan kakinya tak suka dengan perlakuan Davin.
Siapa lagi kalau bukan Selina, yang selalu mengejar Davin dari awal mereka masuk ke sekolah ini sampai detik ini belum juga Davin membuka hatinya untuk Selina padahal Selina ratu di sekolah tersebut sebelum ada Nara.
"Sepertinya Nara itu harus di kasih pelajaran biar dia gak besar kepala dapat perhatian dari Davin, Selin" celetuk Sofia dari belakang Selina membuat Selina kaget
"Apa kalian punya ide?" tanya Selina pada teman-temannya
"Serahkan saja pada kami, loe gak usah khawatir" sahut Salwa temannya Selina selain Sofia
Selina tersenyum licik mendengar teman-temannya akan membantunya untuk memberi pelajaran pada Nara yang sudah mengambil perhatian Davin, Selina tak akan membiarkan perempuan mana pun mendekati Davin-nya.
Bel pulang pun berbunyi, Nara dan Erika keluar bersamaan dari kelas sampai di gerbang sekolah keduanya berpisah karena Erika sudah di jemput ayahnya dengan sepeda motor.
Sedangkan Nara seperti biasa akan berjalan sedikit jauh dari sekolahnya, semua Nara lakukan karena tak ingin orang mengetahui bahwa Nara anak orang kaya atau cucu pemilik sekolah tersebut.
Jadi ketika Nara berjalan sedikit jauh dari sekolah, semua orang akan mengira Nara menuju halte menunggu angkutan umum yang lewat padahal itu hanya tipu muslihat Nara untuk menyembunyikan jati dirinya.
"Assalamualaikum" ucap Nara saat memasuki rumah lalu menghampiri kedua orang tuanya yang tengah duduk santai di ruang keluarga
"Walaikumsalam" jawab Erisa dan Rendi sembari tersenyum
Nara mencium punggung tangan kedua orang tuanya secara bergantian dengan takzim sembari menyembunyikan tangan kirinya yang masih memerah walaupun sudah di kasih salep waktu di sekolah tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Muji Yanto
q takut pa bila ad siswa baca novel ini, ikut2tan bully temanya termotivasi cerita ini,karna anak sekarang ngambilnya yg jelek ,bukan yg baik,,,cari waah lewat yg negatif
2024-10-19
0
Kamiem sag
Nare keren
2024-03-27
3
🌷💚SITI.R💚🌷
nara orang tawadhi smg aja orang² yg tau siapa dia sadar salah alamat
2024-03-15
1