Chapter 3

 Apa dirinya yang terlalu terbawa perasaan dan menganggap sikap Revan padanya istimewa? padahal apa yang dilakukan Revan adalah hal biasa yang dilakukan seorang manajer pada staf

Pukul 12.00

Jam istirahat telah tiba, seluruh karyawan segera berdiri dari tempat duduk mereka dan mulai berhamburan untuk keluar, baru saja Kina berdiri dirinya dihampiri oleh Sisilia (Sekretaris Direktur).

“Kina...Kina...huh..huh” Sisilia mencoba menormalkan nafasnya setelah berlari dari lantai 5 turun ke lantai 3 melalui tangga darurat karena lift perusahaan begitu lama terbuka.

“ya ampun Bu Sila ada apa? Duduk dulu bu” 

Kina menggeser kursinya ke belakang Sisilia agar wanita berumur 35 tahun tersebut bisa  menenangkan dirinya terlebih dahulu, namun wanita tersebut menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menarik tangan Kina untuk mengikutinya ke arah lift berada membuat beberapa karyawan memandang mereka berdua dengan penasaran karena jarang melihat Sekretaris Direktur berlari terponggoh ponggoh hanya demi untuk memanggil karyawan.

“bu..bu Sila...kita mau kemana?”

Untung saja pintu lift langsung terbuka karena jika tidak, Sisilia pasti akan menendang pintu tersebut karena membuatnya sangat emosi seharian ini.

Setelah menekan tombol 10 Sisilia baru bisa sedikit bernafas dengan lega

“bu Sila sebenarnya ada apa?”

Sisilia menggelengkan kepalanya, Ia pun tidak mengerti dengan situasi yang terjadi, sejak dirinya sampai di meja kerjanya yang berada di depan ruang direktur ada beberapa pria berbadan besar dan menggunakan setelan jas hitam formal berdiri di depan pintu direktur yang terbuka lebar, saat dirinya mencoba memaksa masuk pun dia tidak diijinkan bahkan di saat dia mengancam akan menelpon polisi salah satu pria mengatakan tidak perlu karena polisi sudah berada di dalam ruangan direktur sejak dini hari.

Sisilia berdiri dengan gelisah di tempatnya sesekali melirik ruangan direkturnya, pikirannya melayang memikirkan alasan mengapa pria-pria berbadan besar ini serta polisi berada disini, apa direkturnya terlibat masalah?

Ting

Pintu lift terbuka dan menampilkan 4 pria berjas hitam dengan 1 pria berjas maron yang berjalan di depan. Pria-pria yang berjaga di depan pintu direktur sedikit menundukkan kepalanya untuk memberi hormat. Pria berjas maron itu pun melepas kacamata hitamnya dan melihat Sisilia dengan mata tajamnya, Sisilia yang ditatap seperti itu menjadi gugup dan sedikit memundurkan badannya.

“apa anda Sekretaris Direktur?”

“b..be..benar tuan, anda siapa?”

“Daniel, bukankah seharusnya dia berada di lantai 5?”

“menurut informasi dan data yang saya dapatkan, yang terlibat hanya Direktur, manajer keuangan  dan satu investor tuan”

Sisilia memandang keduanya dengan bingung, mengapa Ia harus berada di lantai 5 yang dimana lantai tersebut divisi keuangan berada.

“antar dia kesana dan perlihatkan apa yang sedang terjadi”

“siap tuan”

“t..tapi direktur saya” Sisilia memandang pintu ruang direkturnya yang masih terbuka dengan bingung, “di dalam sana hanya ada beberapa polisi yang sedang mencari barang bukti, dan atasan anda sekarang berada di lantai 5”

“barang bukti? Maksudnya apa? Ada apa sebenarnya? Tolong jelaskan ke saya tuan”

“sebaiknya kita segera menuju lantai 5, jika anda ingin lebih tahu apa yang sedang terjadi”

Setelah itu dirinya baru mengetahui jika Direktur yang selama ini Ia hormati melakukan korupsi bersama manajer keuangan dan satu investor, dan mereka bertiga diperiksa oleh polisi secara bergantian di ruangan yang berbeda di lantai 5, Sisilia hampir saja terjatuh jika saja Daniel  tidak membantu menahan tubuhnya, dipikirannya memikirkan bagaimana jika kasus ini membuat kantor ditutup, bagaimana dirinya menyambung hidup dengan anak semata wayangnya?

