•Buona Lettura•
Setelah acara mandi selesai, Michael memakai setelan jas berwarna hitam. Mengingat dirinya suka berwarna hitam yang artinya hidup penuh kegelapan dan kesunyian.
Setelah memakai setelan hitamnya. Michael menatap dirinya di depan cermin.
Kegelapan dan kesunyian selalu menemani diriku.
Tak lupa Michael memasukkan pistolnya dibalik jasnya. Setelah semuanya siap Michael bergegas keluar dari kamar apartemen.
CEKLEK
Michael menutupi kembali pintu tersebut. Ketika ia hendak melepaskan kartu hotel.
DOR... DOR...
Dua peluru yang hampir saja mengenai dirinya. Michael lansung menghindar dan mengeluarkan pistolnya di balik jas. Michael membalas tembakannya ke arah dua pelaku yang menembaki dirinya.
DOR... DOR...
Michael bersembunyi dibalik tembok sebagai pelindung. Namun kedua orang itu cukup pintar menghindari balasan serangan dari Michael.
Bedebah selalu mengganggu saja.
Michael nampak sedang berpikir. Sangat tidak mungkin melawan mereka berdua yang ada dirinya mati ditangan musuh. Namun pikirannya terganggu oleh sebuah granat yang berguling-guling disampingnya. Sontak Michael mengambil granat itu dan melempar kembali ke arah musuh.
DUAR...
Namun granat itu meledak saat Michael melemparnya. Alhasil granat itu tak mengenai para musuh. Michael harus mencari solusi di keadaan seperti ini.
DOR... DOR... DOR... DOR...
Para musuh menembaki Michael secara brutal dibalik tembok. Michael merasakan peluru panas itu berhasil menembus pundaknya dan bagian perutnya. Hancur sudah pertahanan Michael. Dirinya terjatuh pingsan.
Sedangkan para kedua pelaku itu menghampiri Michael. Mereka berdua berjongkok di hadapan tubuh Michael.
"Dia sudah mati sepertinya" ucap pelaku itu sembari menatap darah segar yang mengalir dari mulut dan pundak Michael.
"Kurasa seperti itu, dasar lemah" ejek pelaku satu laginya seraya mengacungkan jari jempolnya kebawah kepada Michael.
"Misi telah selesai, mari kita pulang saja!" titah pelaku seraya berdiri dari jongkoknya.
"Baiklah" ujar pelaku satu laginya ikut berdiri.
Mereka berdua lansung pergi dan meninggalkan lokasi kejadian.
Michael terkapar tak berdaya. Empat peluru berhasil meruntuhkan pertahanan dirinya. Kini Michael pingsan dengan darah mengalir terus keluar. Dan keadaan di lantai atas sangatlah sepi. Namun alarm siaga lansung berbunyi. Para penjaga apartemen berlari ke arah lift menuju lantai teratas.
TINGGG...
Para penjaga hotel berlari keluar dan memeriksa sekitar. Sangat sulit bagi mereka, mengingat apartemen ini sangat luas. Tiba-tiba mereka dikejutkan satu pria dengan keadaan mengenaskan.Tanpa basa basi mereka semua mengecek pria itu.
"Dia masih hidup" ucap salah satu penjaga apartemen dengan memegang denyut nadi pria itu.
"Apalagi yang kita tunggu! Bawa dia sebelum hal buruk menimpa dirinya!" titah satu penjaga apartemen itu dengan sigap mengeluarkan satu tandu.
"Baik, angkat dia perlahan-lahan" penjaga itu mengangkat pria itu dengan perlahan-lahan dibantu oleh penjaga lainnya.
Setelah itu mereka semua berlari tergesa-gesa menuju lift. Tak lama kemudian pintu lift terbuka lebar. Mereka semua lansung masuk dan satu penjaga menekan tombol lantai 1.
TINGGG...
Lift yang mereka tumpangi telah tiba di lantai bawah. Mereka semua bergegas berlari keluar dari apartemen. Banyak para tamu apartemen melihat hal itu. Mereka semua menatap iba ke arah Michael.
"Apa kau sudah menghubungi rumah sakit?" tanya penjaga apartemen sembari berlari.
"Sudah, bahkan ambulan telah sampai" jawab penjaga apartemen itu dengan kedua tangan mengangkut tandu.
Mereka semua berlari dengan cepat kearah ambulan. Mengingat keadaan pria ini sekarat.
