KEDATANGAN RARA

Usai menerima banyak sekali hadiah, Arofah digiring masuk ke dalam kamar pengantin yang sudah disediakan.

Satu persatu baju pengantin nya dilucuti oleh dua orang pelayan. Kemudian di ganti dengan pakaian haram dinas malam.

Arofah sedikit risih, tapi ia bisa apa? Tangan Arofah gemetaran, ia takut karena sudah pasti akan ketahuan jika dirinya sudah kebobolan.

Arofah mempersiapkan diri untuk menerima segala Consequence nya. Ia siap jika harus dihina dina ataupun diceraikan saat itu juga.

Terdengar suara pintu di dorong dari luar, Arofah menarik kakinya dan memeluk nya erat. Perasaan nya tidak karuan, tubuhnya menggigil.

Rama muncul, pria itu menutup pintu rapat-rapat. Rama merasa hawa dalam tubuhnya memanas, ia kecolongan. Pasti ada seseorang yang telah memberikan minuman energi untuk pria sejati.

Sehingga mengakibatkan tubuhnya gerah dan berenergi. Ia menatap Arofah yang tertunduk sambil memeluk tubuh.

Wajah Arofah manis dan menggemaskan, Rama tersenyum miring. Ia merangkak mendekati gadis yang sudah siap memadu kasih dengan nya.

Tidak perduli dengan hati dan perasaan, Rama menarik Arofah hingga terlentang. Ia kemudian menaiki gadis itu.

Arofah terbelalak, tubuh nya semakin menggigil. Cara ini terlalu kasar, bukan seperti seseorang yang ingin berkasih.

Dengan rakus Rama menyer4ng Arofah , gadis itu berontak. Tapi apalah daya, kekuatan nya tidak sebanding.

Rama sangat gan4s dalam menyalurkan hasrat kelelakian nya. Ia menikmati tubuh Arofah berkali-kali sampai berdar4h-dar4h.

Karena dibawah pengaruh obat, Rama tidak bisa membedakan apakah Arofah masih suci atau pun sudah kebobolan?

Namun noda dar*h di atas sprei adalah bukti yang dipercayai oleh Rama , tanpa harus tahu dari Arofah sendiri.

Di tambah lagi obat yang diberikan oleh Mariana membuat lubang milik Arofah semakin sempit.

Rama terkulai lemas sesudah ******* kesekian kali. Ia sangat kelelahan, sedangkan Arofah pingsan di samping nya.

___

Matahari sudah berada di peraduannya, Arofah pelan-pelan membuka matanya. Ia merasakan sekujur tubuhnya sakit sekali. Sehingga kesulitan untuk bergerak.

" Kau sudah bangun? " Suara tegas namun terdengar begitu peduli. Arofah tidak menanggapi, hanya untuk membuka mulutnya saja ia tidak sanggup.

Rama menyusun bantal kemudian membantu Arofah duduk sambil menyender.

" Maafkan aku " Rama merasa bersalah, sangat bersalah. Ketika ia bangun menemukan keadaan Arofah . Ia meruntuk dirinya sendiri, kenapa ia bisa se kalap itu?

Rama tertunduk sambil membungkus tangan Arofah menggunakan kedua tangannya. Rasa sesal menggelayut dalam diri.

Arofah hanya bisa diam, menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Hatinya berpikir, Apakah ini saat nya dia untuk jujur? Mungkin hal itu bisa mengurangi beban di hati.

TOK TOK TOK

Baru saja Arofah membuka mulut untuk bicara, suara ketukan pintu yang sedikit kasar mengalihkan perhatian.

Rama mengernyit heran, selama ini tidak ada penghuni rumah yang berani mengetuk pintu sekasar itu. Ia gegas pergi mendekati pintu, dan begitu pintu terbuka.. Rama membeku.

Rara menatap suaminya dengan perasaan pilu, ia tidak perduli dengan perkataan Hasti yang ngedumel karena berani datang dan masuk ke rumah itu tanpa ijin.

" Ayo pergi! Disini bukan tempat mu " Hasti masih mencoba untuk menarik Rara , wanita itu seperti patung yang berat sekali. Ia tak bergeming, matanya lurus menukik wajah suaminya.

Rama bingung harus menjelaskan dari mana, posisi nya bagai makan buah simalakama.

" Rara " Wicaksono turun tangan, pria tegas itu berdiri diantara mereka. Sedangkan Arofah tidak bisa melihat apa yang terjadi, ia kesulitan untuk bergerak.