Drrrtt

Drrrtt

Drrrtt

Daniel mengangkat teleponnya yang bergetar

“iya tuan?”

“.....”

“siap tuan, akan saya sampaikan”

Daniel memasukkan kembali ponselnya ke saku jas “bu Sisilia, apa anda masih ingin bekerja di perusahaan ini?”

Sisilia memandang Daniel penuh harap “ tentu saja, saya masih membutuhkan pekerjaan ini. Tapi bagaimana....”

“bos saya, tuan Rafael yang tadi anda temui yang akan mengambil alih perusahaan ini setelah semua masalah yang ada di kantor ini selesai dan akan merombak sistem dan manajemen perusahan. Tuan Rafael masih mempertimbangkan beberapa karyawan yang memiliki status bersih dan tidak terlibat dalam kasus korupsi direktur anda, dan anda salah satu orang terpilih. Apakah anda bersedia bekerja dibawah pimpinan tuan Rafael, bu Sisilia?”

Sisilia berdiri dari duduknya dan dengan cepat memegang kedua tangan Daniel dengan tidak sadar, “saya...saya bersedia bekerja untuk Pak Rafael, apapun pekerjaannya akan saya terima”

“baik, jika begitu tuan Rafael meminta karyawan yang bernama nona Kina untuk datang menemuinya di ruang direktur, bisakah anda membawanya untuk tuan Rafael, bu Sisilia?”

Sisilia mengangguk dengan cepat dan segera berlari meninggalkan Daniel di tempatnya.

Ting

Sisilia menggandeng tangan Kina untuk berjalan menuju ruang direktur yang sekarang ini pintunya sudah tertutup rapat, dan hanya ada 1 orang yang berjaga di depan pintu tersebut.

Bodyguard yang melihat Kina berjalan ke arahnya dengan cepat bergeser dan membuka pintu

“silahkan masuk, kedatangan anda sudah ditunggu” Kina menoleh ke arah Sisilia dan Ia mendapat anggukannya. Kina hanya bisa berdoa dalam hati semoga Ia tidak mendapat kemarahan dari Direkturnya walaupun Ia belum tahu telah melakukan kesalahan apa.

Setelah Kina berada di dalam kedua matanya tertuju pada kursi Direktur membelakanginya dan menghadap ke arah jendela kaca besar yang menampilkan pemandangan kesibukan jalanan kota.

 “permisi Pak, apa benar Bapak memanggil saya?”

Kursi Direktur berputar dengan pelan dan menampilkan sosok pria asing yang semalam Ia hindari

 “lama tidak berjumpa”

“a...anda siapa? Di..dimana Pak Direktur?”

“menurutmu dengan saya duduk di kursi ini, apa saya bukan Direktur?”

Kina termenung di tempatnya, bagaimana bisa Direkturnya berganti dengan orang lain dalam satu malam tanpa ada informasi yang beredar di dalam kantor.

Terlalu lama Kina termenung tanpa sadar pria tersebut berjalan pelan ke hadapan Kina.

Rafael melingkarkan tangannya pada pinggang Kina dan mendorong ke arahnya, Kina yang tersadar dari lamunannya tanpa sadar kedua tangannya sudah berada pada kedua pundak  Rafael, semakin Kina mendorong pria itu untuk menjauh semakin kencang Rafael mengeratkan pelukannya.

“jangan seperti kamu tidak mengingatku?”

“saya memang tidak mengenal anda tuan, jika sudah tidak ada kepentingan saya akan kembali ke meja saya”

“siapa yang mengijinkan kamu untuk keluar dari ruangan ini, kamu boleh keluar jika kamu sudah mengingatku?”

Kina menggigit bibirnya ragu, Ia ingin segera keluar dari ruangan ini, tapi jika Ia jujur Ia tidak bisa menebak hal apa yang akan Ia alami kedepannya. Dengan sedikit mengumpulkan keberanian Kina mendorong dengan kasar pria itu.

“ya, memang benar saya mengingat anda, anda yang malam itu membawa saya ke hotel”

Kina sudah pasrah jika setelah ini dirinya akan dipecat atau dipermalukan, Ia rasa setelah ini dirinya akan pindah ke kota dimana tidak ada satupun orang yang mengenal dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!