Pagi tiba dengan embun dan awan yang masih tenang berserta bunyi bunyi nyaring orang orang yang siap untuk beraktifitas.
Seorang gadis pagi itu sudah bangun sejak pukul 4 dini hari, dia memasak banyak makanan dan membereskan rumahnya dengan sangat baik, pagi itu jam menunjukan pukul 6 pagi.
"Ma, bangun!" Teriak gadis itu yang tak lain adalah Nayla, dia sejak 20 menit lalu terus berteriak meminta sang ibu untuk beranjak dari tempat tidurnya.
"Ma!" Teriaknya lagi saat tidak mendapatkan pergerakan apapun dari orang yang di panggilnya, perdebatan semalam tidak berujung panjang dan mereka juga bisa tidur lebih awal tapi mengapa Bu Tika terlambat bangun? Jelas jawabannya karena itu hari libur.
"Ma, bangun ih! Aku udah masak nih. Cepet aku udah kesiangan mau lari, aku tinggal aja ya makanannya di meja." Teriak Nayla lagi sebelum akhirnya dia memasukan earphone ke telinganya membuka pintu dan berangkat untuk rutinitas paginya.
Baju Nayla kebesaran, celana trening dan rambut yang di ikat seperti ekor kuda membuat kesan cool pada wajahnya yang manis. Nayla mulai lari menuruni anak tangga dan sampai di depan gedung apartemennya dia mulai berlari menuju taman yang tidak jauh dari sana.
Suasana pagi itu cukup riuh, karena banyak orang yang menghabiskan waktu libur mereka untuk bersenang senang bersama keluarganya.
Nayla yang memang sudah terbiasa berlari sejak kecil di tempat itu sudah menjadi pemandangan biasa orang orang di sana dan mereka sudah tidak merasa aneh saat Nayla berlari pelan, cepat kemudian sangat cepat.
Orang yang baru pertama melihatnya mungkin akan terkesima melihat bagaimana gadis itu melatih fisiknya namun bagi mereka yang sudah biasa mereka hanya bisa menggeleng dan menyapanya.
Nayla kembali ke apartemennya saat jam menunjukkan jam 7 pagi dia langsung meluncur ke dapur dan melihat sang Mama yang nampak baru bangun, terlihat dengan rambut yang masih awut awutan dan wajah yang mengantuk.
Nayla mengambil sebotol air mineral dari sebuah kardus di pojok ruangan, dia meneguk air itu hingga tak tersisa.
"Tumben cepet." Tegur sang Mama yang masih dalam kondisi malas malasan menyantap sarapan paginya.
"Kita belanja hari ini Ma, cepet ah mandi." Nayla berjalan ke kamarnya dan langsung melakukan peregangan di dalam kamarnya supaya keringat yang sedari tadi membasahi tubuhnya cepat kering.
Setengah jam Nayla habiskan melakukan pendinginan sebelum akhirnya dia mengambil handuk dan mandi, air yang dingin menyentuh kulit putihnya dan membuat tubuhnya seketika mendapatkan tenaga baru.
"Apa ini!" Nayla tertegun saat tiba tiba otaknya teringat akan seseorang, orang yang sudah menyakitinya beberpa tahun lalu.
"Otak gila! Ayolah pikirkan yang lain." Keluh Nayla mulai menyelesaikan mandinya.
Dia membolak balik banyak pakaiannya hingga pilihannya jatuh pada sebuah baju yang lumayan terbuka namun masih terbilang normal.
Nayla menggunkan baju terusan berwarna putih tulang dengan sebuah tambahan manset longgar terlihat sejenis jaket namun bukan karena sangat tembus pandang, dia juga menghiasi telinganya dengan anting anting yang memberi kesan cantik pada wajahnya. Kalung dan gelang juga menghiasi leher dan tangannya hingga penampilannya nampak sempurna.
Baju terusan dengan bawahan agak pendek itu di padu padankan dengan sepatu yang menutupi betisnya membuat tubuh Nayla nampak sempurna.
Dulu Nayla adalah orang yang tidak begitu memikirkan penampilan, namun sejak dua tahun lalu dia mulai sedikit demi sedikit berubah, dia juga sangat menyayangkan dengan kelakuannya dulu.
