HARI PERNIKAHAN

Prasetyo duduk menyendiri di sebuah gubuk jerami, saksi bisu percintaannya dengan Arofah sore itu.

Bayangan kemesraan yang mereka lakukan masih membekas di tempat itu. Tanpa disadari, Prasetyo menangisi kenangan indah bersama Arofah .

Ia sangat mencintai Arofah , sehingga ia nekat untuk melakukan nya agar Arofah bisa hamil dan menikahi nya.

Tapi ternyata, Arofah justru menikah dengan pria lain. Orang pribumi yang kaya raya.

Prasetyo tertunduk pilu, ingin rasanya ia berteriak lantang melampiaskan kepedihan hati. Namun suara nya tertahan di tenggorokan, menciptakan ia kesulitan untuk bernafas.

Pria malang itu tergugu , isakan nya terkatup oleh bibir yang merapat erat. Ia tidak sanggup kehilangan orang yang sangat ia cintai selain mendiang Ibunya.

Tawa Arofah , keriangan sang gadis tak mampu ia hapuskan begitu saja. Arofah adalah cinta pertama nya, pelabuhan jiwa dan raganya.

Keadaan tidak jauh berbeda, Arofah meringkuk di sudut kamar nya. Menangis sambil memeluk kedua lututnya. Entah bagaimana ia menghadapi hari esok? Semua buram tanpa masa depan yang jelas.

Sedangkan di tempat lain, Keluarga Wicaksono sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk pernikahan Rama . Hasti lah yang begitu bersemangat untuk segera menjemput mantu. Senyuman lebar selalu tersungging indah di bibir nya.

" Rama... "

Pria berwajah tampan itu menoleh, melihat sang Ibu datang mendekat ia tersenyum tipis.

" Kau sedang melamun apa? " Tanya Hasti, ada sedikit kekhawatiran dengan keadaan putra tunggalnya.

Rama menggeleng lemah, ia nampak berseri-seri.

" Besok adalah hari pernikahan mu Nak, kau sudah siap bukan? "

Rama mengiyakan.

" Jangan terlalu larut dengan memikirkan perasaan Rara, semua ini adalah salah nya juga. Kenapa tidak bisa memberikan Ibu cucu? " Hasti menampakkan wajah kesal.

Bila menyinggung nama Rara, hati Rama langsung terbersit kepedihan yang hanya dirinya yang tahu.

Untuk menyembunyikan ekspresi wajahnya, Rama berbalik menatap langit malam.

Hasti tahu jika ucapan nya telah menyinggung perasaan Rama , ia mengusap punggung putranya dengan lembut.

" Ini juga salah Ibu, karena tidak bisa memiliki anak lagi selain dirimu "

Rama sontak menoleh.

" Ibu, sudah lah " Rama jadi merasa bersalah, ia meraih Hasti ke dalam pelukannya. Hasti yang berpura-pura sedih, tersenyum saat membenamkan diri dalam dada Rama .

...----------------...

" Saya terima nikah dan kawin nya Sitti Arofah Binti Hartanto dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai!!!" Tanpa ragu Rama mengucapkan kalimat suci di depan penghulu dan sanak saudara.

" Gimana? sah? "

" Sah! sah! " Jawab saksi bersahutan.

" Alhamdulillah.... ( Di sambung dengan doa dari Pak penghulu) "

Arofah tertunduk, ia sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya. Air mata berderai tanpa siapapun tahu.

Kebahagiaan yang dirasakan oleh semua orang yang menjadi saksi pernikahan nya di masjid itu, sama sekali tidak ia rasakan.

Rasa perih juga menyiksa dibagian bawah perutnya, entah apa yang diberikan oleh Mariana tadi ? Arofah dipaksa memakai benda aneh yang dimasukkan ke dalam lubang inti nya.

Untuk memastikan, Mariana sampai menunggu dan melihat nya secara langsung Arofah memakai nya.

Via putus asa, ia berjalan gontai keluar dari masjid. Harapan nya pupus untuk bisa menikah dengan pria yang disukai nya.

Tiba-tiba sekelebat seseorang terlihat berjalan pergi dari halaman masjid. Via tahu dia adalah Prasetyo . Ia gegas berlari mengejar.

Tapi belum sempat ia memanggil namanya, sebuah tangan menutup mulutnya dari belakang.

Via terbelalak, tubuhnya di tarik paksa ke belakang.

" Ibu " Via tidak percaya jika perbuatan nya diketahui oleh Mariana .