" Pulang lah, esok Rama akan menemui mu "

" Saya mau sekarang! " Jawab Rara tanpa mengalihkan matanya dari sang suami.

" Malam ini adalah malam pertama mereka, tidak baik jika Rama pergi meninggalkan pengantin " Wicaksono menjelaskan, Wajah Rara berpaling menatap Ayah mertua dengan mata nanar. Tega sekali! Hati Rara berteriak perih.

" Ayo Ra " Hasti kembali menarik lengan Rara, kali ini ia sudah mampu mengheret wanita itu.

Tubuh Rara perlahan pergi, tapi matanya terus berusaha menatap Rama yang diam membeku.

Seakan mata itu ingin kan penjelasan detik ini juga. Sedangkan Rama tidak tahu harus bagaimana? Diam adalah jalan aman baginya.

" Dimana Arofah ?" tanya Wicaksono , Rama menggerakkan kepala nya sebagai jawaban.

Wicaksono sedikit mengintimidasi ke dalam kamar, ia melihat Arofah tengah duduk. Wajahnya kuyu sekali.

" Bahagia kan Arofah , dia tidak tahu apa-apa" Wicaksono menepuk pundak putranya kemudian pergi.

Rama diam, karena Arofah tidak tahu apa-apa ia jadi semakin merasa bersalah. Awalnya Rama mengira Arofah sama saja dengan kedua orang tuanya yang hanya menginginkan uang.

Tapi setelah tadi tanpa sengaja Rama membaca pesan singkat Mariana , ia sadar jika dirinya telah salah sangka.

" Arofah ! Ingat! Jangan macam-macam kalau kamu tidak ingin Ayahmu dipermalukan. Jadilah istri yang baik untuk Rama "

Arofah menunggu Rama masuk untuk bertanya apa yang terjadi di luar sana? Tapi saat Rama sudah masuk, ia tidak jadi bertanya karena melihat riak wajah suaminya yang tidak mengenakkan.

Rama lesuh, ia berdiri di dekat jendela sembari menyulut rokok. Hening! Tidak ada yang bersuara.

___

Di rumah Hartanto , ketiga orang penghuni rumah itu tengah makan malam enak dengan berbagai macam menu.

Mariana sangat lahap sekali, sudah lama ia tidak bermewah-mewah seperti ini.

" Bu " Via berucap sambil memakan paha ayam krispi.

Hem??

" Bagaimana nanti kalau ketahuan Arofah hamil duluan? "

Sontak Mariana tersedak mendengar pertanyaan Via . Hartanto pun berhenti mengunyah makanan yang masih ada di dalam mulutnya.

" Kau ini , masih saja bahas masalah itu? " Mariana kesal sekali.

" Ya bukan gimana-gimana Bu, kan kalau pengantin baru pasti akan melakukan hubungan suami istri. Sedangkan Arofah kita tahu dia sudah tidak virgin lagi " Dengan gamblangnya Via mengutarakan apa yang ada dalam pikiran nya sejak tadi.

Alhasil, sebuah tepukan kasar mendarat di jidatnya.

" Aduh Ibu " Via memekik keras, tangan nya mengusap keningnya.

" Sepertinya kau perlu dirukyah" Celoteh Mariana membuat Via mendengus kesal.

Si Ibu melanjutkan kembali santapan makan nya yang sedikit terganggu. Perutnya seperti tidak kenyang-kenyang karena saking lezat nya makanan malam ini.

Hartanto bangkit dari duduknya, disebabkan pikiran yang tidak tenang selera makan nya pun hilang.

Mariana acuh, ia tidak perduli dengan sikap Hartanto yang meninggalkan meja makan sebelum makanannya habis.

" Jangan lupa untuk biaya oplas ku Bu " Via berbisik kepada Ibunya, Mariana hanya berdehem mulut nya sesak oleh makanan.

Via tersenyum, membayangkan saja wajahnya akan berubah cantik setelah oplas nanti, sudah membuat nya kegirangan.

Ada seberkas niat untuk merebut Rama dari Arofah . Via akan membuat Rama jatuh cinta kepada nya hihihi

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

niat nya aja jelek, semoga hasil oplas nya jg jelek 😆😆😆

2023-11-01

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

itu sih rakus bu 🤣🤣

2023-11-01

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

sebaiknya kamu diam saja Arofah, karena Rama jg punya rahasia 🤭

2023-11-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!