Alex menaikkan turunkan bahunya
“aku tidak pernah mengatakan seperti itu Kina, tak bisakah kau membaca pesan apa yang ku maksud?”
“salahmu sendiri mengapa kau selalu bercerita jika ingin memberitahuku”
Alex menggulirkan kedua matanya, ternyata polos dan bodoh hanya berbeda tipis.
“maksudku, tetap berhati - hati lah dan juga jaga sikap serta ucapan karena di dalam club ini ada berbagai macam manusia yang bahkan kita tidak tahu mereka mempunyai niat apa datang ke tempat ini, menurutku kejadian wanita tersebut bisa saja pelakunya adalah salah satu pengunjung yang merasa kesal dengan kelakuan wanita tersebut atau bahkan pelakunya adalah orang terdekat korban sendiri”
“jika pelaku adalah orang terdekat korban itu mungkin masuk akal, kalau pelaku adalah salah satu pengunjung yang kesal dengan perlakuan si wanita, padahal mereka tidak saling kenal, menurutmu apa itu masuk akal?”
“we never know Kina, kita tidak tahu isi pikiran semua orang, yang terlihat diam dan tenang bisa jadi isi kepalanya sedang merangkai rencana jahat untuk orang lain”
“cukup Alex, jangan membuatku takut”
Alex terkekeh, ternyata wanita ini penakut juga tidak sebanding dengan sifat keras kepalanya.
“ apakah kau begitu memiliki banyak waktu luang sehingga bisa tertawa Alex?"
" Bukankah kau yang menyuruhku agar selalu ramah dengan para pelanggan, bos?"
Kina mematung di tempatnya.
Bos?
Jadi pria yang berdiri di sampingnya saat ini adalah pria yang membawanya saat itu.
"Kau benar Alex"
“shiit” lirih Kina
Dengan terburu - buru Kina mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna biru, dan dengan cepat menutupi sebelah wajahnya dengan tas kecil yang Ia bawa dan berjalan mengendap-endap menuju pintu keluar, seruan dari Alex yang memanggilnya pun Kina hiraukan.
"Sepertinya sudah dua kali kau ditinggalkan bos" ucap Alex
"Akan Ku pastikan ini yang terakhir"
setelah menuangkan minuman yang selalu bosnya nikmati di meja bar, Alex berlalu menuju sisi lain untuk melayani pelanggan yang baru datang.
“sejak kapan?”
“sejak satu jam yang lalu tuan” pria berjas navy menyeringai
“sudah kau dapatkan datanya?”
“sudah tuan” pria berjas hitam menyerahkan ipadnya yang sudah menampilkan data pribadi seseorang.
“apa saya perlu menyuruh orang untuk mengikutinya tuan?” pandangan mereka berdua tertuju pada sesosok gadis yang terburu-buru memasuki mobilnya.
“tentu saja, jangan sampai kehilangannya lagi seperti minggu lalu”
pria berjas hitam menundukkan kepalanya karena merasa bersalah akibat keteledoran para bodyguard yang Ia suruh menjaga seorang wanita yang tertidur namun malah tidak mengetahui jika wanita tersebut sudah kabur melarikan diri dari pantauan mereka.
“maaf tuan, kali ini kami akan mengawasinya dengan baik”
Pria berjas navy kembali membaca setiap kata dan melihat beberapa foto seorang wanita yang ada di ipad yang Ia pegang, sampai dimana jarinya berhenti di sebuah nama perusahaan yang familiar.
“bukankah perusahaan ini yang beberapa kali menawarkan kerjasama pada kita?”
“benar tuan, tapi karena mereka memainkan trik kotor pada laporan keuangannya, jadi saya tidak pernah membalas penawaran mereka”
“sayang sekali, mengapa dia berada di perusahaan yang penuh dengan tikus”
“apa perlu saya menyingkirkan mereka tuan?”
Pria berjas navy mengembalikan ipad tersebut sembari melangkah keluar dari club miliknya.
“lebih dari itu, saya tidak suka ada kotoran berada dekat dengan milikku”
Pria berjas hitam tersebut membukakan pintu untuk bosnya setelah mobil mereka tiba dan setelah memastikan keadaan sekitar aman, barulah dia sendiri memasuki mobil dan duduk di samping pengemudi.
Drrt
Drrt
Pria berjas hitam merogoh saku celananya dan memeriksa pesan yang masuk ke ponselnya.
