Solo Revenge

Solo Revenge

Chapter 1 Pembantaian

Malam itu diadakan pesta perjamuan mewah sebagai persembahan keluarga Barnett kepada para perwakilan keluarga besar.

13 keluarga terpandang kerajaan. Hanya saja keluarga Barnett tidak termasuk, melainkan hanya salah satu keluarga kecil yang tergabung melalui segudang prestasi.

Dikarenakan telah berjasa yaitu melahirkan orang-orang berbakat. Generasi muda yang memiliki beragam potensi.

Tak tanggung-tanggung dalam jamuan tersebut kehadiran orang-orang nomor satu dapat mencairkan suasana. Beberapa keluarga juga datang tidak diwakili oleh perwakilan mereka.

Termasuk Raja Fernad yang menyempatkan waktunya untuk hadir dalam perjamuan itu, sebuah perjamuan khusus untuk merayakan keberhasilan ke 100 keluarga Barnett.

"Silahkan Yang Mulia," ucap pemimpin keluarga Barnett merendah sembari membungkukkan badannya, Roberta dengan senyum ramah kepada sang Raja negeri ini.

Sang Raja membalas penyambutan tersebut dengan ramah seperti biasa, namun tidak dengan hatinya.

Di sekitar air mancur lama masih di wilayah keluarga Barnett seorang anak laki-laki berusia 8 tahun tengah dirundung oleh anak-anak lainnya. Berasal dari 13 keluarga besar kekaisaran.

"Dasar anak lemah! Bangun dan hibur kami lebih lama lagi. Kau masih bernafas, kan!!" bentak salah satu provokator perundungan, Carles. Ia adalah anak Sang Raja. Sembari menendang-nendang perut anak laki-laki yang dirundung nya itu.

Carles dikenal sebagai tuan muda jenius yang ahli dalam berbagai sihir kuno.

"Iya, cepatlah. Kami datang jauh-jauh kesini bukan untuk melihatmu berbaring. Kami butuh hiburan ...!" sambung gadis kecil cantik sebaya dengan Carles, di isukan bakal menjadi calon Ratu di masa depan.

Rick seorang anak tanpa bakat yang kerap kali menerima perundungan secara sembunyi-sembunyi oleh anak-anak dari 13 keluarga besar. Selalu mengalami hari-hari yang buruk.

Semenjak ia bersekolah di sekolah khusus anak-anak bangsawan. Akademi sihir tingkat tinggi.

Di tempat perundungan tersebut sangatlah sepi.

Rick kemudian bangun dengan tubuh bergetar hebat, seluruh tubuhnya merasakan rasa sakit. 15 anak-anak disana kemudian melancarkan kembali aksi kenakalan mereka.

Hingga perjamuan itu berakhir tengah malam.

Rick yang lapar tak sempat menikmati sajian perjamuan pun dibuat tidak bisa tidur lantaran perutnya minta diisi.

Ia kemudian beranjak dari tempat tidur berniat mencari sesuatu yang bisa mengganjal perutnya.

"Apa yang sedang terjadi sekarang ini!?" ucap Rick pelan terlihat ia sangat terkejut saat hendak melintasi ruang tengah. Dimana seluruh keluarganya tengah dieksekusi tanpa ampun.

Kini teriakan lirih serta tangis pilu dapat terdengar dengan jelas oleh Rick yang kini menyaksikan sendiri satu persatu anggota keluarganya dibantai oleh orang-orang berjubah.

Sebelumnya ada sihir yang membuatnya tak mendengar jeritan serta rintihan itu.

Akibat suara Rick barusan membuatnya diketahui oleh orang-orang berjubah disana.

Wuss.

Dalam sekejap Rick tertangkap oleh seorang Roque dengan teknik langkahnya, sedetik sebelum ia hendak beranjak.

"Arggh, lepas--" Saat ini Rick mungkin dalam keadaan hidup dan mati. Tubuhnya diangkat setelah lehernya dicengkeram erat hingga wajahnya membiru.

"Tunggu. Lepaskan dia!" titah salah satu orang berjubah yang suaranya tak asing bagi Rick.

Dia kemudian membuka tudungnya, Mengungkap siapa jati dirinya.

" ...Yang Mulia!?" ucap Rick pelan seraya membuka matanya lebar-lebar.

Ya. Sang Raja rupanya ikut andil dalam pembantaian keji ini. Tak bisa dipercaya.

"Kenapa...?" Rick berusaha memaksakan mulutnya yang kaku untuk bertanya, disela posisi terkejutnya ini.

"Bagaimana yaa, kalian ini memang keluarga kecil yang sangat luar biasa. Dan telah berkontribusi banyak serta sangat lama bagi 13 keluarga besar, akan tetapi keluarga kecilmu terlalu pesat dalam hal berkembang," ucap Sang Raja menjelaskan alasan mengapa dirinya ikut serta dalam pembantaian keji ini.

Sedangkan Rick masih mencerna kata-kata barusan, berusaha mencari kesimpulan menurut versinya sendiri.

"Dengarkan baik-baik. Lagian kalian hanyalah keluarga kecil. Tidak pantas untuk memasuki naungan kekaisaran lebih jauh lagi, apalagi 13 keluarga besar. Serta naik lebih tinggi lagi!" Kata-kata menekan itu membulatkan mata Rick.

Entah mengapa sang Raja seakan sangat membenci keluarganya, keluarga Barnett, sementara Rick terus menyelam dalam pikirannya untuk menemukan jawaban.

Namun kenyataan pahit justru menenggelamkannya.

Tak bisa dipercaya bahwa seluruh keluarga Barnett dibantai habis-habisan hingga menyisakan tuan muda tanpa bakat.

Rick menyaksikan sendiri dikala satu persatu orang-orang penting baginya mengalami nasib begitu tragis.

"Aaaaah!!!" Rick meraung tak terima. Ia kemudian menghentikan tangisnya yang sudah mengering tak menitikkan lagi air mata.

Plak.

Rick berhasil melarikan dari genggaman tangan pria berjubah yang sebelumnya memaksa agar Rick melihat pembantaian keji itu.

Pria berjubah tersebut sempat mengejar, namun di cengkal oleh seseorang.

"Sudahlah, dia akan mati dengan sendirinya. Karena aku telah menanamkan racun pembunuh jiwa padanya!" ungkapnya.

Sempat menerima serangan sihir membuat Rick terluka parah. Kini ia masuk terlalu jauh kedalam rimbunan hutan.

Brak.

Tubuh Rick tumbang lantaran tak kuat lagi untuk menahan segala rasa sakit yang diterimanya. Baik luka batin maupun fisik.

Tak lama hujan pun turun dengan derasnya.

•••

9 tahun berlalu, setelah lenyapnya keluarga kecil yang diprediksi bakal masuk kedalam keluarga besar. Dan akan menggantikan salah satu 13 keluarga besar kekaisaran.

"Tuan muda, Yang Mulia pernah menitipkan pesan kepada saya agar siapa saja tak boleh memasuki ruangan ini, terutama anda tuan muda..." ujar Sebas sang penasehat kerajaan. Tengah menasehati Carles untuk tidak sembarangan memasuki ruang singgasana.

Namun Carles tidak peduli, ia tetap melangkahkan kaki menuju ruangan besar nan megah itu, yaitu ruangan singgasana yang sebagiannya terbuat dari emas murni.

Krek.

Pintu ruangan tersebut terbuka, dan alangkah terkejutnya Carles saat mendapati seseorang yang tengah berada disana, dia duduk sembari menyilangkan kaki pada singgasana itu.

Seseorang itu menatap Carles dari sana dengan senyum smirk.

"Oh, apa kabar kawan lama? Lama tak berjumpa heeh," ucap seseorang itu yang akhirnya bersuara dengan senyum sinisnya menatap Carles dari arah singgasana tanpa luput sekalipun.

"Kau!?" Carles terlihat menganga. Ia benar-benar sangat terkejut sekarang.

"Sepertinya ingatanmu tidaklah buruk, baguslah. Karena kita akan bernostalgia masa-masa kecil indah dulu," kali ini seseorang itu berucap diakhiri dengan senyuman ramah. Seperti ada arti terselubung.

Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Rick Arcmendes.

Sebastian emosi ia terlihat benci terhadap pemuda itu. Bisa-bisanya seseorang masuk begitu mudahnya kedalam istana, sedangkan prajurit yang berjaga di luar maupun di dalam terlihat tenang-tenang saja.

Seperti halnya orang itu dapat menembus masuk tanpa diketahui, meskipun penjagaan di luar dan didalam kerajaan sangatlah ketat.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Carles masih menahan emosi, ia emosi lantaran orang yang begitu ia benci telah menodai tempat duduknya. Yang menjadi simbol kepemimpinannya di masa depan.

Dan ada perasaan buruk yang tengah Carles rasakan sekarang ini.

"Itu, aku hanya sekedar mengunjungi teman lama. Lagian kita ini masih teman, kan? Bukannya sebagai teman harus berbagi?" Rick berbalik bertanya. Kini penampilannya berbeda dari sifatnya yang dulu rendah hati dan ceria.

Ucapan Rick barusan mengingatkan Carles akan masa lalunya, ketika ia menindas Rick dengan dalih teman harus saling berbagi.

"Cih, akan ku bunuh kau!!" ancam Carles melotot menatap Rick. Dirinya sudah dipenuhi oleh amarah yang meledak-ledak.

Wosh.

Carles melesat dengan sangat cepat menuju singgasana.

Jleb.

"Argh...."

"Hhhahaha," Carles tertawa begitu puas lantaran telah membunuh seseorang yang bagaikan lalat baginya. Tepat di singgasana.

"Astaga ..." Sebastian mengeluh lantaran ia akan berhadapan nanti dengan Yang Mulia, disebabkan oleh perbuatan tuan muda yang kini membunuh seseorang tepat di singgasana.

"Bagaimana rasanya kembali mengenang masa lalu, apa membuatmu ingat dengan perbuatanmu dahulu?" tanya Rick yang entah mengapa masih bisa berbicara santai, meskipun perutnya telah tertusuk oleh sebuah pedang sihir.

Carles bergeming ekspresi terkejut dan dalam sekejap keadaan kembali seperti semula, sebelum Carles menusuk Rick.

"Hehe mari kita bermain-main terlebih dahulu.."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!