BAB. 2 Mencari Brian

"Bersulang!" teriak Ken, teman Brian. Pria itu mengangkat gelas berisi minuman berwarna merah di dalamnya.

Saat ini Brian dan kedua temannya sedang berkumpul di halaman belakang untuk merayakan pernikahan Brian yang akan dilaksanakan besok pagi. Katanya sebagai penyambutan pelepasan keperjakaan.

"Brian, angkat gelas lu," titah Ken.

Kedua teman Brian sudah mengangkat gelas mereka untuk minum bersama, namun Brian tak kunjung mengangkat gelasnya.

"Kalian aja lah yang minum, gue nggak," tolak Brian.

"Yaahh, nggak asik kalau lu nggak ikutan. Kita-kita di sini itu lagi ngerayain lu yang mau nikah, masa lu nggak minum sih," ucap Ken kecewa.

"Gue nggak mau, nanti habis minum mabok terus besok bangun kesiangan. Belum lagi kalo gue udah mabok suka nggak inget apa-apa," sahut Brian.

"Minumnya dikit aja, lu pasti nggak bakalan mabok," ucap Alex teman Brian yang lain.

"Nggak," tolak Brian sekali lagi.

"Ya udah deh kalau lu nggak mau, biar kita berdua aja yang minum ya, kan, Lex?" tanya Ken pada Alex.

"Yo'i, Ken."

"Terserah!"

Sementara kedua temannya sedang menikmati minuman, Brian hanya menikmati kacang kulit untuk menemani kedua temannya yang sudah menghabiskan satu gelas minuman berwarna merah.

Ken sengaja membawa minuman itu karena ingin merayakan pernikah Brian meski harus mendengar omelan Larissa dulu.

Tidak sengaja pandangan Brian melihat Shavana yang sedang duduk dibalkon kamar, mendongak menatap langit hitam bertabur bintang diatas sana. Dari tempatnya duduk Brian bisa melihat dengan jelas apa yang sedang Shavana lakukan, meski tidak mendengar apa yang gadis itu ucapkan.

"Bapak, Ibu, semoga kalian bahagia di atas sana. Aku sekarang tinggal di rumah pakde Reyhan, kalian ndak usah mengkhawatirkan aku lagi karena disini pakde sama bukde sangat baik. Mereka menyayangi aku seperti anak mereka sendiri."

Shavana sangat merindukan kedua orang tuanya yang sudah tiada. Sejak kecil ia hanya dibesarkan oleh ayahnya seorang diri karena Ibunya sudah meninggal saat melahirkan dirinya. Dan satu bulan yang lalu ayah Shavana juga meninggal membuat dirinya kini menjadi gadis yatim piatu.

"Sstt." Ken memberi kode pada Alex agar melihat Brian yang sedang menatap Shavana tak berkedip.

"Kayaknya gue baru lihat cewek itu deh." Ken berbicara tepat didekat telinga Brian membuat pria itu tersadar bila sudah menatap Shavana terlalu lama.

Brian langsung meneguk minuman di hadapannya untuk mengalihkan kegugupannya.

"Siapa dia Bro? Cakep bener, cantiknya alami." Alex ikut menimpali. Ia bahkan menatap kagum pada Shavana.

"Gue juga nggak kenal. Tadi siang dia datang kerumah ngaku-ngaku keponakan Daddy gue," ucap Brian memberi tahu kedua temannya.

"Yakin lu nggak naksir sama tuh cewek, secara dia cakep bro." Ken merangkul bahu Brian.

"Nggak lah, dia bukan selera gue," sergah Brian. Pria itu menyodorkan gelasnya yang sudah kosong pada Alex agar diisi minuman lagi.

"Katanya lu nggak mau minum," ucap Alex membuat Brian menatap kesal padanya.

"Itu tadi, sekarang gue mau minum. Buruan tuangin," titahnya.

Alex menurut saja kemudian menuang lagi minuman berwarna merah itu dan Brian langsung meneguknya. Meminta lagi diisi dan meneguknya lagi.

*

*

Tok tok tok.

Pintu kamar Shavana diketuk oleh seseorang membuat wanita itu bangkit dari duduk dibalkon dan menghampiri pintu untuk membukanya.

"Ini camilan untuk Nona," ucap pelayan.

"Ooh, taro aja di meja itu." Shavana menunjuk meja yang ada dikamarnya.