Sebab kelakuannya dulu yang acuh tak acuh pada penampilan yang membuat kekasihnya pergi darinya dan membuat dia tidak memiliki teman, tapi bukan itu yang menjadi tujuan Nayla kini, dia hanya ingin membuktikan diri saja sudah cukup baginya terus menutup diri dengan keadaan, meski sifat introvernya dia sendiri yakin tidak akan hilang.
Nayla keluar kamar dan melihat sang Mama yang masih di kamarnya, Nayla tersenyum lembut hingga 20 menit kemudian ibunya keluar dengan penampilannya yang biasa begitu begitu saja, Nayla tersenyum.
"Kamu makin cantik Nay." Puji sang Mama Nayla hanya nyengir kuda saat mendengar pujian itu mereka berangkat pukul 10 siang dari apartemen mereka menuju sebuah pusat perbelanjaan di pusat kota.
"Kita mau beli apa aja Nay?" Tanya sang Mama yang sudah siap dengan jinjingannya.
"Pertama tama aku mau beli perlengkapan belajar dulu, kaya buku dan alat tulis, baru habis itu kita beli belanjaan rumah dan keperluan OSPEK." Ibu Nayla mengangguk, selama ini Nayla yang selalu mengurus kebutuhan rumah, karena mereka sejak dulu sudah hidup berdua dan Ibunya yang selalu sibuk mengharuskan Nayla untuk belajar lebih dewasa dari usianya.
Kegiatan belanja mereka berjalan dengan sangat baik, Nayla juga berhasil mendapatkan barang barang yang dirinya inginkan dan dia juga mendapatkan barang barang yang sangat dia butuhkan.
Hingga beberapa mata tiba tiba menghujam menatap tubuh Nayla, Nayla sedikit bingung dengan tatapan itu, apa penampilannya aneh? Pikirnya.
"Ma, aku aneh ya?" Tanya Nayla saat Mamanya tengah mengambil beberapa sabun cair di bagian bawah.
"Kamu cantik, gak aneh." Jawab sang Mama, kini Nayla tau bila penampilannya tidak aneh tapi entah mengapa beberapa orang justru memperhatikannya sedari tadi.
Nayla menuju pojok ruangan di mana sebuah cermin besar terlihat Nayla bercermin, dia menggelengkan kepalanya memang tidak ada yang salah dari penampilannya. Nayla juga berbalik takutnya ada tangan usil dan mengerjainya.
"Aku gak apa apa, tapi kenapa mereka menatapku seperti Itu?" Nayla setengah berbisik bertanya pada dirinya sendiri.
"Eh tunggu, bukannya dia Dadang?" Nayla akhirnya melihat orang yang di kenalnya kemarin nampak tengah kebingungan.
"Dadang!" Teriak Nayla melambaikan tangannya pada David yang sedari tadi celingukan.
Mata David membulat saat melihat Nayla, hampir saja dia muntah darah melihat sosok di depannya itu.
'Cantik banget, oh tuhan terimakasih kamu memberi aku hidup hingga hari ini, hingga aku bisa melihat sosok bidadari yang kamu kirimkan.' Ucap David dalam hati.
"Kok dia diem aja si." Nayla semakin bingung akhirnya dia memutuskan mendekat ke arah David.
Seketika itu juga jantung Dadang berdegup tak beraturan badannya terasa meleleh, langkah tubuh Nayla kian mendekatinya Dadang kembali merasakan hawa aneh yang menghiasi dirinya, entah apa yang ada di pikirannya kala itu. Mungkinkah dirinya tengah jatuh cinta? Tapi mana mungkin jatuh cinta bisa secepat itu, Dadang tidak memeperdulikannya dia kini benar benar menikmati getaran di dadanya.
"Dang, mau tanya nih ada yang salah ya sama tampilan aku?" Nayla bertanya dengan wajah kebingungan hingga sebuah kata yang mampu membuat mata membulat keluar begitu saja dari bibir David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Ansye Bora T
wah koq nanya ke yg sdg dag dig duk ?
2023-11-08
1
🌺SanTie santi
wah si dadang mulai jatuh cintrong kayaknya sama nay🥰🥰🥰🥰
2023-11-02
2