Cassie berlari sekuat tenaga membawa putrinya ke perbatasan. Cassie melempar tubuh Alana dan Reyna bergantian hingga mencapai Perbatasan.
"Segera pergi dari sini!" perintah Cassie dengan tegas, dia menatap putrinya dengan senyum pias
gadis itu menangis kencang melihat kepergian Ibunya. Dia berniat menyusul nya namun berhasil dicegah oleh Reyna
"Alana!" sentak Reyna dengan memegang tangan sahabatnya
"Ibu!" teriak Alana
Cassie berlari menyusul Suaminya yang tak berada jauh dari perbatasan. kedua gadis itu bisa melihat pertarungan mereka
"Kali ini jangan mencegahku!"
Martin menoleh kearah Cassie dengan tersenyum
"Baiklah Kali ini kita akan melawan makhluk itu bersama. seperti yang pernah kita lakukan dulu!"
Martin menyerang sosok itu dari segala arah. Makhluk itu mengerang kesakitan setelah mendapat serangan dari Cassie. Pertarungan itu cukup menguras energi mereka. Cassie segera melempar bubuk tepat kearah Makhluk itu
Makhluk itu mengerang kesakitan Membuat Kesamaptaan untuk Martin dan Cassie kabur.
Gadis itu tersenyum senang kearah kedua orang tuanya yang berhasil kabur dari makhluk itu.
Mereka berhasil mencapai perbatasan namun Cassie terjerat sebuah akar pohon yang membuatnya terjatuh. di detik itulah sosok makhluk lain datang menarik kaki Cassie hingga hilang di gelapnya hutan.
"Cassie!" Martin segera berlari kerahnya hingga dirinya ikut menghilang di balik gelapnya hutan. tak lama terdengar suara dentuman dan teriakan yang sangat keras hingga membuat para penduduk desa mendengar dan beramai-ramai datang menuju Perbatasan
Gadis itu menangis melihat kedua orang tuanya menghilang bagai ditelan bumi. Lalu ada Sosok Pria paruh baya mendekat kearah Alana dan memeluknya dengan erat
"Ikhlaskan mereka!" bisiknya ke telinga Alana
"Tidak! Tidak! aku mau menyusul mereka, Ibu! Ayah! Kalian Jangan pergi!" teriak Alana yang berlari karah hutan namun berhasil dicegah. dia menangis sekencang mungkin hingga tak sadarkan diri untuk beberapa hari
"Gadis muda!" Panggil seseorang membuyarkan lamunan Alana. Dia menolah kearah suara
Alana buru-buru menyeka air matanya dan tersenyum kearah Pria yang berada tak jauh darinya.
"Apa kau memerlukan bantuan?" Alana berjalan kearahnya
"Dimana semua orang? Mengapa Desa terlihat sangat sepi!" tanya Pria itu dengan heran
"Aku tidak tau, jika kau mau aku bisa mengantar mu pada seseorang,"
Pria itu mengerutkan keningnya
"Siapa?"
"Dia Kakek ku sekaligus Tetua Desa ini,"
"Baiklah aku mau, tapi apa yang kau lakukan disini sendirian?" tanya pria itu heran
"Ah, itu aku habis berbicara dengan Nenek,"
Pria itu mengerutkan alisnya sambil melihat sekeliling
"Dimana? Aku tidak melihat siapapun disini kecuali dirimu saja,"
Alana membalikan badan menatap rumah itu dengan jantung yang berdegup kencang. dia Mengamati seluruh arah mencari sosok wanita tua tadi
"Tadi ada dan dia duduk di sana!" sentak Alana sambil menunjuk sudut rumah itu dengan penuh yakin
Pria itu menghela nafas kasar
"Sudah lebih baik antar aku sekarang!" Pria itu menariknya lalu segera membawanya pergi
Alana berjalan dengan sesekali melihat kebelakang memastikan bahwa Wanita tua itu ada disana.
Ini Aneh tapi, aku sangat yakin kalau Nenek itu ada disana
___
"Bibi!" panggilnya sambil berlari kearah nya
Wanita dengan rambut sebahu itu menoleh. Dia menatap Pria yang berada disamping Alana. ia merasa mengenal Pria itu.
"Alana! Siapa dia?" sentak Mary dengan keras. Ia menatap tajam kearah Pria itu
"Dia_,"
"Apa anda Mary Dawson?" potong Pria itu membuat Mary tercengang. Ia menatap Pria itu dengan curiga
"Tenanglah aku bukan orang jahat," ucap nya lalu memberikan amplop kecil pada Mary.
