My Husband Is A Vampire
"ALANA!"
Gadis itu terbangun dengan memegang dada yang berdegup kencang sementara matanya menatap sekitar. Dia menghela nafas lega setelah sadar jika sosok yang memanggilnya tadi hanya mimpi.
Gadis itu memijat pelipisnya karena merasa pusing memikirkan semua kejadian ini. Setelah pikirannya melayang kemana-mana, dirinya baru ingat jika hari ini ada urusan dengan seseorang. ia segera bergegas mandi dan bersiap-siap.
"kira-kira apa yang membuatnya berteriak seperti itu?" Gadis itu menatap langit dengan pikiran yang masih terbayang-bayang akan mimpinya
"Alana!"
Gadis itu menolehkan kepala saat mendengar namanya terpanggil, dia menatap kearah Gadis yang tak berada jauh darinya
"Reyna," ucap Alana dengan tersenyum lebar
Gadis berambut hitam itu berlari kearah Alana lalu memeluknya dengan erat. Mereka berpelukan cukup lama menumpahkan rasa saling rindu
"Sudah puas memeluk ku?" tanya Alana yang membuat Reyna tertawa lalu segera melepas pelukannya dan menatap kearah sahabatnya dengan hangat
Mata Alana terlibat berbinar menahan air mata kala melihat, Reyna sahabat kecilnya. Kepindahan orang tua Reyna membuat mereka harus berpisah
"Astaga!"
"Ada apa?" tanya Reyna kebingungan
"Aku harus pergi kita bicara nanti saja dirumah ku," pamit Alana lalu berlari Meninggalkannya
Pintu rumah terkunci untung saja Alana membawa kunci cadangan.
"Bibi, maaf aku sedikit terlambat," serunya dia menatap keseluruh ruangan yang hanya berisikan perabotan. Keheningan menyelimuti ruangan membuat sekujur tubuh gadis itu merasa merinding.
Alana mengetuk pintu kamar Bibinya berulang kali. beberapa menit menunggu tetap tidak ada jawaban membuat dia semakin heran. Kemana perginya Bibi. Alana melangkah keluar seraya mengamati setiap rumah-rumah yang tak berada jauh dari kediaman Bibinya.
"Kenapa hari ini terlihat sepi sekali,"
Alana merasa sangat heran saat melihat Desa ini sangat sepi karena, Biasanya di jam segini sudah ramai lalu lalang orang untuk pergi bekerja.
Namun, ada satu rumah yang membuat dirinya penasaran. Entah sejak kapan rumah itu berdiri diujung sana yang pasti, ia hanya ingat kalau diujung sana hanya ada kuburan. Dia berjalan ke sana lalu terlihat sosok Wanita paruh baya tengah bersantai sambil Menyulam.
"Permisi Nenek, apa anda melihat kemana Bibi Mary pergi?" tanya Alana dengan sedikit takut
Wanita paruh bayah itu hanya menoleh seraya memicingkan mata, lalu menunjuk kearah Hutan terlarang membuat sekujur tubuh gadis itu gemetar dengan hebat.
Pasalnya Hutan itu sangat terlarang ada banyak Makhluk buas yang sering memangsa manusia disana.
"Tidak! Bibi tidak mungkin kesana!" sentak Alana.
Alana menatap kearah hutan dengan rasa cemas. Ingatan tentang kejadian pahit dimasa lalu membuatnya meneteskan air mata
"Ibu aku mau main," pamit Alana pada ibunya
"Ingat ucapan ibu! jangan main kehutan!" Cassie memperingatkan putrinya dengan tegas
Alana mengangguk dengan Hormat membuat Cassie tertawa gemas
____________
"Kita sembunyi dihutan saja!" ajak Peter sahabat nya
"Jangan! Di sana sangat berbahaya," cegah Alana namun ucapnya diabaikan oleh kedua teman nya
Alana terpaksa mengikuti kedua temanya hingga masuk kedalam Hutan terlarang. Dia menatap sekeliling hutan dengan jantung yang berdegup sangat kencang
"Kau itu penakut ya," ledek Reyna
Alana mendengus kesal.
