Brian mengurungkan niatnya untuk mengejar Vera karena melihat ada banyak orang dirumahnya dan khawatir bila ia nekat itu justru akan mempermalukan diri sendiri.
Pria itu memilih masuk ke dalam kamarnya dan langsung menuju kamar mandi membersihkan diri dibawah guyuran air shower.
Matanya terpejam menikmati titikan air shower menerpa tubuhnya. Ia mengingat-ingat apa yang ia lakukan bersama Shavana tadi malam.
Benarkah dirinya menodai gadis kampung itu?
Tapi sayangnya ia tidak mengingat apa-apa karena mabuk berat akibat terlalu banyak minum membuatnya tidak sadar dengan apa yang telah ia lakukan pada Shavana.
"Sial!" rutuknya sembari menjambak rambutnya sendiri. Ia tadi melihat dileher Shavana terdapat bekas kecupan dan itu pasti dirinya yang membuatnya.
Sungguh ini diluar kendalinya ia bisa melakukan semua itu.
*
*
Reyhan menatap Brian dan Shavana yang kini tengah duduk dihadapannya. Shavana menundukan kepala dengan jari tangan saling meremas, sementara Brian menatap ayahnya menantikan apa yang akan pria paruh baya itu katakan.
Diruang kerja itu tidak banyak orang hanya ada Reyhan dan Larissa yang duduk dihadapan anak dan keponakan mereka serta Vera yang duduk sendiri di sofa single.
"Kenapa kalian bisa tidur bersama?"
Pertanyaan itulah yang pertama kali Reyhan lontarkan. Ia mencoba menahan diri untuk tidak memukul Brian dan memilih mendengar penjelasan dari kedua orang dihadapannya.
"Aku mabuk, Dad."
"Apa kamu menodai Shavana?"
"Aku nggak tahu."
Jawaban Brian itu seketika membuat dada Vera terasa sesak, seolah ada benda besar menimpa dadanya membuatnya kesulitan untuk bernafas.
Berbeda bila Brian mengatakan bila tidak menodai Shavana maka ia akan mencoba mempercayainya meski rasa kecewa menyelimuti hatinya.
"Apa kamu tidak ingat apa yang sudah kamu lakukan pada Shavana?" tanya Reyhan dan Brian menjawab dengan gelengan.
"Shava, apa kamu juga tidak ingat apa yang kalian lakukan?" tanya Reyhan pada Shavana.
"Aku nggak ingat Pakde," jawab Shavana masih menundukkan kepala.
"Bagaimana bisa ini terjadi pada kalian?"
Shavana semakin menundukkan kepala mengaku salah sementara Brian mengalihkan pandangannya kearah lain tidak berani menatap ayahnya.
"Shava itu saudaramu, Brian, dia sepupu dua kali denganmu. Sebelum ayahnya meninggal dia menitipkan Shava pada Daddy untuk menjaganya. Tapi kamu justru merusaknya," ucap Reyhan benar-benar kecewa pada putranya.
"Kamu hari ini akan menikah, Brian. Lihat di sebelahmu sudah ada Vera calon istrimu dan di bawah sana, di halaman rumah kita sudah banyak tamu undangan yang datang. Sekarang apa yang harus Daddy katakan pada mereka semua?"
"Maaf, Dad." Brian menundukkan kepala hal yang baru saja ia lakukan.
Reyhan menggelengkan kepala benar-benar kecewa pada putra kebanggaannya. Brian yang selalu unggul dalam segala hal baik pendidikam maupun bisnis membuatnya merasa beruntung memiliki putra seperti Brian.
Tapi sekarang untuk pertama kalinya ia kecewa pada pria itu. Putranya sudah melakukan hal fatal, menodai Shavana yang berstatus keponakannya.
"Daddy tidak mau tahu, kamu dan Shava harus menikah," ucap Reyhan membuat semua orang yang ada diruangan itu terbelalak.
"Nggak bisa, Dad, aku udah mau nikah sama Vera," bantah Brian.
"Shava sudah kamu nodai dan kamu tetap akan menikah dengan Vera? Dimana otakmu, Hahh! Bagaimana kalau Shava hamil?"
Brian bergeming mendengar perkataan ayahnya. Sejujurnya ia juga kepikiran dengan hal itu tapi ia sudah akan menikah dengan Vera pernikahan yang selama ini ia nantikan.
"Pakde apa nggak ada jalan lain selain aku dan Mas Brian menikah?" tanya Shavana yang sejak tadi menundukan kepala.
"Kamu mau hamil tanpa suami?" tanya Reyhan membuat Shavana tersentak. Sungguh untuk pertama kalinya ia melihat kemarahan pakdenya.