Mary membuka Amplop itu lalu seketika tubuhnya bergetar dengan hebat
"A_apa kau Albert?" ucap Mary dengan bibir gemetar, Mata nya terlihat berbinar seakan ingin menangis
Pria itu tersenyum sambil menyeka air matanya
"Ibu," ucap Albert dengan menatap kearah Mary
Mary langgsung memeluknya dengan erat, Mereka berpelukan cukup lama
"Setelah 15 tahun, Akhirnya kau kembali Nak," ujar Mary dengan derai air mata
"Dia anak Bibi?"
Mary melepas pelukannya dan menyeka air mata nya, Dia berbalik menghadap Alana dengan tatapan hangat.
"Dulu kalian itu sering bermain bersama," ucap Mary dengan sedikit tertawa
Mary adalah Kakak kandung dari Martin Dawson. Jadi bisa dibilang Albert adalah sepupu Alana
Umur mereka hanya selisih 5 tahun dimana Albert berusia 22 tahun sedangkan Alana 17 tahun.
Mary menikah dengan Pria kaya raya bernama Jonas karl. setelah melahirkan, Mary merasa jika sikap suaminya itu telah berubah, hingga tepatnya saat umur Albert 7 tahun dibawa oleh Jonas ke kota yang sangat jauh dari desa. Jonas hanya meninggalkan sepucuk surat yang sampai saat ini masih disimpan oleh Mary.
Kembalinya Albert kesini karena Jonas, mantan suami Mary telah meninggal. Dia mencari beberapa petunjuk tentang Keberadaan Ibunya atau Mary. Hingga akhirnya dia bisa sampai kesini hanya berbekal Foto dan Alamat desa saja.
Albert berjalan kearah Alana dengan tersenyum manis
"jadi dia itu Gadis yang sering aku gendong dulu ," ucap Albert dengan mencubit pipi Alana
"Seperti Mimpi saja, dulu aku selalu berharap ingin memiliki seorang Kakak," ucap Alana membuat Albert tertawa
"Oh ya, Alana kau dari mana saja bukankah Bibi sudah menyuruhmu untuk datang lebih awal!" tanya Mary dengan tegas
"Aku sudah datang tapi, Bibi tidak ada dirumah," jawab Alana
"Bibi menyuruhmu untuk datang ke rumah Kakek Raul!" ucap Mary membuat Alana tersentak. Gadis itu membulatkan mata dengan menatap kearah Mary
"Alana besok pagi kita harus ke rumah Paman Raul ,Kau harus datang lebih awal dan membantuku disana!"
"Alana apa kau dengar ucapan Bibi!" sentak Mary
"Iya iya," balas Alana dengan malas
Alana menepuk dahinya
"Astaga aku lupa,"
Mary menghela nafas sambil mengacak-acak rambut gadis itu
"Kau itu, Lalu kalian bertemu dimana?"
"Aku bertemu dengannya dirumah yang berada di ujung sana," jawab nya sambil memakan buah yang berada dimeja
Mary mengerutkan keningnya
"Ujung mana?"
Alana menceritakan jika ada wanita yang tinggal dirumah itu. Mary semakin terkejut usai mendengar bahwa Wanita tua itu juga mengatakan kalau Dirinya pergi kehutan. Padahal sudah jelas jika hutan itu adalah hutan terlarang yang siapapun tidak boleh memasukinya
"Siapa wanita sialan itu! Beraninya dia mengatakan hal itu. Lalu kau tidak pergi kehutan itu kan?" tanya Mary dengan sangat cemas
"Tidak, awalnya aku berpikir Bibi pergi kesana untung saja kak Albert datang," jawab gadis itu dengan mulut yang penuh makanan
Mary menghela nafas lega dengan mengusap keningnya yang berkeringat
"Tapi aku hanya melihat mu berbicara sendiri. Aku sama sekali tidak melihat wanita tua yang kamu ceritakan tadi disana," sela Albert dengan serius membuat Mary bingung
Alana berbalik menatap Pria itu dengan kesal.
"Sendirian bagaimana? Jelas-jelas aku melihat wanita itu disana!" debat nya tak terima
Mary mengernyitkan keningnya.
"Memangnya kau ada di rumah sebelah mana!" tanya Mary heran
"Diujung sana Bibi! Rumahnya dekat dengan pemakaman bukankah disana ada Rumah!"
Mary terbelalak tak percaya. Semua orang juga sudah tau jika Rumah itu sudah lama kosong tapi mengapa Alana mengatakan habis bertemu dengan wanita tua dirumah itu.
"Astaga!" pekik Mary membuat semua orang menatap kearahnya. wanita itu langgsung menarik tangan Alana dan membawanya masuk keruangan
"Bibi ada apa?" Kenapa kita menemui Kakek?"
"Sudah diam! Albert kau juga ayo ikut masuk!" sentaknya membuat mereka terdiam seketika
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments