Tidur sekamar

Tia berdiri kebingungan setelah sampai di kamar mandi.

"Kenapa berdiri saja? Kau mau membuatku tidur di kamar mandi," cibir Erwin.

Dengan badan gemetar, Tia terpaksa membantu Erwin membuka baju. Ia tidak mau membuat Erwin marah seperti tadi. Satu persatu kancing baju Erwin terbuka. Tia melakukannya sambil menutup mata dan tangannya menyentuh otot perut Erwin tanpa sengaja.

"Maaf, Tuan."

"Sudahlah, pergi sana! Aku lakukan sendiri. Aku akan mati kedinginan sementara kamu membuka pakaianku," ucap Erwin dengan nada sinis.

Tia segera berlari keluar dan menutup pintu kamar mandi. Helaan napas frustasi acapkali ia embuskan. Baru setengah hari ia berada di rumah itu, tapi rasanya bagai sudah setahun.

Mama, baik-baik di sana. Tia janji akan segera pulang. Tia akan melakukan segala macam agar laki-laki itu sembuh.

Tia duduk di tepi ranjang. Tidak berapa lama, para pengawal itu membuka pintu kamar Erwin. Mereka mengangkat sebuah tempat tidur tanpa ranjang dan menaruhnya di samping ranjang Erwin.

"Itu, untuk apa?"

"Ini tempat tidur Anda, Nona." Salah satu pengawal itu menjawab.

"Apa? Aku harus tidur di sini?"

"Benar, Nona," jawab pengawal.

Hah ... mati aku! Aku tidak akan punya waktu bebas kalau begini.

"Nona, tas pakaian Anda sudah kami bawa, mau ditaruh di mana?"

Tia hanya menunjuk ke atas kasur lantai yang tadi mereka letakkan. Mereka pergi begitu saja dan menutup kembali pintu kamar. Tia menjejakkan kaki berkali-kali karena sangat frustasi.

Ceklek!

Pintu kamar mandi terbuka. Erwin selesai mandi dan memakai handuk kimono. Tia mengerjapkan mata dua kali. Erwin keluar memakai handuk kimono dan duduk di kursi roda dengan sempurna. Hal yang ganjil untuk dilakukan oleh pria lumpuh.

"Pilihkan baju untukku!" perintah Erwin.

Tia masih menganga melihat Erwin. Mereka saling melempar pandangan. Dengan isi pikiran yang berbeda tentunya.

"Hei! Aku tahu wajahku ini sangat tampan, tapi kau tidak aku izinkan menatapku lama-lama. Cepat ambilkan baju!" bentaknya.

Ya, ampun, narsis sekali. Siapa juga yang sudi menatap wajah menyebalkannya itu. Ada yang aneh, tapi apa?

Tia bertanya sendiri dalam hati. Ia masih sibuk dengan pikirannya, hingga ia lupa sedang memilih baju. Ia hanya membolak-balik pakaian dalam lemari.

Erwin merasa kesal dan menghampiri Tia. Gadis itu tidak mendengar suara kursi roda saat berjalan ke arahnya. Hingga akhirnya ia mundur dan menabrak Erwin. Tia terjatuh di pangkuan Erwin. Wajah mereka sangat dekat, membuat jantung kedua insan berlainan jenis itu berpacu cepat. Tia merasakan sesuatu yang mengeras dan bergerak di bawah sana. Wajah Erwin menjadi merah. Sementara Tia segera bangun karena melihat wajah Erwin yang berubah merah.

Gawat! Pasti dia marah lagi. Tapi, tadi itu, apa ya? Kedua tngan Erwin di gagang kursi. Lalu yang bergerak di pangkuannya itu apa?

"Sedang berpikir apa, kamu? Cepat berikan bajunya!" Erwin menadahkan tangan.

"Ini, Tuan. Saya akan pergi menyiapkan makanan," pamit Tia.

Tia pergi meninggalkan kamar Erwin. Setelah kepergian Tia, Erwin mengembuskan napas lega. Pada dasarnya, Erwin memang lelaki yang penuh hasrat pada wanita. Sebelum ia mengalami kecelakaan dan lumpuh, hampir setiap malam Erwin bersenang-senang dengan para gadis di klub malam. Ia sering bermesraan, tetapi ia tidak mau berhubungan intim. Erwin masih perjaka, meskipun ia seorang playboy.

Ini pertama kalinya, hasrat Erwin naik padahal ia dan Tia tidak melakukan apapun. Erwin menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya dengan kuat. Ia harus meredakan hasratnya yang sedang bergejolak.

"Dia terlihat biasa-biasa saja. Apa dia tidak merasakannya? Atau dia terlalu polos? Tidak mungkin! Gadis jaman sekarang mana ada yang benar-benar polos," gumam Erwin. Ia memakai bajunya dengan mudah. Sama sekali tidak kelihatan kesusahan. Sepertinya, ia sudah terbiasa melakukannya sendiri lalu kenapa sedari tadi meminta tolong pada Tia?

******

**Bersambung

Jangan lupa like♥️

terima kasih reader ♥️♥️**

Terpopuler

Comments

Sriginting Ginting

Sriginting Ginting

apa ini hny akal akalan tuan Budi ya

2021-07-12

2

Nadia Oktavia

Nadia Oktavia

lanjut

2021-07-10

2

Sanni Abdillah

Sanni Abdillah

kayaknya erwin pura pura dech .....

2021-07-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!