Reinkarnasi Dewa Bercinta

Reinkarnasi Dewa Bercinta

Prolog

Namaku, Hyde Dan. Berasal dari keluarga besar di Indonesia dan tergolong masih muda dalam berbagai hal. Aku tak memiliki teman untuk berbagi hobi karena yang kusukai adalah berdiam diri di dalam kamar-tempat berlindung dari dunia luar yang kejam itu.

Sejak aku berumur 7 tahun, dunia adalah musuh terberat dalam hidupku. Berat rasanya melangkah ke luar sana akibat orang-orang seperti mereka. Ya, mereka yang pernah merundungku hingga aku menjadi layaknya seseorang yang menyedihkan.

***

15 tahun lalu.

Beberapa orang anak memegangi ku. Mereka membawaku ke atap sekolah. Di sana tidak ada orang lain selain kami.

Anak yang berbadan paling besar dan merupakan bos mereka-Jacquille Sei menjambak rambutku, "Hei Bro! Sepertinya keluarga besar Dan memiliki sampah yang harus setiap hari diberi pelajaran ya." Dia menyeringai kejam.

"Kumohon ... tolong hentikan semua ini." Aku hanya dapat meringis karena tak memiliki kekuatan yang cukup untuk membalas mereka.

"Berhenti? Setelah kau menghajar beberapa anak buahku?! Hei, hei, hei!!! Tentu saja itu tidak adil, bukan?" Jacquille memandangi teman-temannya seakan meminta dibenarkan.

"Ya, itu benar!"

"Hahaha! Enak saja! Sakit harus dibayar sakit!"

"Habisi saja dia, Boss!"

Ketiga anak yang memegangi tubuhku membenarkan ucapan Jacquille dan memperberat genggaman lengan mereka.

Aku mencoba untuk meronta namun kekuatanku sudah habis karena sebelumnya, mereka sudah merencanakan untuk melakukan hal ini sesudah aku menyelamatkan siswa lain dari penindasan yang dilakukan oleh grup mereka. Bukannya aku ingin berlagak layaknya seorang pahlawan, hanya saja aku tak tahan melihat semua itu. Untuk itulah aku memberanikan diri dan menghajar bawahannya satu persatu.

Akan tetapi semua tak semulus jalan beraspal. Kabar dimana aku dapat mengalahkan beberapa dari mereka sampai ke telinga Jacquille, hingga akhirnya membuatku seperti ini. Mau dikata apa lagi, aku hanya bisa menerima kenyataan bahwa mereka lebih kuat dan diuntungkan saat ini.

"Rasakan ini!" Jacquille memukuli bagian perutku beberapa kali.

"Ough!"

Jacquille menyeringai senang melihat ekspresi kesakitan pada wajahku. Dia terus meningkat kekuatan pukulannya hingga mulut ku memuntahkan darah. Dia berhenti sejenak untuk memastikan keadaan.

"Ada apa Boss?" tanya salah satu anak yang memegangi tanganku.

"Ini membosankan," balas Jacquille seakan sudah tak tertarik dan berjalan menuju ke pintu atap.

Saat itu aku tak tahu mengapa di dalam hatiku bergejolak suatu perasaan aneh. Mereka selalu terngiang dalam pikiranku dan terus berteriak layaknya detak jantung. Tubuhku pun dipenuhi oleh suatu sensasi dan mereka dapat bergerak sendiri tanpa menunggu perintah.

Bunuh! Bunuh! Bunuh!

"Bunuh bunuh bunuh bunuh .... " Mulutku terus bergumam.

"...... —MATI KAUUUUU!!!!"

Tubuhku bergerak sendiri ke arah Jacquille lalu menerjangnya dengan sangat ganas. Wajahnya yang tebal itu itu terus berdarah karena pukulan ku, tubuhnya juga sudah tak dapat lagi bergerak namun masih memberikan sedikit perlawanan. Hingga akhirnya, itulah kesalahan terbesar dalam hidup ini yang pernah aku lakukan.

Ketika Jacquille ingin membalikkan posisi kami, aku tak sengaja mendorongnya hingga ia terjatuh dari atap sekolah. Sontak hal itu membuatku terkejut dan tidak ingin melihat sinar matahari lagi. Bahkan kasus itu dengan mudah ditutupi oleh keluarga Dan, tetapi luka di hatiku tak bisa diobati dan akhirnya aku memutuskan untuk mengurung diri.

***

Sekarang sudah 15 tahun berlalu semenjak hari itu. Umurku saat ini sudah 22 tahun. Aku juga tidak tahu harus melakukan apa.

Baru saja tadi malam, aku sudah menerima pesan bahwa kedua orang tua ku sudah meninggal. Tidak ada yang tersisa dari mereka, entah itu dari kenangan maupun harta. Meskipun demikian, aku sudah yakin bahwa saat seperti ini akhirnya akan tiba.

Ah? Bukannya aku terlalu dingin?

"Tidak, tidak .... "

Itu sama sekali tidak benar. Aku juga merasakan apa yang kebanyakan orang bilang adalah kesedihan. Hidupku yang sudah tak berarti apa-apa lagi, hanya bisa menerima kematian mereka tanpa merasa diuntungkan maupun dirugikan karena sejak awal, aku sudah dibuang.

Entah di mana ini, aku sudah terperangkap di dalam sebuah tempat yang berfasilitas lengkap namun tak dapat keluar dari sini. Kemungkinan ditemukan oleh orang lain pun bisa dibilang adalah nihil. Bukannya aku ingin sombong, hanya saja ini seperti mimpi seorang penyendiri tidak ingin bekerja dan jauh dari orang lain namun fasilitas yang dia inginkan ada di sini.

"Menyedihkan."

Begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan hidupku. Di kehidupan ini, aku tidak bisa dipandang sebagai manusia. Lebih tepatnya, aku adalah sampah masyarakat.

Saat ini, aku mencoba kembali berdiri dengan segenap tenaga lalu membuka pintu ruangan. Begitu pintu ruangan ini kubuka, tubuhku langsung mati rasa. Mereka tak dapat kembali berdiri, semuanya ... kurasa apapun yang aku miliki sudah sampai disini saja.

Apa aku akan mati dengan cara yang se-menyedihkan ini?

Yang benar saja, Dewa memang memiliki cara tersendiri dalam membunuh ciptaan-Nya.

Kalau begitu ....

Di kehidupan berikutnya, biarkan aku menjadi seorang Dewa saja sekalian, Bre ... ngseek ....

"Ugh!!!"

Kesadaranku hilang.

Terpopuler

Comments

ძ⃝ᥱm᥆⃟ᥒᥱss⃝☯​᭄

ძ⃝ᥱm᥆⃟ᥒᥱss⃝☯​᭄

Holla,,,mampir😋

2022-09-30

4

Mashar

Mashar

mampir kenovelku bang

2021-06-01

4

KOwKen

KOwKen

ini bagus om! tp napa ud end aja ya!

2020-12-17

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!