Usai membantu Arofah makan malam, Rama pamit untuk membereskan bekas piring ke dapur. Arofah mengiyakan, ia memperhatikan sang suami hingga keluar dari kamar itu.
Arofah merasa tersentuh dengan sikap manis suaminya. Rasa bersalah di hati semakin membesar.
" Dimana Arofah ? " Tanya Hasti mengambil alih nampan dari tangan Rama lalu diberikan kepada Bik Sri, pembantu nya.
" Di kamar Ma, dia terlihat kurang sehat" Jawab Rama , wajahnya tak bersemangat.
" Jangan terlalu memikirkan Rara, kamu harus fokus kepada Arofah . Buktikan bahwa kamu tidak mandol Rama " Hasti menyentuh pundak putranya lembut.
Rama diam, ia gamang sekali. Apakah benar keluarga Rara menilai bahwa dirinya yang mandol, bukan Rara?
Karena kabar itulah Rama bersedia menikah lagi sesuai permintaan Ibunya. Tapi Rama masih ragu, ia tahu Rara dan keluarga besar nya tidak mungkin memfitnah dirinya? Setahu Rama kedua mertuanya itu sangat positifibes orang nya. Tidak pernah berpikir yang tidak-tidak.
" Sudah sana ! kembali lah ke kamar mu! Malam ini adalah milik kalian berdua, kalau perlu jangan berhenti sampai berputik benih " Hasti tersenyum menggoda, Rama turut mengulum senyum meskipun sekerat.
Di lain tempat, Rara melajukan mobilnya menuju ke rumah keluarga besar nya. Ia tidak ingin menginjakkan kaki lagi di rumah pemberian mertuanya itu.
Sakit rasa nya tiba-tiba mereka menikahkan Rama dengan wanita lain, tanpa meminta persetujuan terlebih dulu. Padahal Rara masih istrinya Rama, istri yang diakui secara agama dan hukum.
Rani melihat putrinya berjalan cepat ke arah nya, ia heran. Tumben sekali Rara datang larut malam begini tanpa siapa pun yang menemani.
" Rara"
Suara sang Ibu semakin menghimpit dada, Rara berhambur ke pangkuan Rani. Ia menangis sejadi-jadinya.
Widarto menutup koran yang tengah dibacanya, ia saling bertemu pandang dengan sang istri.
" Kamu kenapa sayang? Mana Rama ? " Tanya Rani yang masih belum tahu duduk perkaranya, tapi insting nya sudah tidak nyaman.
" Mas Rama jahat Ma, dia... hiks hiks... dia menikah lagi " Rara memeluk Rani semakin erat.
" Astaghfirullah... Yang bener kalau ngomong Ra " Rani masih tidak percaya, karena Rama itu menantu yang baik menurut nya.
Rara mengangguk tanpa mengangkat wajahnya dari pelukan sang Ibu.
" Ayo kita kesana " Widarto meletakkan koran ke atas meja kemudian beranjak dari duduknya.
" Nggak usah Pa" Rara cepat mencegah, sisa air matanya diseka hingga mengering.
" Rara baru saja datang ke sana, dan semua ini atas persetujuan keluarga Mas Rama "
Rani semakin tidak percaya jika Hasti dan Wicaksono akan berbuat sekejam itu kepada putri nya.
" Kenapa mereka melakukan itu? " Tanya Hasti.
" Tetap saja alasannya adalah anak Ma "
Rani menghela nafas berat, sakit rasanya jika semua itu benar. Padahal Rani dan Suaminya selama ini tidak pernah mempermasalahkan tentang keturunan, meskipun sebenarnya yang mandol adalah Rama sendiri.
Mereka selalu menjaga perasaan Rama dan sama sekali tidak pernah menyinggung nya. Dan sekarang ini balasan yang mereka dapatkan, Rama menyakiti hati putri mereka Rara.
" Menangis lah sepuasnya Nak, setelah itu tegakkan punggung mu. Papa yakin suatu saat nanti Rama akan menyesal telah melakukan ini semua padamu " Widarto berucap tegas sekali.
" Papa akan telfon pengacara Papa "
Rara terhenyak kaget.
" Papa mau ngapain nelfon pengacara?"
Rani menyentuh tangan putri nya kemudian ia genggam hangat.
" Kau harus bertindak tegas Nak, jangan mau di injak-injak begini " Imbuh Rani.
" No, Rara tidak mau bercerai dari Mas Rama! No! " Rara menggelengkan kepalanya berkali-kali, meskipun hatinya terluka. Tapi cinta nya tetap tidak berubah.
