II

Maret 2018

sebuah awal yang baru

Anne mengendap endap menyusuri bangunan menempatkan tubuhnya disisi tembok, disisi lain seorang lelaki tengah serius membaca sebuah buku agak tebal di kursi taman tak menyadari jika dirinya sedang di perhatikan gerak geriknya, Anne mengambil kamera di dalam tas mengalungkan di lehernya dan mulai mengambil gambar lelaki yang sedari tadi ia perhatikan, setelah merasa cukup mengambil beberapa gambar Anne berjalan santai keluar dari persembunyianya dengan kamera yang masih mengalung di leher menghampiri bangku taman di sebelah lelaki itu saat hendak duduk sebuah tangan lebar dan kekar menarik tanganya.

"hei apa apaan ini, lepasinnnn sakitt..." Anne menyipitkan matanya meringis kesakitan.

"lepasin gakk sakitttt, woii budek yahh lepasin tangan gue sakitt, mas tolong lepasin tangan saya mas... sakit.." Anne memberontak pergelangan tanganya yang mulai agak memerah membuat airmatanya menetes begitu saja ia tak memeperhatikan siapa yang memegang tanganya ia tak peduli sedangkan tanganya yang mulai kesakitan tak kunjung dilepaskan.

Akhirnya setelah beberapa kali memberontak Anne terbebas, ia terkejut setelah melihat orang yang membuat tanganya perih dan memerah.

"Kemarikan kameramu" cara bicaranya yang mengerikan membuat Anne menunduk tegang.

"Aku bilang kemarikan Nona apa perlu saya mengambilnya sendiri" Muka tanpa ekspresi dan perkataanya yang mengintimidasi membuat Anne begidik ngeri, ia bermaksud melarikan diri tapi terhenti karena Dia sudah terlebih dulu menarik kameranya dan membuat Anne sempoyongan masuk ke dalam pelukan manusia tanpa ekspresi nan mengerikan itu

demgan sigap dia melepaskan kamera dari leher Anne mulai menelusuri beberapa foto, tak lama kemudian dia mengembalikannya pada Anne, memegang tangan anne dan mengerahkan sebuah kartu nama.

"Kalau kau memang tertarik dengan fotografi, sebaiknya jangan mengambil gambar orang lain diam diam, Kau bisa datang ke alamat itu" dia membalikan badanya menuju sebuah mobil hitam.

Anne menyadarkan dirinya dan mulai membalik kartu nama itu disana tertulis :

HENDRY WISSON

FT ENTERTAIMENT

"ooh hmm jadi namanya HENDRY , baiklah gue bisa mencari tau sehebat apa dia" Anne tersenyum jahil meninggalkan taman menuju sebuah parkiran, Sekumpulan orang berbaju hitam bermunculan dari segala arah memberi hormat, seketika Aura Anne berubah menjadi menakutkan dan mengintimidasi.

"Salam Nona, apa yang bisa saya lakukan pada pemuda tadi" Dion sekretaris pribadi Anne menegakan kepala menunggu perintah.

"Tidak ada, cukup siapkan rumah sederhana, motor matic biasa, juga beberapa baju dari kalangan orang biasa, jangan lupa, bawa pergi semua pengawal dari hadapanku mulai sekarang!" Anne berkata lantang dengan senyuman yang tak bisa diartikan.

"Tapi Nona, Apa yang harus saya katakan Pada TUAN dan NYOYA" Dion memberi tatapan memelas.

"tidak ada, biar aku saja yang bilang ke papa dan Mama nanti" Anne melenggang meninggalkan Dion masuk kedalam mobil yang sudah dibukakan pintunya sedari tadi.

Setelah mobil yang Anne tumpangi menjauh 4 mobil hitam mulai melaju mengikuti dari kejauhan.

Anne berhenti di sebuah rumah, tidak... lebih tepatnya seperti sebuah istana bangunanya yang terlihat agak tua memberikan kesan se Elegan Istana Kerajaan banyak patung berdiri di mana mana Di tengah tengah berdiri sebuah air mancur dengan kolam, halaman yang luas berisi aneka tanaman dan bunga yang indah sedangkan lokasinya yang jauh dari perkotaan sehingga menyulitkan siapapun yang mencari tahu dimana tepat lokasi bangunan megah nan kuno itu berada.

"Pah mah Anne pulangg" Anne berteriak dari luar pintu masuk

Semua pelayan langsung berbaris rapi menyambut Nona Mudanya yang baru saja pulang.

"Sayang kamu itu dari mana saja, kenapa kamera usang itu kamu bawa juga" Nala, ibu Anne menuruni tangga dan langsung memeluk putrinya.

"Duh mah, Anne kan habis jalan-jalan, lagian ada apa sama kamera Anne, ini masih bagus kok, dan ini kamera kesukaan Anne mah" Anne membela diri dan duduk di sofa.

"Huh.. iya deh terserah kamu, padahal tiap bulan papa kamu juga belikan kamera baru kenapa yang kamu pakai cuma yang itu" Nala mengambil kamera sang putri dan mulai melihat gambar apa yang putrinya ambil kali ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!