Kemana Mawar?

Selamat! Membaca 🤗

🍁🍁

Dika mengabaikan musik yang menggema dari dalam rumahnya. Dan baru saja lelaki ini ingin mengetuk pintu. Pintu sudah lebih dulu terbuka dari dalam.

Jreeennggg....

Mata Dika terbelalak lebar, melihat ibu dan ayahnya sudah seperti Raja dan Ratu lengkap dengan kostum ala-ala Krajan Inggris.

"Selamat! datang adikku tersayang!"sapa Bastian terlebih dahulu. Dan untung saja lelaki ini tidak mengenakan kostum seperti Tino.

"Ada apa ini? apa ada pesta Halloween? Kenapa ibu dan ayah memakai kostum seperti ini?"tanya Dika.

"Halloween! kamu ini ada-ada saja, buka matamu dengan baik mana ada pesta Halloween mengenakan gaun seperti ini,"sahut Bastian.

"Sudah! jangan membahas soal itu, Dika ayo masuk!"ajak Ana.

Dika maju dan mencium punggung tangan ibu dan ayahnya, terkecuali Bastian.

"Hei! Seharusnya kau juga mencium punggung tanganku, aku ini Kakak mu."Protes Bastian.

"Kita hanya selisih 2 tahun. Tidak seharusnya mencium punggung tangan."Sahut Dika dan langsung nyelonong masuk kedalam.

"Lihat Bu, dia sangat-sangat tidak menghormati aku sebagai kakaknya."Bastian mengadu pada ibunya.

"Sudah! Maafkan Dika, dia memang seperti itu. Mengertilah dengan kelakuan adikmu."Ucap Ana sambil membelai pipi Bastian.

Tino yang bingung masih menatap ke arah pintu masuk.

"Dika, di mana Gadis itu? Apa kamu meninggalkannya di mobi?"tanya Tino.

"Ah, iya. Di mana Mawar, kenapa kau membiarkannya di luar."Sahut Ana dan wanita ini sudah akan beranjak menuju mobil Dika.

"Dia tidak ada."Sahut Dika, yang sudah mendudukkan dirinya di Sofa.

Bastian, Tino dan Ana langsung menatap Dika.

"Tidak ada! Apa maksudmu?"tanya Ana.

"Dia tidak ada di Kos-kosan, saat aku menjemputnya."

Ana langsung mendekati Dika.

"Jadi, Mawar tidak datang?"

"Iya."

Dan Dika pun menceritakan jika gadis itu tidak ada di tempat Kosnya dan ponselnya pun tidak dapat di hubungi.

"Mungkin Mawar sedang banyak kerjaan Bu, lain kali saja."

Mendapati calon menantunya tidak bisa datang Ana memasang wajah sedih dan kecewa, padahal di sangat berantusias dan menyiapkan semuanya bahkan sampai menyewa kostum untuk dia dan suami.

"Kekasih mu tidak bisa di hubungi dan tidak tau ada di mana, tapi kenapa kamu bisa santai seperti ini? Apa kau tidak khawatir?"ucap Bastian.

"Kenapa?"

"Astaga! Dika, bagaimana jika kekasih mu itu di culik?"

Ana langsung panik.

"Apa di culik! Astaga Dika! Kenapa kamu tidak mencarinya terlebih dahulu, cepat Lapor polisi!"

"Ibu tenang, tidak mungkin jika dia di culik."

"Karena, sepertinya dia ada di rumah Tante Vera."

"Tidak mungkin bagaimana! Di Dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, semua bisa terjadi."Bastian kembali bersuara.

Dika diam dan saat itu juga dia jadi teringat dengan dua lelaki yang mencari Mawar.

Apa mungkin Mawar terlibat masalah dengan Preman itu. Hingga dia pergi dan tidak bisa di hubungi.

"Dika, ayo cepat! Telpon posisi!"panik Ana.

"Tidak bisa Bu, untuk melapor polisi harus menunggu satu kali dia puluh empat jam, baru akan di lakukan pencarian."Ujar Dika.

"Kamu kan Petugas SAR, kamu bisa mencarinya terlebih dahulu sebelum polisi. Jangan sampai terjadi sesuatu. Semakin waktu berjalan semakin memberikan peluang besar untuk para penculik itu."Ucapan Bastian semakin membuat cemas. Begitu juga dengan Dika, dia yang tadi biasa-biasa saja menjadi ikut cemas.