" Apa yang akan kamu lakukan? memberi tahu Pras ? "

" Ibu, dia harus tahu " Bantah Via dengan berani.

" Kalau dia sudah tahu? kau mau apa? Apa kamu pikir bisa dengan mudahnya menikah bersama Rama ?"

Via tertegun, ia tidak bisa yakin hal itu akan terjadi. Selama ini Via menyadari jika Rama sama sekali tidak pernah melirik nya. Karena itu dia memilih Arofah yang jauh lebih cantik daripada Via .

" Sudah ibu bilang, nanti Ibu akan Carikan yang lebih kaya dari Rama . Tapi sebelum itu kau harus berbenah diri, operasi plastik kek. Biar tambah cantik "

Via membulat kan matanya, Operasi plastik? Itu memang mimpinya sedari dulu. Tapi kendati Biayanya yang tidak sedikit, membuat Via mengubur mimpi nya tersebut.

" Ibu akan membiayai semuanya, kau akan menjadi cantik! jauh lebih cantik dari Lucinta Luna "

" Benarkah Ibu? Ibu tidak berbohong kan? " Via ingin memastikan kejujuran Mariana .

Mariana menyelipkan anak rambut putrinya di sela daun telinga.

" Kapan Ibu pernah berbohong pada mu sayang? "

Via senang sekali, ia langsung memeluk Ibunya dengan erat.

" Makasih Bu "

Mariana tersenyum puas, akhirnya ia bisa mengendalikan Via agar tidak merusak rencana nya.

___

Usai acara ijab qobul, Arofah langsung diboyong kekediaman keluarga Wicaksono . Dengan berat hati, Arofah pergi meninggalkan Ayahnya.

Ada rasa perih di hati Hartanto , semenjak Arofah lahir ke dunia. Dia tidak pernah tinggal terpisah, dan hari ini Hartanto harus rela melepaskan kepergian putri semata wayangnya itu.

" Jangan lupa minum obat ya Pak, ingat pantangan dari Dokter supaya asam urat Bapak tidak kambuh" Itu adalah pesan terakhir dari Arofah sebelum ia pergi.

Hartanto meremas baju batik yang dikenakan, dadanya berdenyut sakit. Ia seperti telah mengkhianati putrinya itu dengan cara menikah kan demi uang.

" Sudah Mas, jangan nangis kayak anak kecil" Tegur Mariana begitu menyadari kesedihan Hartanto .

Pria paruh baya itu hanya geleng-geleng kepala, ia berbalik pergi masuk ke dalam mobil nya.

Mariana tidak perduli, yang penting baginya sekarang uang transferan akan segera masuk dari Hasti . Karena Arofah sudah sah menjadi istri Rama .

Di sepanjang perjalanan, Arofah berangan jauh. Sesekali air matanya meleleh, ia menyeka menggunakan punggung tangan nya.

Rama tahu kesedihan Arofah , tapi ia memilih diam. Di dalam mobil ini hanya ada dua dan Arofah serta supir pribadinya. Jadi dia tidak perlu lagi berpura-pura tersenyum bahagia.

" Untuk apa kau menangis? "

Arofah tersentap, ia mengeringkan wajah nya dengan cepat.

" Tidak usah sok paling tersakiti, Toh ini semua kemauan mu bukan? "

Arofah bingung dengan ucapan Rama yang kini sudah sah sebagai suami.

Rama tersenyum kecut, sedikit pun tak dipandangnya sang istri. Ia nampak jijik terhadap Arofah .

Arofah yang tidak mengerti kemana jalan pikiran Rama , hanya tertunduk diam. Ia bagai arca yang tak bergeming sedikitpun.

Mobil yang ditumpangi oleh Arofah sudah tiba di halaman rumah besar milik keluarga Wicaksono .

Kedatangan nya disambut hangat, seperti halnya pengantin baru. Arofah mendapatkan banyak hadiah dari keluarga Rama . Perhiasan dan benda berharga lainnya.

Wicaksono memberikan sebuah kunci rumah dan Hasti memberikan kunci mobil.

" Untuk sementara rumah dan mobil ini masih atas nama kami, kelak jika kamu sudah hamil dan memberikan kami keturunan, maka semua ini akan beratas namakan dirimu" Hasti menjelaskan, Arofah tersenyum menanggapi.

Meskipun sebenarnya semua itu tidak lah penting bagi nya.

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

ternyata Mariana dapet duit buat operasi plastik anaknya 😏

2023-10-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!