Tak lama kemudian sebagian penjaga apartemen ikut ke dalam ambulan, dan sebagiannya lagi tidak ikut.
Dan ambulan pun berjalan sangat cepat menuju rumah sakit.
Rumah Sakit
Mereka semua keluar dari ambulan. Para perawat dan dua penjaga apartemen mendorong brankar ke arah kamar ruang operasi.
"Mohon maaf signore, silahkan menunggu diluar" ucap perawat itu lansung menutupi pintu ruangan operasi.
Mereka berdua mengangguk dan menunggu diluar.
2 ore dopo...
"Atas nama keluarga signore Michael Morrone?" tanya dokter itu pada dua penjaga apartemen.
"Bukan, kami berdua hanya penjaga apartemen" jawab salah satu penjaga apartemen.
Dokter itu mengangguk. Kemudian ia berkata lagi "Apakah keluarga signore Michael Morrone ada?."
Mereka berdua menggeleng tidak tau.
"Baiklah, dari saya lihat pasien mengalami luka tembak pada bagian pundak dan lambung. Untung saja luka itu tidak terlalu cukup serius. Sehingga kami dapat menanganinya" jelas sang dokter itu.
Kedua penjaga apartemen itu bernafas lega mendengar penjelasan sang dokter.
"Baiklah saya permisi dulu" pamit dokter itu lalu berjalan keluar meninggalkan mereka berdua.
"Dan satu lagi signore boleh menengok pasien" ucap dokter itu tanpa menoleh ke arah mereka berdua dan berjalan meninggalkan mereka berdua.
"Apa kita harus masuk kesana?" tanya penjaga itu bingung kepada temannya.
"Kurasa harus, bagaimana pun kita harus menghubungi keluarganya" jawab penjaga apartemen itu.
"Baiklah."
Mereka berdua masuk ke dalam ruang operasi.
CEKLEK
Kedua penjaga hotel itu melihat keadaan korban tadi dengan keadaan terkapar lemah. Mereka berdua melangkah ke arah pria itu tidak lupa menutup pintu.
"Signore" penjaga apartemen itu menepuk lengan pria itu. Sementara temannya ia menunggu reaksi dari pria itu.
Michael berusaha membuka matanya perlahan-lahan. Mata Michael terbuka sempurna. Spontan ia merasa aneh kenapa semua ruangan berwarna putih? Apakah dirinya sedang di surga bersama orang tuanya?.
"Akhirnya anda sadar signore" ucap mereka berdua bersamaan.
Michael menoleh ke arah samping. Ia melihat dua pria asing yang sama sekali ia tidak kenal. Sekilas ia mengingat kejadian tadi yang menimpa dirinya.
"Apa mau kau!" sinis Michael ke arah mereka berdua.
Kedua penjaga apartemen itu terkejut mendengarnya.
"Maaf kami penjaga apartemen yang membawa signore ke rumah sakit".
"Omong kosong! Kau yang menembaki diriku bukan! Jawab bedebah!" bentak Michael. Ia sudah tidak peduli dengan keadaan dirinya.
"Tenang signore, kami hanya penjaga apartemen saja" ujar penjaga apartemen itu sembari menyentuh lengan Michael.
Michael menepis lengan penjaga apartemen itu dengan kasar. Ia tidak mau disentuh.
"Jika kalian penjaga apartemen, hubungi para mafiosoku!" titah Michael.
Kedua penjaga apartemen itu nampak terkejut mendengarnya.
"Maaf signore, kami tidak mengerti".
"Ck dasar bodoh" cibirnya.
"Kalian cari ponselku!" titah Michael.
Kedua penjaga apartemen itu mengangguk. Mereka berdua mencari ponsel milik signore Michael. Tidak membutuhkan waktu yang lama ponsel milik Michael berhasil ditemukan.
"Ini signore" penjaga apartemen itu menyodorkan ponsel milik Michael.
Michael lansung menerimanya dan menelpon para mafiosonya.
•Continua•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Siti Aisyah
kya lgi nton film action nih...
2020-08-27
2
Aily Nursehati
baru baca
langsung tertarik sama kisah nya ..
moga aja seru kelqnjiatan nya
2020-08-24
3
Nur Elisya Susanti
bagus authoorr saya suka ceritanya.... dari kemaren baca cerita Inggris dan jepang nah sekarang saya baca cerita italia berasa jalan jalan nih, gara gara baca novel dengan beda latar tempat😂😂😂🗣️
2020-08-23
2