***

Keesokan harinya. Mawar atau Olivia masih belum di ketahui keberadaan.

Bukan cuma Dika yang mencari gadis itu. Tapi Cilla dan Rega pun berusaha untuk menghubunginya.

"Apa temanmu itu belum datang?"tanya Rega pada Cilla. Padahal seharusnya dua gadis ini menjadi perwakilan Resto Cempaka di sebuah acara yang membawa nama Resto.

"Belum Pak, saya sudah berusaha untuk menghubunginya tapi tidak bisa, sebelum datang ke sini juga saya datang ke tempat Kosnya, tapi tidak ada Mawar di sana."Cilla terlihat sangat khawatir.

"Saya pun sejak kemarin sore tidak bisa menghubungi calon istri saya."Gumam Rega, ya tidak kalah cemas.

"Yasudah. Kalau begitu kamu pergi ke sana bersama Koki yang lainnya saja,"kata Rega.

"Baik Pak."

**

Cilla masih berusaha menghubungi Mawar, sudah puluhan pesan dan panggilan Cilla lakukan namun tidak ada satupun balasan dan jawaban dari Mawar, membuat Cilla semakin cemas karena tidak biasanya Mawar seperti ini, apalagi dia menghilang pada saat yang penting.

**

"Ada apa? kenapa wajahmu terlihat tidak bersemangat seperti ini? apa kau belum makan?"tanya Adam yang melihat Dika sedang duduk lesu di pojokkan. Padahal rekan-rekan yang lainnya tengah bersiap-siap untuk menuju kota XXX.

"Tidak apa-apa."Sahut Dika.

"Aah, dari wajahmu terlihat jika hatimu sedang galau. Apa kamu kembali patah hati karena ditolak oleh wanita? Atau kau sedang bimbang dengan lelaki yang menyukaimu itu."

Dika langsung melotot.

"Aah! Aku Bercanda, kenapa kau sensitif sekali. Ayolah! Kita berangkat sekarang, karena kita harus ke rumah Pak Seno terlebih dahulu untuk menjemputnya."Adam mengalihkan kemarahan Dika.

"Kenapa harus di jemput? bukankah kita berangkat dari kantor, dia datang ke sini kan!"

"Tidak, Pak Seno ingin berangkat dari rumahnya saja karena jika dia berangkat dari sana itu akan menambah panjang waktu kebersamaannya dengan ibu Rana."

"Membuat repot saja. Sepertinya aku harus sedikit memukul kepalanya nanti agar dia tidak terlalu mabuk cinta."Kesal Dika.

"Lakukanlah jika kamu berani,"tantangan Adam.

"Tentu saja aku tidak berani."Sahut Dika. Dan membuat Adam terkekeh.

***

Hanya Adam dan Dika yang pergi untuk menjemput Seno. Karena anggota yang lainnya tengah mempersiapkan semua keperluan mereka agar tidak terlalu membuang-buang waktu, mereka membagi tugas.

🍁🍁

"SENO! CEPAT! 15 menit lagi kita berangkat!"teriak Dika dengan menggema, padahal orang yang sedang disebut namanya berada tepat di depan matanya, hanya berjarak kurang dari 3 meter saja.

"Dika! kau tidak perlu berteriak seperti ini kan, kamu bicara pelan saja Pak Seno pasti mendengarnya, kupingku sampai sakit mendengar suara mu."Kata Adam sampai menepuk-nepuk telinganya.

"Adam! apa kamu tahu? Ada penyakit yang sering menimpa orang yang sedang mabuk cinta. Salah satunya. Penyakit Tuli. Dia akan kehilangan pendengarannya, karena asik dengan pasangannya."Kata Dika yang masih memperhatikan Seno sedang menggenggam tangan istrinya.

"Aah, apa itu seperti mitos tentang setan budeg yang ada di Rel Kereta Api?"tanya Adam.

Bersambung..

🍁🍁🍁

Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏

Mohon dukungannya 🤗

Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini 🙏

Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Fristanty Simangunsong

Fristanty Simangunsong

🤣🤣🤣🤣🤣

2023-11-17

1

Eva Karmita

Eva Karmita

sabar paman Dika jangan galak" kasihan mas Sensen yg lagi mau LDR-an sama ayangnya 🥰🥰🥰🥰 , suatu hari nanti paman Dika juga pasti merasakan yang namanya terbucin bucin seperti mas Sensen 🥰🤗😘

2023-11-12

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!