"Silakan dinikmati," ucap pelayan itu setelah meletakkan camilan dan minuman diatas meja.

"Terima kasih," ucap Shavana kemudian menutup kembali pintu kamarnya.

Shavana bergegas menghampiri camilan yang baru saja diantarkan pelayan kemudian memakannya dan mengakhiri dengan meminum minumannya.

"Wlek, minuman apa ini?" Shavana menjulurkan lidahnya merasa aneh saat minuman itu masuk kedalam mulut dan tenggorokkannya.

Shavana mengangkat gelas minuman itu yang memperlihatkan warna merah pekat tidak begitu kental dan tidak begitu encer.

"Apa ini ada alkoholnya?" Shavana menghirup aroma minuman itu kemudian menggoyang-goyangkan gelasnya.

Rasa dan aroma minuman itu sangat asing bagi Shavana membuatnya langsung menduga bila minuman tersebut mengandung alkohol. Dan benar saja tidak lama kemudiam Shavana merasakan kepalanya berdenyut nyeri dengan penglihatan mulai berkunang-kunang.

"Aduh aku kan nggak pernah minum alkohol."

Shavana memijit kepalanya dengan satu tangan karena tangan satunya ia gunakan untuk meletakan kembali gelas yang ia pegang keatas meja.

Seumur hidup ini pertama kalinya Shavana minum alkohol. Ia tak bisa mengendalikan dirinya meski hanya minum separuh gelas tetap saja pengaruhnya sangat besar bagi tubuh Shavana yang belum pernah terkontaminasi dengan minuman itu.

Sementara itu Brian yang tengah melakukan perayaan dihalaman belakang segera pamit pada kedua temannya karena sekarang sudah mabuk berat.

"Gue bantu lu jalan sampe kamar." Ken sudah hendak memapah Brian namun pria itu menolaknya.

"Nggak perlu! Gue masih bisa jalan sendiri," ucap Brian setengah sadar.

"Yakin lu bisa jalan sendiri?" tanya Alex.

"Yakin. Sana kalian pulang juga, jangan lupa besok jam delapan hadir di acara pernikahan gue." Brian mendorong Ken dan Alex agar segera bubar.

"Ya udah gue pulang," ucap Ken pamit.

"Gue juga pulang," ucap Alex juga.

Brian mengangguk, kemudian melangkah sempoyongan masuk ke dalam rumah.

Rumah orang tua Brian sangat sepi padahal besok akan ada pesta pernikahan untuknya. Tidak ada satu orang pun yang Brian jumpai saat masuk ke dalam rumah, itu karena malam sudah sangat larut dan mereka harus bangun pagi untuk menyaksikan dirinya menikah besok pagi.

Brian sejak tadi sudah diminta masuk ke dalam rumah tapi pria itu terus mengatakan 'nanti' hingga baru sekarang pria itu baru masuk kedalam rumah.

Brian yang sudah mabuk berat tidak sadar bila ia salah masuk kamar.

*

*

"Brian kok belum kelihatan ya, Mas?" tanya Larissa.

Saat ini hari sudah berganti pagi dan kurang dari dua jam lagi Brian akan menikah.

"Mungkin lagi siap-siap di kamarnya," jawab Reyhan, namun hingga tepat pukul delapan pagi Brian tidak kunjung datang padahal penghulu dan mempelai wanita sudah datang bersama rombongan yang mengiringnya.

Hal itu tentu saja membuat acara pernikahan menjadi gaduh dengan isu calon mempelai pria kabur.

Reyhan dan Larissa kembali masuk kedalam rumah dan bergegas menuju kamar Brian untuk mencari putra mereka.

Sementara anggota keluarga Reyhan yang lainnya menenangkan para tamu undangan yang sudah mulai gaduh.

"Kamu kemana sih Brian, kenapa belum datang juga?" Vera calon istri Brian terus menghubungi nomor ponsel pria itu. Nomor telepon aktif namun Brian tidak menjawabnya.

"Kamarnya dikunci, Mas," ucap Larissa yang tidak bisa membuka pintu kamar Brian.

"Biar pelayan yang ngambil kunci serep," ucap Reyhan kemudian memerintahkan pelayan untuk mengambilkan kunci serep kamar Brian dan tidak butuh waktu lama pelayan itu datang membawakan kunci tersebut.