Sepertinya pakdenya itu bukan hanya kecewa pada Brian saja tapi juga pada dirinya.
"Nggak Pakde," jawabnya dengan kepala kembali menunduk.
"Mas, pikirkan lagi bagaimana dengan Vera kalau Brian menikah dengan Shavana," ucap Larissa menasehati suaminya.
Reyhan mengalihkan pandangannya untuk menatap Vera yang sejak tadi hanya diam seperti patung hidup. Vera tidak ingin ikut bicara, dia hanya ingin mendengar penjelasan Brian dan keputusan apa yang akan diambil calon mertuanya.
"Vera, apa kamu akan tetap menikah dengan Brian setelah mengetahui bila dia sudah menodai Shavana?" tanya Reyhan pada Vera membuat pandangan semua orang tertuju pada gadis itu.
"A-aku ...."
"Honey, aku mohon."
Brian menatap penuh permohonan pada Vera agar tetap mau menerima dirinya. Tapi Vera seolah tak melihat tatapan Brian, ia justru melontarkan perkataan yang membuat Brian kecewa.
"Aku nggak mau, Om."
Seketika wajah Brian berubah masam. Rupanya cinta yang ia berikan pada Vera selama ini tak ada artinya hanya karena ia melakukan satu kesalahan.
"Dengar kan kamu Brian kalau Vera tidak mau menerima kamu lagi," ucap Reyhan pada Brian namun pria itu diam saja tak menyahut.
"Jadi keputusan Daddy sudah bulat. Brian akan menikah dengan Shavana hari ini juga."
Setelah mengatakan itu Reyhan bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan tersebut.
Brian menatap penuh harap pada Vera yang masih terduduk didekatnya, berharap wanita itu mau menerimanya kembali. Tapi lagi-lagi ia kecewa karena Vera tak memberinya kesempatan.
"Tante, sebaiknya aku dan keluargaku pulang aja," ucap Vera berpamitan pada Larissa.
Larissa menatap sendu pada calon menantu tapi nggak jadi. "Maafkan Brian ya, Vera," ucapnya sembari mengusap punggung Vera.
"Nggak apa-apa Tante, mungkin kami belum berjodoh," ucap Vera.
"Ver," panggil Brian berharap wanita itu mau menatapnya tapi Vera justru mengabaikannya. Wanita itu bangkit dari duduknya dan berjalan kearah pintu keluar.
"Sudah Mommy bilang, tadi malam jangan ikut minum tapi kamu ngeyel sih," omel Larissa pada Brian namun pria itu tetap bergeming.
Larissa mengajak Shavana ikut dengannya untuk dirias karena gadis itu akan menggantikan Vera menikah dengan Brian.
*
*
Reyhan mengumumkan pada semua tamu yang hadir dirumahnnya, bila pernikahan akan tetap berlangsung namun dengan pengantin wanita diganti oleh Shavana.
Tak sedikit orang bertanya-tanya alasan pengantin wanita diganti. Mereka semua jadi berasumsi masing-masinh sesuai dengan apa yang mereka pikirkan.
"Saya sangat kecewa pada keputusan anda yang memilih menikahkan Brian dengan gadis itu di bandingkan melanjutkan menikahkan Brian dengan Vera," ucap ayah Vera.
"Sekali lagi saya minta maaf, karena hanya itu yang bisa saya lakukan."
"Beruntung Vera tidak mau menerima Brian lagi, sehingga saya bisa menerima keputusan anda ini," ucap ayah Vera.
"Terima kasih anda sudah mau menerima keputusan saya."
Ayah Vera menganggukan kepala, kemudian mengajak Vera dan istrinya serta rombongan pengiring pengantin wanita untuk pulang.
*
*
Pernikahan itu akhirnya dimulai saat hari sudah menjelang siang. Shavana dan Brian duduk berdampingan dengan kepala ditutupi selendang putih senada dengan pakaian pengantin yang mereka kenakan.
Brian menyambut tangan penghulu, kemudian mengucapkan ijab qobul atas nama Shavana di hadapan semua orang yang menyaksikannya.
SAH!
Serentak semua orang mengucap kata sah membuat penghulu segera membaca doa setelah akad.
"Silakan ditandatangani." Penghulu menyodorkan berkas pernikahan kehadapan Brian dan Shavana untuk ditandatangani oleh mereka.
Setelah selesai Brian bangkit dari duduknya membuat semua pasang mata tertuju padanya.
"Kamu mau kemana?"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
🌺awan's wife🌺
loh koq sama
2023-11-04
0