Selamat! Membaca 🤗
🍒🍒
Rega yang tiba-tiba di datangi Preman tentu saja marah dan tidak terima. Ia langsung menyuruh Satpam Restoran mengusir kedua Preman yang tidak sopan itu.
"Jika mereka kembali datang ke sini, langsung panggil polisi. Orang macam itu tidak boleh terlalu lama dibiarkan berkeliaran."Ujar Rega pada satpam.
**
Cilla yang merasa sangat khawatir dengan Mawar, kembali mendatangi Kos-kosan temannya itu. Namun lagi-lagi nihil, tidak ada Mawar di sana.
"Apa aku minta bantuan kak Dika, saja ya. Aku sangat mengkhawatirkan Mawar tidak biasanya dia menghilang seperti ini."Gumam Cilla. Dirasa tidak ada pilihan lain karena Cilla tidak mengenal kerabat dan keluarga Mawar, gadis ini juga tidak tahu harus mencari temannya di mana lagi. Dika, satu-satunya nama yang terlintas di otak Cilla untuk dimintai bantuan mencari keberadaan Mawar.
**
Di tempat lain. Ponsel Dika berdering dengan sangat kuat, namun lelaki ini enggan untuk menjawab panggilan setelah tau itu dari Cilla.
"Dika, cepat angkat. Sudah lebih dari dua kali ponselmu berdering."Kata Adam.
"Biarkan saja."
"Bagaimana kalau itu penting, kamu tidak boleh mengabaikan panggilan dari orang, itu tidak baik."Ujar Adam dengan bijak.
Berpikir jika yang dikatakan Adam ada benarnya, Dika pun menjawab panggilan dari Cilla.
("Halo! Kak Dika, apa kak Dika sedang sibuk? Bolehkah aku meminta bantuan. Jika kak Dika membantuku aku akan mengajak kak Dika makan malam besok, bagaimana?) cerocos Cilla di sebrang sana.
"Katakan ada apa?"
("Kak. Mawar, temanku menghilang. Sudah sejak kemarin sore dia tidak bisa dihubungi dan di Kosannya pun tidak ada. Aku sangat khawatir takut terjadi sesuatu padanya, karena tidak biasanya Mawar pergi seperti ini bahkan dia meninggalkan tugasnya di Restoran.")
Dika terdiam sejenak.
Jadi, dia masih belum kembali. Batinya.
("Kak, kak Dika bisakan membantuku mencari Mawar?)
"Aku ingin berangkat ke Kota XXX. Tapi aku akan meminta rekan yang lainnya untuk mencari temanmu, dan jika sampai sore nanti dia masih tidak kembali dan tidak bisa dihubungi. Segera laporkan pada polisi."
Cilla setuju dengan apa yang dikatakan Dika.
*
"Ada apa? Sepertinya ada masalah serius."Tanya Adam, setelah Dika memutuskan panggilannya dengan Cilla.
"Mawar menghilang sejak kemarin sore."Jawab Dika, dan sekelebat Adam melihat raut kekhwatiran di wajah Dika.
"Mawar Merah, koki di restoran Cempaka?"Adam meyakinkan.
Dan Dika mengagguk membenarkan.
"Astaga! Gadisku. Dia menghilang, kenapa kau baru memberitahu sekarang."Panik Adam.
"Gadisku! Sebutan apa itu?"tanya Dika dengan nada protes.
Adam terkekeh.
"Gadisku! Mawar Merah! Aku sudah sangat terkesan dan terkesima dengannya saat pertama kali kita bertemu. Meskipun dia terlihat nampak aneh tapi dia itu sangat cantik, aku sudah pernah melihatnya tanpa kacamata dan poni. Dia mirip sekali seperti IU, hehehe,"serunya,"Dika, bagaimana kalau kita melakukan Double Date. Aku dengan Mawar Merah, dan kau bersama Cilla. Aaah .. pasti akan sangat seru dan menyenangkan."Sambungannya dengan bahagia.
"Apa-apaan ini. Dasar!" batin Dika.
"Lupakan itu!"Sentak Dika.
"Tidak bisa! Bagaimana mungkin aku bisa melupakan gadisku. Dika!"Adam meraih tangan Dika,"Tolong sampaikan izinku pada Pak Seno, jika Hari ini aku tidak jadi ikut bersama Tim. Aku harus menyelamatkan dan menemukan keberadaan gadisku."Pinta Adam dan wajah imut.