"Jika ada hal buruk terjadi, aku tidak mau tanggung jawab!" ucap Alana pada mereka
"Iya terserah kau saja," balas Reyna dengan tawa
"Wah, Hutan ini sangat indah ya," seru peter
Srek srek srek
"Stop!" Alana seperti mendengar suara aneh tepat dibelakang Pohon itu. Reyna dan Peter juga mendengar suara yang sama
"Sebaiknya kita segera pergi dari sini!" ajak Alana pada mereka
Srek Srek
Alana menoleh ke sumber suara itu dengan badan yang gemetar. Matanya terbelalak dengan jantung yang berdegup sangat kencang saat melihat ada sosok hitam berbadan kekar dengan kuku tajamnya berada tak jauh diri hadapannya
Alana memberi aba-aba pada kedua temannya untuk segera lari dari sini. Namun sialnya, Makhluk dengan wajah yang mengerikan itu berhasil menangkap Peter
Alana bisa melihat dengan jelas bagaimana makhluk itu merobek temannya dengan brutal lalu memakan isi perutnya
"Tidak!! Kita harus pergi secepatnya!" teriak Reyna sembari menarik lengan Alana
"Alana, apa yang kau lakukan kau bisa mati jika diam saja!" bentak Reyna menyadarkannya
"Tetapi, Peter,"
"Kita cari tempat aman dulu!"
Mereka pun pergi meninggalkan Peter yang sudah tewas dengan berlumuran darah.
Meraka berlari hingga menemukan sebuah gua yang dipenuhi oleh dedaunan. Rasa lelah dan takut membuat mereka hampir kehilangan setengah kesadaran
Mereka segera masuk dan bersembunyi digua itu, Reyna tertunduk lemas dia merasa sangat bersalah atas kematian Peter
"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" ucap anak kecil yang berusia enam tahun itu dengan bercucuran air mata. Dia memeluk Alana dengan erat
"kita akan cari jalan keluarnya," Gadis berusia tujuh tahun itu bergeming dalam diamnya, dia juga bingung serta takut mengingat pesan dari ibunya yang tidak memperbolehkannya bermain dihutan ini.
Alana menyeka air matanya dia tidak ingin melihat temannya tewas sekali lagi.dia sudah hampir menyerah dengan keadaan. Sudah dua jam lebih mereka bersembunyi di gua ini. Badan mereka terasa Kaku bahkan menggerakkan jari saja tidak bisa. Sedangkan diluar sana makhluk itu masih mengincar mereka.
"Alana, ini Ibu kau ada dimana?" teriak Cassie
"Kita harus berhati-hati," ucap Martin,
Mereka membawa senjata tajam serta bubuk pemberian dari seseorang untuk berjaga-jaga
Akhirnya mereka menemukan keberadaan Alana dan temannya digua yang tertutup dengan Dedaunan kering. Alana terbelalak melihat Kehadiran orang tuanya. rasa sakit yang ia rasakan seketika hilang setelah memeluk mereka
"Ibu maafkan aku," Lirih nya penuh dengan penyesalan
Cassie segera membawanya keluar dari sini dengan aman. Sementara Martin mengawasi keseluruh arah hingga matanya menangkap sosok bayangan hitam yang muncul dari balik gelapnya hutan, sosok itu sangat besar dengan kuku yang tajam.
Makhluk itu menyeringai dengan bibir yang berlumuran darah segar. Martin sangat yakin kalau makhluk itu habis menyantap manusia
Tidak melewatkan kesempatan, Martin segera mengalihkan perhatian makhluk itu sementara Cassie membawa anak-anak pergi. Namun, Sosoknya yang besar dengan sangat mudah melibas tubuh martin hingga terpental
Martin menoleh kearah makhluk itu, dia menyeka darah segar yang keluar dari sudut bibirnya, dia tersenyum seringai sambil menatap makhluk itu tanpa rasa takut.
Martin kembali berdiri sambil mengangkat pedangnya, dia tau jika serangannya tidak akan mampu mengalahkan Makhluk itu
Cassie menoleh kebelakang memastikan keadaan Suaminya
Martin menatap Cassie dengan hangat meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja
Arghhhh
Martin menahan Kuku tajam sosok itu dengan pedangnya. Lalu memukulnya hingga terpental
Pertarungan mulai sengit Makhluk dengan taring itu menatap tajam seolah ingin mencabik-cabik tubuh Martin. Mereka bertarung cukup lama Membuat Makhluk itu lemas tak berdaya. Akhirnya Martin berhasil melumpuhkan Makhluk itu walaupun hampir meregang nyawanya sendiri
Merasa yakin kalau Makhluk itu sudah tewas Martin segera pergi menyusul Cassie. Dia berlari dengan sesekali menoleh kebelakang untuk memastikan keberadaan makhluk itu. Martin menemukan Cassie. Dia segera membawa mereka ke perbatasan hutan. ditengah larinya tiba-tiba sosok itu datang menyerang Martin
"Kalian cepatlah lari!" Martin menahan taring tajam makhluk itu dengan tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Mr. Wilhelm
Bagus sudah rapi tulisannya Thor, cuman saranku untuk Flashback gk usah dimiringkan kalau panjang kaya gtu
2023-11-23
1
Anis Anis Thahira
waoowwww cerita mu sangat bagus👍👍👍👍👍🏻👍🏻
2023-11-20
3