Vera yang ingin tahu keberadaan calon suaminya juga kini sudah bergabung dengan calon mertuanya.

Ceklek.

Pintu kamar Brian terbuka membuat mereka langsung masuk kedalam kamar.

Brian!

Brian!

Panggil mereka mencari Brian di kamar itu.

Bersambung...

*

*

Jangan lupa tinggalkan jejak ya, beri like, komen dan votenya 😍😍

Terpopuler

Comments

As Lamiah

As Lamiah

wadu Brian nyasar kekamar sebelah nih 🤭

wah bakal ada huru-hara nih 🤭

2023-11-03

0

🌺awan's wife🌺

🌺awan's wife🌺

Brian tidur sama Savana tu

2023-11-03

0

Nofita Sari

Nofita Sari

jngan² brian tidur sma shavana wah bsa gawat nie bkal batal nikah ni si brian

2023-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Tinggal di Rumah Pakde
2 BAB. 2 Mencari Brian
3 BAB. 3 Frustasi
4 BAB. 4 Keputusan
5 BAB. 5 Gara-gara Ken
6 BAB. 6 Apa Harus Menerima?
7 BAB. 7 Jangan Jadi Pria Badjingan
8 BAB. 8 Permohonan
9 BAB. 9 Kacau
10 BAB. 10 Tak Ingin Kehilangan
11 BAB. 11 Sendiri
12 BAB. 12 Kemungkinan
13 BAB. 13 Harus Menerima
14 BAB. 14 Ketahuan
15 BAB. 15 Seklebet Bayangan
16 BAB. 16 Rumor
17 BAB. 17 Belum Bisa Menerima
18 BAB. 18 Benarkah Kamu Berbeda?
19 BAB. 19 Kedatangan Derrick
20 BAB. 20 Banyak Masalah
21 BAB. 21 Tak Menyangka
22 BAB. 22 Nggak Usah Sok Perduli
23 BAB. 23 Permintaan Bukde
24 BAB. 24 Dipantau
25 BAB. 25 Aku Merindukanmu
26 BAB. 26 Tak Mampu Menjawab
27 BAB. 27 Butuh Tenaga
28 BAB. 28 Dijodohkan
29 BAB. 29 Dilema
30 BAB. 30 Keputusan Vera
31 BAB. 31 Mabuk
32 BAB. 32 Itu yang Terjadi
33 BAB. 33 Tidak Ingin Memberi Tahukan
34 BAB. 34 Ngidam
35 BAB. 35 Gara-gara Martabak
36 BAB. 36 Jadi Sebal Sendiri
37 BAB. 37 Nggak Sengaja!
38 BAB. 38 Sudah Berbaikan
39 BAB. 39 Butuh Dukungan
40 BAB. 40 Hanya Masa Lalu
41 BAB. 41 Shavana Turun!
42 BAB. 42 Manjat Pohon
43 BAB. 43 Aku Yakin Kamu Mengerti Itu
44 BAB. 44 Bertemu Mantan Kekasih Suami
45 BAB. 45 Tidak Menutup Kemungkinan
46 BAB. 46 Iya Sayang, Iya
47 BAB. 47 Bertemu Ken
48 BAB. 48 Apa ini Jatuh Cinta?
49 BAB. 49 Menggoda Shavana
50 BAB. 50 Maaf
51 BAB. 51 Berbicara dengan Derrick
52 BAB. 52 Perawatan
53 BAB. 53 Dua Orang yang Tersakiti
54 BAB. 54 Andai ini Sungguhan
55 BAB. 55 Tetaplah di Sisiku
56 BAB. 56 Penjelasan Brian
57 BAB. 57 Ingin Memperbaiki
58 BAB. 58 Sudah Mengikhlaskan
59 BAB. 59 Dua Saudara yang Saling Menyayangi
60 BAB. 60 Berjuanglah
61 BAB. 61 Tak Bisa Menolak
62 BAB. 62 Antusias
63 BAB. 63 Belum Memberi Tahu
64 BAB.64 Bermain
65 BAB. 65 Rekaman CCTV
66 BAB. 66 Menerima Penjelasan
67 BAB. 67 Menghadapi Kenyataan
68 BAB. 68 Saran Daddy Reyhan
69 BAB. 69 Serba Salah
70 BAB. 70 Mengakui
71 BAB. 71 Hanya karena Satu Wanita
72 BAB. 72 Berangkat ke Jepang
73 BAB. 73 Ingin Meminta Hak
74 BAB. 74 Sama-sama Menikmati
75 BAB. 75 Akan Menjalani Lebih Dulu
76 BAB. 76 Berdamai
77 BAB. 77 TAMAT
78 Bukan Sekedar Sugar Daddy
79 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 79 Episodes

