Chapter 5 Watak Asli Sofia

Di hari ulang tahunnya pada usia ke 19, Sofia bersama dengan pelayan kepercayaan rumahnya diarak menggunakan kereta kuda terbuat dari emas.

Harusnya hari ini Sofia mengumumkan pada masyarakat bahwa dirinya memiliki seorang kekasih yang tak ada duanya.

Tampan dan gagah berani, mewarisi sihir kuno serta bakat luar biasa. Serta calon Raja negeri ini, namun sayangnya angan-angan itu akan tetap menjadi angan-angan. Sirna begitu saja.

Kota Andelia adalah kota dengan total penduduk 600 lebih kepala keluarga, sebuah kota bersih nan indah tanpa adanya gelandangan dan pengemis.

Dikatakan kota Andelia sangatlah makmur sehingga segala jenis sumber daya mudah ditemui. Dan sedikitnya jumlah orang-orang tidak berkecukupan.

Bahkan banyak orang-orang dari negeri lain yang singgah sembari menikmati kota nan elok ini.

Sayangnya ada sebuah rahasia tersembunyi dibalik keindahan dan kemakmuran kota Andelia.

Seperti pertanyaan mengapa kota tersebut jarang dijumpai pengemis dan gelandangan?

Jawabannya bukan hanya karena kota tersebut makmur dan sejahtera dari segala bidang, melainkan perbuatan keji bawahan Duke Catlles.

Mereka menangkapi para pengemis dan gelandangan secara berkala lalu membunuhnya.

"Berkah bagi calon Ratu masa depan, berkah bagi calon Ratu masa depan ..." sorak-sorai mereka menghormati serta mengangumi Sofia.

Sofia dikenal sebagai gadis rendah hati suka menolong sesama tanpa pamrih dan pandang bulu.

Memiliki popularitas yang begitu meningkat seiring waktu.

Senyuman manis dan hangat itu terbit dari bibir merah delima Sofia membuat siapa saja mengaguminya.

Para warga pun antusias meramaikan suasana pesta ulang tahun.

Bagi siapa saja akan terpana berkat kecantikan Sofia yang begitu menawan.

"Tolong saya putri, saya belum makan selama tiga hari ini ..." ucap seorang pria berbaju compang camping mendadak muncul dari kerumunan dan mendekati Sofia.

Bahkan menyentuh kulit seputih salju itu dengan tangan kotornya.

Semua orang yang melihat mulai terdiam, seperti menunggu apa tindakan selanjutnya dari seseorang yang mereka kagumi.

"Heem, kasian sekali. Kalau begitu makanlah kue serta daging dari kami, semoga anda puas tuan," ucap Sofia tersenyum simpul terasa begitu hangat memancarkan ketulusan dari perbuatannya tersebut.

"Te-terimakasih Putri," jawab pengemis itu sembari membenahi makanan yang didapatkannya.

Semua orang terkagum-kagum melihat kebaikan sang putri yang bukan sekedar omongan saja.

Lain halnya dengan para pengawal yang terlihat tertegun dengan peluh di dahi. Baru setelah itu mereka memasang raut ekspresi yang dibuat-buat.

"Hidup sang putri! Hidup sang putri!!!" Gemuruh dari mereka menggema, sinar cakrawala pun turut menyinari Sofia atas perbuatan baiknya. Seperti diberkati.

Di sebuah tempat nan sepi pada celah beberapa bangunan, seorang pengemis tengah menyantap makanan lezat dihadapannya.

Liurnya kemana-mana seperti ia baru pertama kali memakan hidangan mewah tersebut.

Dap.. dap.. dap..

Terdengar suara langkah berat menghampiri pria itu, membuatnya secara langsung menghentikan waktu makannya.

Belum sempat menoleh, pria itu langsung dibekap hingga ia akhirnya tak sadarkan diri.

Tubuh pria malang itu pun dimasukkan kedalam peti sihir yang mampu menyimpan sesuatu.

•••

Byurr.

Siraman air sihir terasa begitu dingin membuat pria tersebut terbangun dari keadaan tak sadarkan dirinya.

Pria berpenampilan lusuh serta terdapat noda pada tubuhnya itu membuka mata perlahan seraya beranjak.

Tentu ia kebingungan mendapati dirinya terbangun disebuah tempat minim akan cahaya. Suasananya pun terasa mencekam.

Hanya ada satu jendela sebagai sumber penerangan.

"Sepertinya kamu sudah pulih?" ucap seseorang dari arah belakang, nadanya tak asing bagi pengemis itu.

"Tuan Putri!?" ucap pria itu menganga setelah membalikkan badan. Dan mengetahui sosok bersuara tak asing baginya.

"Haaa baguslah, jika kamu memiliki ingatan tajam," jawab Sofia yang kini berada tak jauh dengan pria itu.

" ... Saya mana mungkin melupakan kebaikan tuan Putri. Pria itu menggaruk tengkuknya "Hanya saja saya tidak ingat jika saya pernah kemari, tempat ini--"

Crak.

"Akhh!!!"

"Ups, tanganku tergelincir maaf."

Empat buah pedang menancap pada kedua tangan bagian tengah serta kaki pengemis itu dari arah belakang.