"Jadi kau ingin lari dari tanggung jawab?"
"Tidak! Tapi aku sedang berusaha menyelamatkan masa depanku."
"Aku akan baik-baik saja di sini Mas, jangan khawatirkan apapun. Kau yang tenanglah bekerja."
Suara Rana yang terdengar jelas meneju ke arah mereka menghentikan perdebatan Dika dan Adam.
"Akhirnya Sang Raja selesai juga,"gumam Dika.
"Tapi, aku takut jika malam nanti aku tidak bisa tidur karena memikirkanmu."Rengek Seno yang masih bergelayut manja di pundak Rana.
"Nanti malam aku akan menelponmu, agar kau bisa tidur dengan nyenyak."Sahut Rana sambil membelai rambut Seno.
Adam sampai ternganga melihat dua orang yang ada di hadapannya.
"Aku seperti sedang menonton Drama Korea, jika adegan seperti ini di perankan aku dan Mawar pasti akan lebih Sweet.. Aaahh... Aku jadi ingin cepat-cepat menikah."Kata Adam.
Plak!
"Jangan banyak berkhayal, apa lagi dengan gadis itu."Ujar Dika yang sebelumnya menepak lengan Dika.
Adegan terakhir. Seno mengecup kening istrinya dengan mesra.
"Sayang, aku berangkat dulu ya. Suamimu yang Tampan dan serba bisa ini akan segera kembali."
"Iya Mas, berhati-hatilah. Jaga dirimu baik-baik."
"Dika, lain kali. Aku tidak mau ikut saat menjemput pak Seno untuk bertugas. Aku merasa seperti Pot bunga di sini."Kata Adam sambil menepuk pundak Dika.
"Apa tidak ada istilah yang lain, kenapa harus Pot bunga, kau sungguh sangat tidak cocok."
"Aah..kau benar, bagaimana kalau Pot Mawar. Yes! Aku akan menjadikan kata ini untuk menggombal Gadisku. Aku Pot dia bunga Mawar. Bukankah itu sangat Romantis."Bahagia Adam.
Dika langsung memberikan tatapan tajam pada Adam.
"Kenapa kau melotot seperti itu?"
Dika meletakkan telunjuk di bibirnya. Mengisyaratkan, Adam diam.
"10 menit, aku tepat waktu kan!"ujar Seno yang saat ini sudah lepas dari hipnotis istrinya.
Dika mengagguk.
"Tentu saja kak harus tepat waktu. Jika tidak! Aku akan mengirimu ke hutan Amazon."gumam Dika.
"Dika! Jangan kau kira aku tidak bisa mendengar suara sunyi mu itu."Kata Seno dengan kuat.
"Kau mendengarnya, aku kira masih tuli. Aku bercanda Seno hanya mengetes Indra pendengar mu saja."Sahut Dika dengan takut-takut.
"Ayo Kita berangkat!"ajak Seno.
"Tunggu sebentar,"kata Dika dan dia langsung berlari ke arah Rana yang masih berdiri di depan pintu.
"Kakak ipar. Aku bertugas dulu ya. Tolong jaga dirimu dan calon keponakanku baik-baik. Jika terjadi sesuatu cepet hubungi Adik iparmu ini."
"Dika! Sudahku bilang, jangan panggil Istriku, kakak ipar. Kau bukan adikku."Teriak Seno.
Namun Dika tidak mengindahkan teriakan protes dari Seno.
"Keponakan. Paman Dika berangkat dulu ya. I love you!"Kata Dika sambil mengangkat kedua tangannya di atas kepala membentuk simbol Love. Sudah seperti ABG saja.
"Lelaki ini, benar-benar harus diberi pelajaran."Kesal Seno.
Namun Seno tentu saja tidak benar-benar kesal dengan Dika. Karena sesungguhnya Seno tau. Itu adalah bentuk peduli dan sayang Dika pada istri dan calon anaknya.
Sedangkan Rana hanya mengulas senyum melihat kelakuan mereka.
Bersambung..
🍒🍒🍒
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Mohon dukungannya 🤗
Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini 🙏
Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Eva Karmita
suka banget kalau lihat kebucinan mas Sensen 🥰🥰
2023-11-19
1