1
BAB. 1 Tinggal di Rumah Pakde
2
BAB. 2 Mencari Brian
3
BAB. 3 Frustasi
4
BAB. 4 Keputusan
5
BAB. 5 Gara-gara Ken
6
BAB. 6 Apa Harus Menerima?
7
BAB. 7 Jangan Jadi Pria Badjingan
8
BAB. 8 Permohonan
9
BAB. 9 Kacau
10
BAB. 10 Tak Ingin Kehilangan
11
BAB. 11 Sendiri
12
BAB. 12 Kemungkinan
13
BAB. 13 Harus Menerima
14
BAB. 14 Ketahuan
15
BAB. 15 Seklebet Bayangan
16
BAB. 16 Rumor
17
BAB. 17 Belum Bisa Menerima
18
BAB. 18 Benarkah Kamu Berbeda?
19
BAB. 19 Kedatangan Derrick
20
BAB. 20 Banyak Masalah
21
BAB. 21 Tak Menyangka
22
BAB. 22 Nggak Usah Sok Perduli
23
BAB. 23 Permintaan Bukde
24
BAB. 24 Dipantau
25
BAB. 25 Aku Merindukanmu
26
BAB. 26 Tak Mampu Menjawab
27
BAB. 27 Butuh Tenaga
28
BAB. 28 Dijodohkan
29
BAB. 29 Dilema
30
BAB. 30 Keputusan Vera
31
BAB. 31 Mabuk
32
BAB. 32 Itu yang Terjadi
33
BAB. 33 Tidak Ingin Memberi Tahukan
34
BAB. 34 Ngidam
35
BAB. 35 Gara-gara Martabak
36
BAB. 36 Jadi Sebal Sendiri
37
BAB. 37 Nggak Sengaja!
38
BAB. 38 Sudah Berbaikan
39
BAB. 39 Butuh Dukungan
40
BAB. 40 Hanya Masa Lalu
41
BAB. 41 Shavana Turun!
42
BAB. 42 Manjat Pohon
43
BAB. 43 Aku Yakin Kamu Mengerti Itu
44
BAB. 44 Bertemu Mantan Kekasih Suami
45
BAB. 45 Tidak Menutup Kemungkinan
46
BAB. 46 Iya Sayang, Iya
47
BAB. 47 Bertemu Ken
48
BAB. 48 Apa ini Jatuh Cinta?
49
BAB. 49 Menggoda Shavana
50
BAB. 50 Maaf
51
BAB. 51 Berbicara dengan Derrick
52
BAB. 52 Perawatan
53
BAB. 53 Dua Orang yang Tersakiti
54
BAB. 54 Andai ini Sungguhan
55
BAB. 55 Tetaplah di Sisiku
56
BAB. 56 Penjelasan Brian
57
BAB. 57 Ingin Memperbaiki
58
BAB. 58 Sudah Mengikhlaskan
59
BAB. 59 Dua Saudara yang Saling Menyayangi
60
BAB. 60 Berjuanglah
61
BAB. 61 Tak Bisa Menolak
62
BAB. 62 Antusias
63
BAB. 63 Belum Memberi Tahu
64
BAB.64 Bermain
65
BAB. 65 Rekaman CCTV
66
BAB. 66 Menerima Penjelasan
67
BAB. 67 Menghadapi Kenyataan
68
BAB. 68 Saran Daddy Reyhan
69
BAB. 69 Serba Salah
70
BAB. 70 Mengakui
71
BAB. 71 Hanya karena Satu Wanita
72
BAB. 72 Berangkat ke Jepang
73
BAB. 73 Ingin Meminta Hak
74
BAB. 74 Sama-sama Menikmati
75
BAB. 75 Akan Menjalani Lebih Dulu
76
BAB. 76 Berdamai
77
BAB. 77 TAMAT
78
Bukan Sekedar Sugar Daddy
79
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!