Barusan pasti terasa begitu menyakitkan, hingga membuat pria itu mengerang kesakitan sampai bulir air matanya keluar.

"Ada apa ini Putri?" tanya pria itu kebingungan, meskipun lukanya ini begitu menyakitkan. Dia berusaha meminta kejelasan.

"Bukan apa-apa. Hmm, hanya saja kamu membuatku kesal karena telah mengotori tanganku ini!" jawab Sofia dengan tatapan tak suka serta mengintimidasi. Membuat pria itu membulatkan mata. Sepertinya dia sadar akan nasibnya.

Beberapa saat setelah Sofia menyiksa seorang pengemis menggunakan sihir pengendalian benda.

Sofia lalu melakukan hal lebih keji daripada perbuatan sebelumnya, yaitu dengan memotong bagian tubuh pria malang itu hingga beberapa bagian.

Menyisakan tubuh tak lengkap serta pemandangan mengerikan bagi si pemilik. Pasalnya Sofia menyuruh pengawal untuk membawa beberapa anjing ke ruangan ini.

Anjing tersebut lalu dengan cepat melahap bagian tubuh itu, disaksikan dengan sangat jelas oleh pria itu dengan tatapan mata kosong.

Pria itu sebenarnya dalam pengaruh sihir tahan rasa sakit hingga 20 persen.

"Hahahaha, inilah akibatnya karena telah membuatku marah. Rasakan akibatnya heeh.." ucap Sofia dengan senyum menikmatinya.

Inilah sifat asli sang putri yang mereka kagumi.

•••

Malam bercahaya penuh bintang pun datang kini menghiasi langit yang gelap gulita. Sofia yang telah selesai mandi berjalan menyusuri lorong.

Dengan anggun ia bersenandung sembari menuju kamarnya.

Hanya menggenakan handuk sebagai penutup badan mulusnya itu.

Knop.

"Hmmph."

Saat ia membuka pintu kamar, seseorang rupanya telah berbaring pada ranjang miliknya. Yang mana membuat Sofia terkejut spontan hendak berteriak, namun tak bisa.

Seperti halnya ada sebuah sihir yang membuatnya tak bisa berteriak.

"Apa kabar tuan Putri, bagaimana kabarmu? Aku sudah menunggumu sejak lama tadi heeh.." ucap pria itu tak lain adalah Rick sembari menunjukkan senyuman hangatnya yang memiliki arti tersirat.

"Ka-kamu Rick, kan!?" Sofia tertegun. Ia rupanya mengenali pria itu.

"Wah.. wah.. ingatan Putri sangatlah tajam yaa, baguslah."

Sahutan Rick barusan terasa seperti Dejavu.

"Emm, apa yang kamu lakukan disini. Bukannya kamu dikabarkan sudah--"

"Mati. Tentu saja berita-berita itu bohong. Buktinya aku ada dihadapan mu sekarang," sela Rick menepis tuduhan barusan dengan obrolan santai.

Namun Sofia tidak langsung percaya begitu saja, ia berasumsi bahwa Rick yang ada dihadapannya sekarang bukanlah Rick yang asli.

Melainkan seseorang yang menyamar untuk maksud dan tujuan tertentu.

"Maaf, tapi aku tidak bisa langsung percaya begitu saja kepadamu."

"Begitu yaa, ah, kalau begitu aku akan membuatmu ingat," sahut Rick cepat.

Sebuah sihir memori, dimana setiap memori pengguna dapat diproyeksikan pada ingatan seseorang secara mendetail. Bahkan ingatan saat masih kecil sekalipun, hal itu berlaku bagi pengguna sihir memori level tinggi.

Hari itu tepat dihari ulang tahun Rick saat ia berumur 7 tahun. Seorang gadis kecil datang untuk merayakan pesta kecil-kecilan ulang tahun tersebut.

Secara rahasia gadis itu mengajak Rick untuk keluar sebentar, lalu menyodorkannya sebuah kado berupa wadah berisi makanan lezat.

Daging asam manis kering, ikan, dan masih banyak lagi hidangan berbahan daging.

"Bagaimana? Apa kamu menyukainya Rick~?"

"Tentu saja, ini sangatlah enak.. glek.." balas Rick membalasnya dengan senyum ceria sembari mengunyah makanannya begitu lahap.

"Hehe.. pelan-pelan makannya, masih banyak nih. Oh ya, lagian daging ini masih segar saat diambil. Meskipun orang itu sedikit kesakitan sih...."

Sejak hari itu Rick tak mempunyai nafsu makan lagi terhadap hidangan berbahan dasar maupun tambahan daging.

Dikarenakan menalar-kan sendiri maksud ucapan Sofia pada hari itu.

"Nah, sekarang apa kau ingat? Kau dulu sangat pintar memasak, hidang mu selalu yang berhubungan dengan daging," ucap Rick menjabarkan.

"Aa iya, aku suka memasak," jawab Sofia gugup.

"Maka aku persembahkan sebuah kado untukmu, sebuah kado yang mungkin membangkitkan hobi mu itu. Lihat, masih segar bukan?"

"Hiiikkkk!!!"

Kado apa yang diberikan oleh Rick kepada Sofia?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!