Rara yakin Rama terpaksa melakukan hal ini, pasti Hasti yang sudah merencanakan semuanya. Itulah suara hati Rara yang tersembunyi.
" Terus apa kamu akan diam saja diperlakukan seperti ini oleh suami mu? " Rani ingin menyadarkan putri nya agar tidak dib0d0hi oleh cinta.
Rara diam, sakit dihatinya berdenyut perih. Ia akan menunggu bagaimana Rama akan bertindak? Apakah Rara masih berharga atau memang sudah tidak diharapkan lagi.
" Ya sudah, kau tidur lah disini. Masalah ini kita selesaikan pelan-pelan" Widarto mengambil keputusan secara imbang. Meskipun Rani tidak puas, namun Widarto masih bisa memberikan pemahaman kepada sang istri.
" Kita percayakan semua nya kepada Rara, dia harus mengambil keputusan sendiri dalam rumah tangga nya " Imbuh Widarto setelah Rara pergi masuk ke dalam kamar.
Rani terpaksa mengikuti pemahaman sang suami, meskipun ia sangat tidak rela putrinya disakiti.
___
Rama berpamitan kepada Arofah untuk pergi ke kantor. Arofah mengiyakan, sebagai mana diajarkan oleh ustadz di sekolah. Bila suami berangkat kerja maka Sunnah hukumnya istri mencium tangan suami.
Dan Arofah melakukan hal itu meskipun masih malu-malu. Rama mengecup kening Arofah sebagai balasan.
Semua nampak indah dan sempurna, Arofah melambaikan tangan melepaskan kepergian Rama .
Kemudian ia masuk ke dalam dengan langkah yang masih nyeri.
Hasti menyaksikan hal itu jadi senyam-senyum sendiri. Ternyata benar kata temen nya, obat yang diberikan kepada minuman Rama akan bereaksi seperti setan. Dan lebih buas daripada harimau.
Buktinya! Arofah kesulitan untuk berjalan. Bayang-bayang hadirnya seorang cucu sudah menghantui pikiran Hasti . Ia sangat tidak sabar untuk mendengar suara tangisan bayi.
" Akan ku buktikan kalau Rama tidak Mandol! " Ucapnya yakin.
__
Rama menutup pintu mobil secara kasar, ia berlari cepat masuk ke dalam rumah nya. Tapi sosok yang dicari tidak terlihat kelibat bayangannya.
" Kemana Rara?"
Rama berusaha menghubungi nomor sang istri, tapi tidak tersambung. Tidak ada jalan lain, Rama harus pergi ke rumah kediaman Widarto. Karena hanya di sanalah tujuan akhir dari pelarian sang istri.
Rama sangat mengenal Rara dengan baik, jika ada masalah pasti yang dicari adalah pangkuan seorang Ibu.
Rama cepat keluar, ia kembali mengendarai mobil nya memecah jalan raya.
Begitu tiba, Rama sudah melihat Rara tengah berdiri di balkon. Wanita itu diam menatap alam luas, Rama jadi terenyuh. Pasti semua itu karena ulahnya yang menikah lagi.
" Rara " Seru Rama , Rara tersadar dari lamunannya. Ia menengok ke bawah.
Melihat Rama bola matanya berbinar bahagia, ia gegas berlari untuk menemui sang suami.
Rama pun melangkah cepat masuk ke dalam rumah istrinya.
" Rama , mau apa kau datang kemari?" Seru Rani lantang. Kebetulan Widarto sudah berangkat kerja.
" Emm Pagi Ma " Rama jadi salah tingkah, untung Rara muncul. Wanita itu berlari ke dalam pelukan suaminya.
Rama mencium kening Rara dengan sangat mendalam. Rasa bersalah membuat dirinya sangat merindukan Rara.
Rani tidak tinggal diam, ia mendekati kedua pasutri itu dengan wajah yang tidak bersahabat.
" Enak ya, habis malam pertama dengan perempuan lain, sekarang kamu datang sok bersikap romantis kepada anakku " Rani menarik tangan Rara menjauh dari Rama .
" Ma, saya bisa jelasin Ma. Tolong Ma, saya sangat mencintai Rara " Rama memohon penuh iba.
" Ma, biarkan Rara bicara dulu sama Mas Rama " Rara pun turut memohon kepada Ibunya.
Rani menjeling satu persatu wajah mereka, akhirnya ia mengalah. Membiarkan Rama membawa Rara pulang ke rumah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kasihan Rara kl sebenarnya Rama yg mandul 😣
2023-11-03
0