“Tuan Rafael, Nona Kina sudah sampai dengan aman ke apartemennya”
“hmmm”
Rafael Ravindra seorang pria berusia 33 tahun, memiliki berbagai jenis usaha di berbagai bidang hanya untuk menutupi bisnis gelap yang sudah dia bangun sendiri sejak 10 tahun yang lalu, tiba-tiba tertarik dengan seorang wanita muda yang Ia bawa ke hotel miliknya karena wanita tersebut tidak sengaja muntah ke jas mahalnya.
Ini bukan pertama kalinya seorang pria dewasa sepertinya melakukan hal seperti itu, setiap minggu Ia akan memesan seorang wanita berbeda di tiap minggu untuk menemaninya menuntaskan hasratnya.
Namun baru kali ini dirinya merasa puas hanya dari satu wanita, rasanya dirinya ingin melakukannya lagi dan lagi.
Daniel sebagai orang kepercayaan serta tangan kanan bosnya pun hanya bisa menuruti permintaan tuannya yaitu mencari tahu tentang latar belakang wanita yang terakhir kali dibawa oleh bosnya ke hotel, walaupun di kepalanya penuh tanda tanya tentang sikap bosnya yang begitu penasaran tentang seseorang.
bahkan jika dulu bos nya merasa penasaran bosnya tidak pernah menyuruhnya sampai menjaga dan mencari tahu data tentang orang tersebut.
“bagaimana dengan barang yang saya pesan? Apa sudah sampai?”
“sudah tuan, Vero dan Jimmy sudah berada di pelabuhan sejak sore”
“pastikan barang yang saya pesan sampai dengan utuh tanpa lecet”
“baik Tuan Rafael”
***
Pukul 11.45 siang
Kina merenggangkan tubuhnya yang sudah hampir setengah hari duduk di kursi kerjanya.
setengah pekerjaannya hampir selesai dan 15 menit lagi akan menuju jam istirahat, kedua matanya memandang sekitarnya dimana beberapa rekan kerjanya bersantai dengan ponselnya masing-masing.
Pandangannya beralih pada 2 orang yang berjalan beriringan melewati ruang divisinya, sang manajer marketing (Revan) dan pacarnya (Sarah).
Pria yang Ia sukai dan mantan teman baiknya, melihat mereka yang kini bahagia Kina mengalihkan pandangannya pada ponselnya.
Dulu Ia dan Sarah berteman baik, saat dirinya masih menjadi karyawan baru Sarah banyak membantunya, sampai Ia bertemu dengan Revan dan merasa jika Revan menyukainya karena Revan memperlakukannya berbeda dengan pegawai lainnya.
saat Ia disalahkan Revan selalu membelanya, saat Ia tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya Revan selalu membantunya, saat Ia sedih Revan selalu menemaninya dan mencoba menghiburnya.
Kina begitu senang karena merasa telah menemukan seseorang yang Ia butuhkan selama ini, sampai pada akhirnya Kina selalu bercerita tentang apa yang Ia rasakan pada Revan Ke Sarah.
Sarah hanya tersenyum setiap Kina menceritakan tentang Revan, Kina kira mungkin Sarah tidak tertarik dengan curhatannya karena Sarah tidak pernah menanggapinya, namun ternyata Ia salah.
Malam itu, saat dirinya lembur tidak sengaja Ia melihat Revan dan Sarah saling berpelukan di depan toilet.
“apa tidak apa-apa jika kita mengumumkan hubungan kita?”
“ tentu saja, perusahaan bahkan memperbolehkan”
Sarah menghela nafasnya lelah.
“tapi, Kina....”
“ada apa dengan Kina?” Revan memandang Sarah dengan bingung, dengan cepat Sarah menggelengkan kepalanya dan kembali memeluk Revan.
Kina ya kebetulan melihat dan mendengar apa yang mereka berdua obrolkan hanya mampu membungkam bibirnya sendiri, Ia merasa orang paling bodoh. Pantas saja jika setiap Ia menceritakan tentang Revan, Sarah tidak pernah menanggapinya dan malah mencoba mengalihkan pembicaraan, tapi, itu bukan salahnya kan?
Mengapa Sarah tidak mengatakan dari awal jika dia mempunyai hubungan dengan Revan? Jika saja Sarah memberitahunya Ia tidak akan menaruh hati pada Revan sejauh ini, dan mengapa Revan memperlakukannya dengan berbeda jika dia sudah memiliki Sarah sebagai pacarnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
putri arni
lanjuut kak
2023-11-02
0